(author pov)
Alin memasuki ruang rawat Alan dengan sekantong plastik yang berisi buah-buahan di tangannya. ia duduk ditepi ranjang Alan. Alan menatap kakaknya dan tersenyum lesu.
"Maafin gua ya kak, gua ngerepotin lu terus," Alan merasa bersalah. Alin membekap mulut Alan dengan telapak tangannya.
"Lu ngomong gitu sekali lagi gua pulang," Alin menatap adiknya tajam. Alan mengerucutkan bibirnya.
"Shhtt." Alan meringis kecil.
"Perutnya sakit?" Alan hanya mengangguk kecil. Alin segera mengambil minyak angin yang berada di nakas, lalu mengolesi nya pada perut Alan.
"Sebenernya ga ngaruh si," gumam Alin.
"Orang sakitnya di dalem, ngobatinnya di luar," Alin mengkerutkan dahinya karna merasa bingung sendiri dengan tindakannya.
Alan tertawa kecil, "gapapa kak, gua kalo abis dipakein minyak angin ngerasa lebih enakkan," Alan mengelus tangan Alin.
"PEMANDANGAN APA INI," Hadi memasuki ruang rawat dan menatap Alan dan Alin heboh.
PLAK.
Aldo menggeplak kepala Hadi dengan buku yang sedang ia pegang. Temannya itu benar-benar tidak tau tempat.
"Ini rumah sakit bukan hutan," ucap Aldo sinis. Hadi hanya cengengesan.
"Alan sakit apa Lin?" tanya Aldo.
"Tukak lambung."
"Apaan tuh? Gapernah denger.." Hadi mengernyitkan dahinya.
"Itu iritasi lambung yg di sebabkan oleh bakteri H.pylori. ditambah lagi Alan kemaren bikin air jeruk. Nah dari air jeruk yg asem itu bisa bikin parah. Dan dia terakhir makan itu siang."
"Makanya Alan bin muhajidin. Jangan pacaran mulu sama bukuuuu!! Cukup kakak lo aja sama Aldo yang pacaran sama buku, lo jangan! Gua udah pusing dikelilingi orang-orang pinter, hiks," Hadi mendramatisir.
"Makanya, udah tau lo dikelilingin orang-orang pinter, harusnya bisa nular! Bukannya malah meratapi nasib!" Ucapan Aldo benar-benar menohok hatinya. Rasa malas pada dirinya selalu muncul saat ia ingin memulai belajar. Jadi salahkan rasa malasnya bukan dirinya.
"Udah lo tidur," Alin berbicara pada Alan. Alan menganggukkan kepala.
"Minjem tangan lo," ucap Alan manja.
"Udah gede masih aja manja," ucap Hadi sinis.
"Iri? Bilang boss."
"Liat aja, ntar kakak lo gua pegang semua," ucap Hadi enteng. Alan melototi sahabatnya itu.
"Apa lo bilang?!"
"Eh maksudnya kalo udah halal hehehehe," Hadi menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"Kayak kakak gua mau aja sama lo," Alan mengambil tangan Alin dan ditaruhnya di pipi. Laki-laki itu mulai memejamkan matanya dan pergi tidur.
"Untung lagi sakit lu," gumam Hadi kesal.
Alin tertawa kecil melihat perdebatan antara Alan dengan Hadi. Alin mengusap-ngusap rambut Alan dengan lembut, hingga akhirnya deru nafas Alan mulai teratur.
Alin melepaskan pelan-pelan tangannya dari genggaman Alan, lalu menatap kedua sahabat adiknya.
"Makasi ya tadi udah bantuin gue. Sorry juga kalian jadi bolos sekolah."
"Gapapa Lin santai aja, tadi kita emang udah niatan mau bolos," ucap Aldo tersenyum simpul.
"Gapapa Alinnn, kita ikhlas kok bantuinnya. lagian Alan kan sahabat kita plus calon adik ipar hehe, gamungkinlah kalo kita ga khawatir. Apalagi tadi Alan ga masuk dan gaada izinnya. Terus tadi tiba-tiba Alin ngabarin kalo Alan pingsan. Kita langsung panik banget."
Alin tersenyum kecil. Dirinya sangat bersyukur melihat adiknya mempunyai teman-teman yang sangat baik.
"Hah.. jadi kangen Sonya."
—————————————————————————–—
Malamnya Alin sedang menyuapi Alan makan. Tapi laki-laki itu terus saja menolaknya dan meminta untuk berhenti.
"Ayo makan, ntar perut lo sakit lagi."
"Udahan kak, paittt," Alan memasang wajah melas.
"Gini deh, kalo lo bisa abisin ini semua makanannya, gua bakal nurutin satu permintaan dari lo."
Mata Alan berbinar, "bener yaaa?" Alin mengangguk.
"Gua mau lu setiap gua peluk ga nolak. Ini berlaku untuk selamanya. Gimana?"
"ITUMAH KEENAKAN DI ELUNYA, MODUS AJA NI ANAK MONYED," ucap Hadi ngegas. Laki-laki itu sangat terbakar api cemburu. Sangat.
Alan tertawa dengan kencang. Ia memang ingin menggoda sahabatnya itu. Ia tau, Hadi pasti akan cemburu padanya.
"Yeuuu, sirik aja ni bapak monyed."
"Gelut ayo Lan," Hadi memasang wajah manis yang dibuat-buat. Alin hanya tersenyum geli.
"Bercanda kak, cukup lu ada di samping gua aja gua udah seneng," Alan merentangkan tangannya, mengkode Alin untuk memeluknya.
Alin tersenyum kecil, "dasar bayi gede," Alin membalas pelukan Alan. Alin mengusap-ngusap punggung Alan dengan lembut. Karna usapan Alin yang membuatnya nyaman, laki-laki itu menggusel-gusel di leher Alin.
"YA ALLAH PANAS BANGET INI YA ALLAH," Hadi mengibas-ngibaskan bajunya. Padahal suhu di dalam ruangan sangat dingin.
"Do pulang yu Do, hati gua kretek-kretek," Hadi memasang muka melas di depan Aldo. Aldo hanya menaikkan sebelah alisnya.
"Ayo kek Do, nih dua orang kakak adek tapi kayak orang pacaran. Ini yang pacarnya Alan apa gua si, berasa jadi selingkuhan gua."
"Sirik aja lu," celetuk Alan.
"Diam!" Hadi menatap Alan sinis. Alan terkikik geli.
Setelah itu Hadi dan Aldo berpamitan untuk pulang karna besok masih harus sekolah.
"Besok jalan mau ga?" Tanya Alin pelan saat Hadi sedang berpamitan dengannya.
Dengan wajah yang berbinar Hadi menganggukkan kepala dengan antusias.
Alan tertawa gemas melihat tingkah pacarnya.
"Yaudah, sampe ketemu besok bayi gede kedua," Alin mengusap pelan rambut Hadi. Seketika hawa di sekitarnya semakin panas.
"WAHH KACAU! KACAU BANGET!"
"Kenapa si lu???" Aldo semakin heran dengan sikap Hadi.
"DO SUMPAH DO, HAWANYA MAKIN PANAS," Hadi mengibas-ngibaskan bajunya. Wajahnya sudah memerah seperti tomat.
"Ada yang lagi ngaji makanya lu kepanasan."
"Sialan."
"Udah ayo balik, mau ngapel," Aldo berjalan duluan sambil melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang sebagai tanda pamitan pada Alan dan Alin.
"TUNGGUIN WOI," Hadi menyusul Aldo. Tidak lupa Hadi melambaikan tangannya dan tersenyum lebar pada Alin.
Setelah teman-temannya pergi Alan menatap kakaknya.
"Lu apain anak orang sampe kepanasan begitu."
"Cuman elus kepala."
"Hmmm pantesan jadi kayak orang cacingan gitu.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alin & Alan (selesai)
Novela Juvenilkisah tentang kakak beradik yang memiliki kepribadian yang sangat berbeda. tapi itu yang membuat mereka menjadi melengkapi satu sama lain. kalo penasaran, lanjut baca aja. siapa tau jadi suka hehe. thankyou, happy reading !