Don't forget for stars and comment, pren
About Stars
Ibarat di fisika, kehidupan itu seperti sebuah frekuensi. Akan ada titik tinggi dan rendahnya. Akan ada titik kebahagiaan dan dukanya. Semuanya akan datang bergiliran sesuai masanya.
Happy Reading
🌟
🌟
🌟( Gerak melingkar)
Leony menoleh ke arah Vania sambil, "Van, jantung gue berdebar kencang."
"Jatuh cinta kali," celetuk Vania asal. Ia tak peduli dengan ucapan Leony yang absurd.
"Jatuh cinta matamu!" sarkas Leony lalu mendorong bahu Vania ke samping kanan.
"Diem deh lo! Masih pagi! Bacotnya tunda dulu."
Kelas XI IPA 1 sangat hening. Suasana masih pagi. Mereka sudah fokus dengan buku yang berada di depannya. Bukan dibaca atau dipelajari. Mereka hanya melihat namun dengan tatapan kosong. Melamun.
Suasana kelas akan berubah jadi mencengkram saat menanti kedatangan guru fisika. Guru fisika bukan guru killer. Tapi cukup menakutkan. Bukan takut dengan wajahnya sang guru karena wajahnya cukup gans. Melainkan takut dengan pertanyaannya. Sang guru selalu memberi pertanyaan yang merumitkan. Mungkin saja sang murid bisa menjawab tapi dengan kejamnya, sang guru malah merumitkan jawaban itu. Al hasil sang murid tambah bingung.
Intinya, saat pembelajaran fisika, murid jadi serba salah. Diam salah, menjawab pun salah. Diam dikira tidak tau. Menjawab pun malah di rumitkan. Hanya fisika, yang udara masuk ke ruang kelas dihitung. Udara tinggal masuk ya masuk aja. Sang guru fisika yang memiliki IQ dan logika yang sangat luar biasa. Bahkan pola mengajarnya pun seperti mengajar mahasiswa. Intinya pembelajaran fisika harus menggunakan logika. Cukup logika.
"Selamat pagi semuanya," ucap seorang guru berparas tampan. Dia tidak mengucap salam karena dia beragama Protestan.
Semua murid yang tadinya menunduk melihat buku langsung mendongak melihat kedatangan guru tampan itu, guru fisika. "Selamat pagi, Pak," jawab serempak.
"Bagus rajin, masih pagi sudah buka buku semua. Kalian terlalu bersemangat belajar fisika. Saya juga semangat ngasih soal soal ke kalian," ucap Pak Daddy dengan senyuman. Entah senyuman tulus, senyuman menyindir, atau senyuman yang lainnya.
Boro-boro rajin, Pak. Gue mah pura-pura rajin. Aslinya dijantung sudah disco. Dredeg broo. Jawab seorang murid laki-laki didalam hati. Dia salah satu murid yang jujur pada dirinya sendiri.
Pak Daddy, sang guru fisika yang berparas tampan. Pemilik logika yang luar biasa. Pemilik suara lembut. Namanya Daddy biasa disebut Dedi. Murid perempuan sering memanggilnya papi Dedi.
"Pagi ini, Saya akan menjelaskan sedikit tentang gerak melingkar." Papi Dedi tak pernah menjelaskan dengan panjang. Ia selalu menjelaskan dengan singkat, sisanya membiarkan muridnya cari penjelasan sendiri. Dari Google atau buku referensi di perpustakaan.
"Pola gerak melingkar beraturan serupa dengan gerak lurus beraturan, bedanya hanya hanya pada bentuk lintasan yang dilalui. Jika di gerak lurus beraturan lintasannya adalah garis lurus, sedangkan di gerak melingkar beraturan lintasannya adalah lingkaran. "
Para murid hanya mendengarkan saja, ada beberapa yang mencatat ucapan papi Dedi.
"Di dalam gerak melingkar ada periode, frekuensi, kecepatan sudut, dan kecepatan linear." Papi Dedi masih menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT STARS
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE Bulan adalah gadis cilik yang tumbuh didampingi dengan trauma masa kecil. Ia memiliki sahabat bernama Bintang, yang selalu menemani dan menghiburnya. Hingga suatu hari Bintang tiba-tiba...