Sixth Shoot

2.6K 290 27
                                    

Di depan mereka seekor srigala dewasa tiba-tiba berbalik badan karena kaget dan berhadapan dengan kedua pemuda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan mereka seekor srigala dewasa tiba-tiba berbalik badan karena kaget dan berhadapan dengan kedua pemuda itu.

Jarak srigala itu tidak sampai tiga puluh meter dari mereka. Telinga binatang itu nampak tegak, matanya berkilauan menakutkan. Tanpa bergerak, dia menggeram.

"Xiao ge, kita dalam bahaya," gumam Wu Xie.
Dia menurunkan senapan yang tersampir di bahunya dan berniat mengarahkannya pada binatang buas setinggi satu setengah meter di hadapannya.

"Terlambat, berlututlah. Kau harus pura-pura mati!" desis Zhang Qilin, ekspresi tenangnya tak terusik.

Wu Xie menurut. Dia berlutut dan menundukkan kepala dalam-dalam, dan mempertautkan kedua tangan di tengkuk. Dia mengintip lewat sikunya dan melihat srigala itu menyerang dengan gerakan sangat cepat.
Binatang itu melompat ke depan sambil menggeram dan memamerkan taringnya. Otot-ototnya menegang di balik bulu yang coklat tebal.

Dengan tiga lompatan bertenaga, dia melewati jarak tiga puluh meter itu. Rahangnya bergerak-gerak garang.
Dengan perasaan ngeri, Wu Xie memejamkan mata. Lalu dirasakannya hembusan udara bergerak cepat di sampingnya.

Zhang Qiling melompat ke depan dengan kecepatan yang sama, tanpa terlihat gerakannya, tiba-tiba saja dia sudah memegang katana yang selalu terikat di pinggangnya. Menyambut serangan srigala itu, Zhang Qiling mendaratkan sebuah tendangan yang kuat lantas menyabetkan pedang pendek di tangannya.

Srigala itu tersentak ke belakang dan moncongnya berkedut. Geraman marah menggema di keheningan hutan. Sekali lagi srigala itu menyerang Zhang Qiling dan dengan gerakan cepat dan lentur, Zhang Qiling melompat dan berputar di atas tubuh beruang lalu kembali menggores punggung binatang itu dengan senjata di tangannya.

Srigala itu meraung marah sekali lagi. Cakarnya yang kuning kehitaman mencuat, panjang dan melengkung berayun. Zhang Qiling mendaratkan kakinya dan berdiri tepat beberapa inchi di depan moncong srigala.

Binatang itu menggeram dan kakinya bergerak-gerak gelisah. Di bawah tatapan tajam dan garang milik Zhang Qiling dia menyadari akan adanya serangan berikutnya. Darah mengalir dari luka goresan pedang di bagian tubuhnya yang berbulu tebal.

Alih-alih mengantisipasi, tiba-tiba srigala itu berbalik lari dan masuk ke hutan. Wu Xie melihat ancaman itu sudah kabur dan ia tersenyum samar.  Sementara Zhang Qiling ragu-ragu sejenak memikirkan kemungkinan binatang buas itu akan datang lagi untuk menyerangku. Tetapi ketika mendengar bunyi ranting-ranting berpatahan di kejauhan, keduanya yakin bahwa srigala itu benar-benar sudah pergi.

Dengan tenang, Zhang Qiling menyarungkan kembali pedang di tangannya. Memutar bahu dan memandang ke arah Wu Xie yang baru saja berdiri menyeimbangkan tubuhnya.

Dia tersenyum tipis, rasa paniknya sudah pergi dan raut wajahnya menunjukkan seolah tidak terjadi apa-apa barusan.
Wu Xie berkata dengan alis terangkat.
"Mari kita berburu rusa."

𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐭𝐢𝐜 𝐇𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang