Masih dengan senyum di bibirnya, lelaki manis itu menekan tombol reply dan mulai mengetik.
Teruntuk
Pengagum rahasia,Iya gue udah sampai rumah dan keadaan gue baik aja kok.
Makasih juga buat sarannya, setelah baca pesan dari lo gue baru sadar ternyata emang banyak yang belum pernah gue lakuin.
Dan besok gue bakal jalan-jalan, sesuai kata lo. Gue bakal mulai dari lokasi yang paling deket, kafe di depan sekolah. Tolong doain semoga gue ngga ketemu anak-anak sekolah di sana, kecuali kalau lo berani menampakan diri ;)
Sekali lagi, thanks for your advices. Jaga kesehatan juga.
Ps. Fun fact, lo satu-satunya yang ngehubungin gue hari ini, tadi ada yang janji tapi bohong.
Dari,
Sunghoon.Lalu lelaki manis itu mengirimnya dan berniat untuk membersihkan tubuh. Ia masih kesal mengingat Jay yang bilang akan segera mengontaknya namun masih nihil hingga kini.
Hh, andai saja laki-laki itu tahu.
Baru saja Sunghoon berniat untuk meninggalkan ponselnya, notifikasi email yang lain kembali muncul di layar.
Glad kalau emang gue doang yang ngehubungin lo. Jadi, mau ke sana jam berapa?
Pertanyaan itu membuat si manis tersenyum, apa pengagum rahasianya berniat untuk datang dan menemuinya? Lalu Sunghoon mulai mengetik.
Jam 12 siang, pas jam sekolah.
Kenapa emangnya? Lo mau bolos nemuin gue?Lelaki itu kemudian mengirimnya. Tak sampai semenit, ia sudah mendapatkan balasan.
Lo mau gue bolos? Liat nanti aja.
Dua kalimat itu membuat Sunghoon tersenyum. Apa iya ada orang yang rela melewatkan pelajaran hanya untuk menemuinya? Lalu lelaki manis itu pergi mengambil handuknya.
°°°
Pukul 12.09, Sunghoon memasuki sebuah kafe dengan turtleneck hitam dan jaket tebalnya. Lelaki itu kemudian memandang seisi ruangan. Kafe yang hangat. Tidak begitu luas namun suasananya menyenangkan.
Lalu lelaki manis itu mendatangi sebuah rak besar dengan berbagai macam jenis buku disusun rapi. Jemari si lelaki bergerak, mencari buku yang terlihat menarik. Setelah menemukan buku berjudul 'How the World Works: Mathematics', Sunghoon memilih untuk duduk di suatu sudut ruangan dan memesan secangkir teh.
Tak lama setelah itu, perut Sunghoon terasa lapar. Tentu saja, teh tak cukup untuk mengenyangkannya. Ia pun mulai membuka menu dan memikirkan makanan yang sebaiknya ia santap. Sedang sibuk memilih-milih, si manis tak menyadari bahwa ada seorang lelaki yang tengah mendatanginya.
"Kursinya kosong kan?"
Suara familiar itu membuat Sunghoon mendongak. Di depan matanya, ia menemukan Jay masih dengan seragam dan tas ransel menggelantung di satu bahunya.
"Jay? Lo ngapain? Masih pelajaran kan?" kata Sunghoon bingung seraya mengecek jam di tangannya, "Lo bolos?" tanya si lelaki tak percaya.
Sepenting apa urusannya hingga seorang Jay Liandra memilih untuk melewatkan pelajaran?
Lelaki yang ditanya itu hanya menggedikkan bahu, kemudian Jay menarik bangku di depan Sunghoon dan mendudukinya. "Lo udah pesen?" tanya Jay sambil melirik menu di tangan si manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret World | Jayhoon
Fanfiction[romance] [lokal] Tentang seorang lelaki yang menerima surat cinta dari pengagum rahasianya. Namun bagaimana jadinya jika sang penulis surat adalah orang yang dibencinya? ❝Gue denger lo dapet surat cinta, ya?❞ ❝Bukan urusan lo.❞ [!] kata kasar [!!]...