24

865 49 13
                                    

"Kehidupan baru apa maksudnya, Mas?" Tanya Zihan yang merasa heran.

"Mempunyai keluarga sendiri, lebih tepatnya menikah." Ucap Ahkam dengan lembutnya.

Zihan menjadi diam karena sungguh, jika mendengar kata menikah Zihan saja bingung. Umurnya sudah matang untuk melanjutkan kejenjang yang lebih serius, tapi masalahnya dengan siapa?

🥀🥀🥀

Hari ini bertepatan dengan bertambahnya usia Ayah Zihan, acara kecil-kecilan dirayakan dirumahnya dengan mengundang para karyawan kantornya, keluarga dari almarhumah istrinya, keluarga dari dirinya, keluarga Azmi tentunya, dan Ahkam serta Rehan pun datang.

Mereka turut berbahagia dengan bertambahnya umur Hafiz yang memang sudah berkepala 5 itu, ucapan dan doa yang terus terpanjatkan dari beberapa orang turut menghiasi acara ini.

Senyuman dari Hafiz pun tak luntur dari wajahnya, begitu pula orang-orang yang berada disekitarnya.

Zihan yang sedang mengobrol dengan beberapa tamu undangan selalu memperhatikan Ayahnya yang terus menerus tersenyum, ada rasa haru dan sedih tercampur.

Zihan menghampiri Ayahnya yang tengah berbicang dengan karyawan kantornya.

"Ayah.." panggil Zihan dengan lembut.

Hafiz yang terpanggil langsung melihat ke arah suara.

"Iya sayang, kenapa?" Jawab panggilan Zihan.

"Ayah, Zihan ingin berbicara dengan Ayah setelah acara boleh?" Ucap Zihan.

Hafiz tersenyum memegang pundak Zihan.
"Tentu boleh, atau mau bicara sekarang juga boleh."

"Mmm tidak, Ayah. Nanti saja setelah acara." Ucap Zihan kembali.

"Ah ya sudah kalau begitu."

"Iya Ayah, Zihan izin ke atas dulu."

Hafiz mengangguk sembari tersenyum, tak lupa Zihan pun membalas senyuman itu. Setelahnya Zihan melenggang pergi menuju kamarnya, badannya terasa lelah dengan mempersiapkan semuanya mungkin dengan sedikit merebahkan badannya akan mengurangi lelahnya.

🥀🥀🥀

Canda tawa menghiasi rayaan, obrolan demi obrolan terucap. Azmi yang tengah bersama Hanaz sedang bermain dengan alat main yang sengaja Azmi bawa, mata Azmi melihat sekeliling rumah kediaman Ayah Zihan itu.

Matanya menangkap seorang laki-laki yang kemarin datang ke rumahnya, siapa lagi kalau bukan Rehan. Rehan sama halnya terus memperhatikan Azmi, rasa penasaran Azmi semakin bertambah.

Dan sampai akhirnya Rehan menghampiri Azmi.

"Azmi? Betul kan?" Panggil dan tanya Rehan.

"Iya, saya Azmi."

"Ah baguslah saya berbicara dengan orang yang tepat. Perkenalkan, saya Rehan. Kenalannya Zihan, ya lebih tepatnya temannya Zihan."

Azmi hanya tersenyum sembari mengangguk.

Sorot mata Rehan tak lepas dari Hanaz yang tengah asik bersama mainannya, senyuman manis muncul diri Rehan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir || Azmi AskandarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang