Third Shoot

3.3K 379 43
                                    

Pang Zhi siuman lebih cepat dan dia tak henti mengomel dan mengeluh sambil mengelus-ngelus bagian keningnya yang diperban dan mengeluarkan tetesan darah.

"Astaga! Apa yang terjadi? Di mana ini?" Dia tidak henti berkicau disela desisan dari sela-sela giginya.

"Kepalaku sakit.. aahh! Wu Xie, dimana Wu Xie?" Pang Zhi beringsut turun dari tempat tidur. Tiba-tiba dia menyadari bahwa kakinya lemas dan belum bisa berdiri dengan benar. Rasa ngilu menyerang lututnya. Mungkin saat dia terjatuh dari mobil setelah berjuang membuka pintu, lutut dan kepalanya membentur aspal.

Pak tua pemilik rumah menghampirimya dengan membawa secangkir teh panas.

"Tenang anak muda, kau harus istirahat. Kondisimu masih tidak baik."

Pang Zhi menatap nanar.

"Siapa anda? Ini di mana?"

Lantas sudut matanya menatap sosok tinggi ramping berdiri di ambang pintu.

"Ah, Xiao ge!" Dia berseru gembira. Matanya berbinar.

"Sudah kuduga pasti kau datang menolong kami."

Pang Zhi menyeret langkah dengan susah payah dan melemparkan diri ke bahu Zhang Qiling.

Pemuda tampan itu terpaksa menahan bahu Pang Zhi yang oleng dan nyaris terjerembab.

"Sudah..sudah.." ia menepuk-nepuk bahu Pang Zhi dengan senyum samar yang menenangkan.

"Kau selalu datang tepat waktu," Pang Zhi tertawa.

Zhang Qiling mengangkat alis.

"Kau pasti menolong Wu Xie juga kan? Di mana sekarang pemuda lemah itu?"

Zhang Qiling tersenyum geli dan menggerakkan dagunya ke arah pintu kamar sebelah.

Pang Zhi menangis dengan gaya hiperbolis melihat Wuxie terbaring pingsan dan masih belum siuman.

"Xiao ge..kau menemukan ponselku? Benda itu pasti masih di dalam mobil. Kau mengambilnya?" tanya Pang Zhi sambil membersitkan hidung dengan keras membuat telinga Zhang Qiling langsung berdengung.

"Ya," Pemuda itu mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Ponsel itu dalam keadaan mati.

Pang Zhi merebutnya dengan tidak sabaran dan memeriksa.

"Habis daya! Kau tidak mengisinya? Astaga! Tak ada yang bisa melakukan sesuatu dengan benar.." Pang Zhi menggerutu. Dia memukul ponsel dengan telapak tangan.

"Baiklah! Sepertinya hanya aku yang bisa mengatasi semua kesulitan ini. Kau ambil pengisi dayanya?"

Zhang Qiling menggeleng.

Pang Zhi memijit kepalanya yang kembali berdenyut dan meringis-ringis.

"Jadi bagaimana sekarang?"

Si pemilik rumah menatapnya terbengong-bengong. Dia menuju sebuah lemari dan membuka lacinya yang sudah mengelupas.

"Kurasa kami memilikinya, entah masih berfungsi atau tidak."

Pang Zhi meniup udara dengan penuh kelegaan. Dia melirik Zhang Qiling.

"Kau sudah menghubungi paman kedua?" Tanyanya dengan tatapan menyalahkan.

Zhang Qiling kembali menggeleng.

"Kau lihat! Hanya aku yang bisa menanganinya. Hanya aku... Astaga! Kepalaku sakit sekali.." dia terduduk lemas di sebuah kursi kayu.

"Aku akan segera menghubungi paman kedua begitu benda sialan ini bisa berfungsi..." Pang Zhi menerima pengisi daya yang diberikan oleh pria tua pemilik rumah.

𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐭𝐢𝐜 𝐇𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang