ANNAYA||O5

56 21 14
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SELAMAT MEMBACA.

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE & KOMEN.

19 FEBRUARI 2021


Annaya sedari tadi hanya melamun. Yang dipikirannya hanyalah 'doain bakal resmi'. Guru yang sedang mengajarkan pun tak dihiraukannya. Ia hanya memikirkan itu saja. Apakah Argiondra akan berpacaran dengan Ranya? Atau hanya asal bicara saja?

"Annaya, maju kedepan buat apa yang saya jelaskan di depan tadi." Lelaki paruh bayah yang tak lain seorang guru yang bernama Pak Anton tersebut sedari tadi melihat Annaya yang tidak fokus terhadap pelajarannya. Annaya masih terhanyut dalam lamunan nya. Para siswa sudah melihat ke arah Annaya.

"Annaya Maheswara!! Bisa dengar bapak?!" Pak  Anton pun berteriak. Seketika Annaya tersadar dari lamunan nya.

"Eh i-ya pak? Ada apa?" Annaya sedikit  kikuk dan Annaya pun melihat di sekitarnya. Ternyata ia sedang menjadi objek kemarahan Pak Anton.

"Apa yang kamu lamunkan? Tau sekarang pelajaran? Apa saja yang saya jelaskan tadi?" Pak Anton memberikan bertubi-tubi pertanyaan. Tentunya Annaya tak tau harus menjawab apa.

"Saya gak tau pak." Pak Anton menghela nafas. Ia takut darah tinggi nya naik.

"Paling mikirin rencana buat Argiondra nya gak jadian sama yang lain haha." Celetuk Sisi salah satu siswa dan ada beberapa siswa yang ikut tertawa atas perkataan Sisi. Sisi adalah salah satu siswa yang paling tidak suka dengan Annaya. Terlebih lagi ia juga suka dengan Argiondra.

"Bacot lo tante girang." Annaya ngegas membalas perkataan Sisi. Annaya dan Sisi saling menatap tajam satu sama lain.

"Diam! Annaya karena kamu tidak fokus di pelajaran saya. Sekarang keluar dari ruangan saya, sampai pelajaran saya selesai!" Pak Anton memberikan hukuman dan tentunya buat Annaya itu adalah keberuntungan. Bisa bolos, bisa makan sepuasnya.

"Baik pak." Annaya pun melangkah pergi dari kelas. Annaya langsung menuju rooftop.

Annaya sudah berada di rooftop. Annaya selalu menghela nafas dan merasakan angin yang begitu sejuk.

"Kenapa angin bisa sejukin orang? Coba aja gue jadi angin, gue sejukin deh tuh kepala Argiondra, biar kata² pedes tuh gak pernah muncul." Annaya bergumam sembari . Sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan gerak-gerik Annaya. Mulai sedari keluar kelas. Sampai berada di rooftop.

'Gue bakal cari tau. Tunggu saatnya.'

┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

Kini suasana di ruang osis sedang ramai. Mereka baru saja selesai berkumpul untuk membicarakan persiapan perkemahan yang akan di adakan dua bulan lagi.

"Ar, lo kemarin kenapa gak nganterin Annaya pulang? Dia nangis di jalan dan hujan²an." Revan langsung menghampiri gue yang duduk, dan dia langsung duduk di samping gue. Gue yang mendengar penuturan Revan sedikit tertegun dan cepat-cepat mengubah mimik wajah gue.

"Ya terus?" Gue menoleh ke arah Revan dengan alis yang diangkat satu, gue berucap dengan tenang.

"Lo laki bukan?! Lo biarin cewe pulang dengan keadaan nangis dan di guyur hujan?!" Revan sedikit berteriak ke gue.

"Kenapa? Lo suka sama dia? Ambil aja. Gue gak peduli dia mau gimana. Dan jangan urusin urusan gue!" Gue hendak melangkah pergi dari ruangan osis tapi berhenti kala Revan bersuara lagi.

"Gue bakal jaga Annaya. Jangan lo nyesel di kemudian hari." Revan pun pergi dari ruangan osis tersebut. Gue langsung mengepalkan tangan gue menahan kesal. Kalo bukan sahabat gue, mungkin hari ini bakal habis di tangan gue. Gue pun langsung melangkah ke kelas Ranya. Karena sudah waktunya istirahat.

Gue lihat Annaya sedang bercanda ria dengan Asya, Adel dan beberapa teman lainnya.

"Wah ada beb Argiondra. Mau ketemu aku yaa?" Sisi menghampiri gue, langsung aja dia bergelanyut di lengan gue. Dan cepat-cepat gue lepas.

"Gak usah caper." Gue berucap dengan datar. Sisi mengepalkan tangannya menahan kesal. Gue sempet melirik ke Annaya dan Annaya langsung melepaskan kontak mata dengan gue. Gue menghampiri Ranya dengan tersenyum.

"Mau makan apa hm?" Gue bertanya ke Ranya sembari mengelus kepalanya.

"Aku mau bakso yaa!" Ranya berucap dengan antusias.

"Yaudah ayo!" Gue langsung tarik tangan Ranya dan keluar dari kelas.

"Kasihan deh, Argiondra nya milih Ranya." Celetuk Sisi menyindir Annaya.

"Helloww. Disini siapa ya yang caper tapi malah di tolak mentah²." Annaya langsung membalas ucapan Sisi. Dan ada beberapa siswa yang tertawa.

"Haha bisa aja anjer. Yang ngomong gak ngotak." Ucap Asya.

"Ngatain kasihan padahal dirinya lebih miris." Ucap Adel menyambungkan. Sisi yang mendengar itu mengepalkan tangannya dengan kesal ia keluar dari kelas tersebut.

┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅


Siswa sedang berlarian ke arah lapangan. Banyak siswa yang berkumpul. Ada sesuatu yang menarik perhatian mereka.

"Eh kesana yuk! Penasaran gue ada apa." Ucap Adel menunjuk ke arah lapangan yang sedang ramai oleh para siswa.

"Boleh!" Gue sama Asya berkata dengan kompak. Dan langsung melangkah ke lapangan. Gue, Asya dan Adel sedikit berusaha untuk merobos kerumunan. Gue sama Asya dan Adel berhasil menerobos kerumuman tersebut. Tapi gue gak bisa lihat wajah mereka. Ada dua orang siswa yang asing satu perempuan satu laki-laki. Mereka kemudian membalikan badan.

Deg!


Deg!



Deg!

Gue langsung tertegun. Dahi serta tangan gue berkeringat. Tubuh gue langsung kaku, mulut gue tiba-tiba kelua gak bisa mengucapkan kata-kata.

"Mereka orangnya!" Gue langsung bersuara, dan tangan gue mengepal. Membuat Asya dan Adel mengerutkan dahi mereka.

┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

BERSAMBUNG....

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAA!! BIAR AUTHORNYA SEMANGAT TERUSS BUATNYA. MAKASIH YANG SUDAH BACA. LOVEEE YOUUU KALIAN🤗💗

ANNAYA||ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang