Fourteenth Shoot

1.7K 224 22
                                    


Wu Xie melompat ke balik semak, mengejar sesuatu yang barusan tertangkap matanya. Dia tidak menemukan binatang apa pun.

"Apa kau membawa senapan di mobil?" dia berteriak pada Pang Zhi.

Sahabat gendutnya itu menggeleng sambil berjalan menghampirimya.

"Paman kedua melarangku. Dia bilang ini bukan acara berburu. Hanya meninjau lahan."

Wu Xie mendesis, kedengarannya cukup bijak untuk tidak berburu di depan hidung dewan pelestarian harimau, tapi berburu rusa tanpa senapan sedikit menyulitkan.

Pang Zhi berdiri di sampingnya, berkacak pinggang.

"Paman selalu saja menghalangi kesenanganku," gumam Wu Xie, menyingkirkan poni yang menutupi matanya.

"Ini demi kebaikan sendiri. Situasi tidak mendukung untuk berburu dan paman sudah menduga bahwa kau secara alami akan dikuasai rasa ingin tahu dan suka berlari-lari ke tempat penuh bahaya."

Wu Xie mengangkat alis, kembali mengeluarkan suara desisan dari sela sela giginya.

''Membosankan," dia mengeluh.

Wu Xie memutar badan, mengawasi paman kedua yang masih berdiskusi di kejauhan, lalu menjelajah dengan matanya, mencari seseorang. Tetapi tidak menemukannya.

"Dimana Xiao ge?" tanyanya tegang.

Pang Zhi menggeleng, dia melihat Liu Sang di sebelah timur sana tengah mengambil foto dan memvlogger.

"Apa dia benar-benar masuk ke dalam hutan untuk melihat harimau melanistik?" gumam Pang Zhi.

Memikirkan kemungkinan itu, Wu Xie merasa dadanya berdesir oleh rasa khawatir sekaligus marah.

Marah karena jika memang Zhang Qiling tour ke dalam hutan, entah kenapa dia tidak mengajak dirinya. Wu Xie tidak menyangka bahwa kesediaannya menjadi kekasih yang baik justru akan membuat martabatnya menurun. Zhang Qiling terlalu menjaganya, menganggap dirinya lemah.

Tergesa-gesa, dia berlari menuju Liu Sang.

Pang Zhi memutar bola mata, sedikit takjub menyaksikan gaya pacaran dua gay misterius itu. Kemarin saling tak peduli, hari ini terlalu peduli.

"Genre filmnya berubah lagi," dia bergumam dan melangkah menyusul Wu Xie.

Liu Sang terperanjat ketika sebuah tepukan mendarat di bahunya. Dengan cepat dia memutar tubuh dan disambut oleh ekspresi tegang Wu Xie.

"Aku tidak melihat Xiao ge, tadi dia bersamamu kan?"

Tidak siap disembur begitu, Liu Sang ikut-ikutan panik. Dia mengangkat telunjuk ke satu arah di balik pepohonan yang lebat dan suram.

"Dia bilang akan melihat-lihat ke sana," dia menjelaskan dengan sederhana, suaranya gugup dan wajahnya setengah memelas, seakan-akan perginya Zhang Qiling ke dalam hutan adalah kesalahannya.

"Paman Jing bilang hutan di sini cukup rumit dan membingungkan," Wu Xie masih mempertahankan nada tinggi.

Melihat wajah Wu Xie yang dipenuhi kekhawatiran, Pang Zhi menepuk bahunya dan berkata,
"Wu Xie, kau berlebihan. Xiao ge bukan tuan putri yang tidak bisa menjaga diri sendiri. Dia akan kembali sebentar lagi. Xiao ge menyukai tantangan," Pang Zhi menjeda sejenak sebelum meneruskan dengan bosan.
"Sungguh jiwa yang merepotkan di balik wajah yang tampan.."

Si gendut mengusap-usap belakang kepalanya, berlagak berpikir.

Wu Xie tertawa kering dan aneh, suaranya rendah dan ringan, seolah itu sejenis cara melepaskan emosi yang tak karuan.

𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐭𝐢𝐜 𝐇𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang