Eighth Shoot

2.4K 278 55
                                    


Satu Bulan Kemudian

Bulan benar-benar bulat sempurna, malam yang indah untuk berpesta di taman dan menurut Wu Xie, halaman rumah paman kedua yang luas cukup ideal untuk acara itu.

Meja-meja bundar ditutupi dengan taplak putih. Gelas-gelas kristal dan peralatan perak yang berkilau-kilau, sebagian hiasan berupa vas bunga atau poci terlihat sangat antik seolah didatangkan dari masa ribuan tahun lalu. Keseluruhan taman dinaungi kanopi dan di tengahnya diatur menyerupai lantai dansa dengan rerumputan hijau dan lampu-lampu kecil yang ditanam di tanah.

Taman itu gemerlap oleh cahaya warna-warni dari lampu-lampu yang digantung diantara pepohonan.
Sudah ada puluhan orang yang datang. Sebagian besar kawan-kawan baik dan rekan bisnis paman kedua.

Para pelayan hilir mudik, beberapa orang berjaga di pintu gerbang.
Malam itu adalah pesta ulang tahun paman kedua yang ke enam puluh lima.

Tidak pernah menyaksikan keramaian dan kemeriahan seperti ini, Zhang Qiling enggan bergabung dan memilih duduk sendirian di sudut halaman yang agak gelap.
Sebuah meja bundar di dekat pohon magnolia pink sudah disediakan untuk Wu Xie dan kawan-kawan.

“Meja ini hanya untuk kita?” tanya Pang Zhi sambal menarik kursi.

Penampilannya sekuno hari-hari biasa. Dia terlihat tidak begitu peduli dengan formalitas dan percaya diri dengan gaya eksentriknya, dan dia begitu teguh dengan gayanya dan tidak akan mengubahnya meskipun dia menghadiri acara ulang tahun Andy Lau.

Wu Xie yang berada di dekatnya menggeleng.
“Tidak. Kawan kita akan datang.”

“Siapa?”

“Liu Sang,” Wu Xie menjawab sambil menarik kursi, duduk santai dan memutar pandang mengawasi keramaian.

“Astaga, anak sialan itu..” desah Pang Zhi.

Pemuda itu terlihat sepuluh kali lebih tampan malam ini, dengan setelan jas berwarna biru muda, wajah pucatnya membiaskan sinar warna warni lampu taman dan aura bahagia nampak jelas menjadikannya terlihat seperti malaikat.

Pemuda itu terlihat sepuluh kali lebih tampan malam ini, dengan setelan jas berwarna biru muda, wajah pucatnya membiaskan sinar warna warni lampu taman dan aura bahagia nampak jelas menjadikannya terlihat seperti malaikat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pang Zhi mengangkat sudut bibirnya. Kagum, bangga sekaligus dengki.

“Apa perlunya berpenampilan sekeren itu,” dia mendesis.

Dia mengambil satu goblet kristal berisi anggur dan meneguknya.
“Kau berniat mencuri perhatian para tamu ?”

Wu Xie menyeringai tapi tidak menjawab. Dia kembali melihat berkeliling.
“Di mana Xiao ge?” tanyanya.

Pang Zhi terbatuk, menaruh goblet dengan keras.
“Sudah kuduga kau akan mencarinya. Mungkin dia belum ingin berbaur, biarkan saja. Aku penasaran sampai kapan dia akan mengisolasi diri seperti anak perawan..”

Wu Xie terkekeh, dia tidak perlu menunggu lama untuk melihat Xiao ge nya malam ini dan ia punya harapan sendiri tentang siapa yang akan duduk menemaninya sepanjang acara pesta yang pasti akan cukup panjang.

𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐭𝐢𝐜 𝐇𝐮𝐧𝐭𝐞𝐫 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang