PART W (F.s) | F = 34 N s = 0.5

10.7K 2.2K 64
                                    

Yang sudah terjadi biarlah terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang sudah terjadi biarlah terjadi. Jangan terlalu dipikirkan nanti bisa stres berkepanjangan.

Happy Reading
🌟
🌟
🌟
( sejarah )

Sejak pulang dari perlombaan, Bulan terus kepikiran tentang hasil yang ia dapatkan. Usahanya sudah sangat maksimal. Doa yang ia panjatkan disetiap sujud ketika sholat sudah jadi rutinitas.

Ia sudah membuka mata dari tidur malamnya yang tidak tenang sejak jam setengah empat pagi. Namun, sekarang sudah menginjak jam enam pagi. Tubuhnya masih tertutup oleh selimut tebal bermotif hello kitty. Bahkan suhu tubuhnya terasa meningkat. Bulan cewe pemikir. Jika ia berpikir terlalu keras ia bisa jatuh sakit.

Terkadang manusia suka memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Manusia sering diserang rasa takut yang berlebihan karena harapan. Jadi jangan memikirkan hal yang tak seharusnya dipikirkan. Sungguh itu bisa menguras tenaga dan pikiran. Serahkan saja semuanya pada Tuhan asal jangan lupa berusaha.

Bulan akhirnya membuka selimut tebal yang sedari tadi membungkus tubuhnya. Ia bangkit dari rebahannya. Ia harus tetap sekolah. Sejak SMP Bulan sangat jarang untuk tidak masuk sekolah kecuali terpaksa, meskipun sakit ia tetap sekolah kecuali jika dirinya harus menginap di rumah sakit.

***

"BULLLAAANNNN!!!"

Bulan menghela napas lelah. Jujur dia lelah. Lelah karena apa? Jawabannya semuanya. Ya lelah keadaan, lelah tenaga, lelah pikiran, lelah batin.

Baru saja telapak kakinya mendapak di lantai ruang kelas. Belum juga sampai di bangku. Namun, kedua temannya yang memiliki suara bak sound masjid sudah berteriak. Siapa lagi, kalau bukan Leony dan Vania. Jangan tanya Abel kemana, ia hanya diam sambil tersenyum.

"GIMANA LOMBA LO?"

"LANCAR DONG?"

"SAYA MENCIUM AROMA KEMENANGAN!"

"SAYA MENCIUM AROMA TRAKTIRAN. DONAT GAPAPA DEH!"

Leony dan Vania terus saja berseru. Bulan semakin pusing mendengarnya. Suhu tubuhnya semakin meningkat.

"Kok lo pucet, Lan?" Pertanyaan itu berasal dari Abel.

"Eh iya pucet!" Leony semakin heboh.

"Lo sakit?" tanya Vania. "Lo pucet banget sumpah! Kita ke UKS aja hayukk!"

"I'm fine."

"Fine matamu?!" seru Leony. "Gaeskueen lah ke UKS kalo ga mau kita bertiga masih kuat geret lo!"

Terkesan, Leony paling heboh. Emang biasanya heboh sih.

"Gue gapapa ya gapapa. Gausah maksa!"

Diam. Semuanya diam.

ABOUT STARS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang