ANNAYA||O6

53 22 16
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SELAMAT MEMBACA.

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE & KOMEN.

20 FEBRUARI 2021.

Suasana kantin yang ricuh dan siswa yang berlalu-lalang. Kini ada dua sejoli yang sedang menikmati dunia nya. Tanpa melihat sekitarnya.

"Weh yang jomblo bisa apa." Celetuk Zidan menatap Argiondra dan Ranya yang sedang suap-suapan.

"Pacaran kalian?" Kini giliran Revan yang berbicara. Dan sontak Ranya dan Argiondra menoleh ke arah Revan dan terdapat ada Zidan, Abhiv, Guntur. Dan tentunya mereka semua tau mereka tidak pacaran. Hanya nyaman dengan status sahabat tapi mesra. Seketika Ranya yang tadinya ceria kini wajahnya di tekuk.

"Kalo sama² suka ya ungkapin jangan saling gantung." Celetuk Guntur.

"Hm, liat aja nanti." Baru saja mereka ingin melanjutkan kegiatan makan mereka. Sontak siswa pada berlarian ke arah lapangan.

"Dek, sini dulu." Abhiv menstop salah satu siswa dan menarik tangan siswa tersebut ke arah meja makan tadi.

"Di lapangan ada apa?" Abhiv bertanya lagi pada siswa tersebut.

"Ada murid baru kak, muka nya bukan dari Indonesia kak." Ucap siswa tersebut dan membuat yang berada disitu menganggukan kepalanya. Siswa tersebut pun pergi.

"Mau kesana gak?" Ucap Abhiv kepada Revan, Zidan, Guntur, Argiondra dan Ranya.  Mereka pun setuju dan menuju ke arah lapangan.

"Minggir woyy mau lewat." Asya ngegas dan mendorong hingga sampai di depan ujung. Terlihat ada dua sejoli yang berdiri diantara banyak murid tersebut. Dia menghadap belakang.

"Siapa sih, muka nya gak kelihatan." Adel sudah bersusah payah untuk melihat mereka berdua. Tetapi nihil, dan tak lama kemudian. Mereka membalikkan badan.

Dan......

Deg!

Deg!

Deg!

Annaya membeku, mulutnya tak bisa berkata-kata. Keringat dingin yang membasahi dahi dan tangan.

"Mereka Syela dan Rangga!" Celetuk Annaya tangannya seketika mengepal. Matanya menatap tajam ke arah Syela dan Rangga. Syela dan Rangga yang mengetahui ada Annaya pun mati kutu. Mereka menegang. Annaya sontak ke arah mereka berdua. Asya dan Adel mengerutkan dahi mereka tanda tak mengerti. Banyak pertanyaan yang terlintas di pikiran mereka berdua.

Kini Annaya sudah berdiri di depan mereka dengan tatapan tajam dan dalam. Syela dan Rangga sudah menelan saliva mereka. Takut semuanya akan terbongkar.

"Kenapa lo ke Indonesia?! Setelah lo hancurin gue?! Lo ke luar negri dan setelah 3 tahun lo balik ke sini?! Balikin semuanya Syela, Rangga!!!"

Plak!

Annaya sontak memegang pipinya dan menoleh siapa yang menampar dia. Para siswa seketika terpekik. Argiondra menampar Annaya? Apa salahnya?

"Lo ngapain ngebentak mereka?! Disini lo yang salah! Lo yang bunuh Sheila tepat di depan mata gue! Lo gak nyadar diri bitch?"

Plak!

Annaya menampar Argiondra dan siswa yang berada di lapangan kembali terpekik. Mata Annaya sudah memerah tangannya mengepal. Air matanya sudah jatuh membasahi pipi nya.

"APA LO BILANG HAH??!! CUKUP AR!! CUKUP LO SELAMA INI HINA GUE, NUDUH GUE, CUKUP!!! GUE CAPEK AR!! SUNGGUH!! GUE BUKAN BITCH!! JANGAN SAMPAI GUE BENCI LO UNTUK SEDALAM-DALAMNYA. SUATU SAAT LO BAKAL TAU SEMUANYA!!" Annaya sudah tak bisa membendung unek-unek nya selama ini. Annaya sudah menangis dan pergi dari lapangan tersebut. Argiondra sedikit membeku.

"Gak seharusnya lo gitu, Ar! Dia itu perempuan. Lo malah nampar dia." Revan yang tadinya sudah menahan kesalnya pun tak bisa lagi dia tahankan. Revan pun pergi menuju Annaya.

"Ck. Masalah mulu. Yang lain bubar!!" Abhiv pun bersuara membubarkan para siswa yang masih kumpul di lapangan tersebut. Asya dan Adel yang ingin pergi menuju Annaya pun ditahan oleh Abhiv.

"Biarin dia sama Revan. Revan gak bakal macam²." Abhiv menyakinkan Asya dan Adel yang mulai khawatir.

"Lo bodoh, Ar!" Asya pun pergi dari sana.

"Jadi laki jangan jadi banci!" Adel menyambungkan dan pergi menyusul Asya. Kini suasana hening.

"Udahlah. Ar, gue harap kelakuan lo bisa di kendaliin." Ucap Abhiv dan pergi dari sana. Zidan dan Guntur pun menyusul Abhiv. Kini tersisa Syela, Rangga, Argiondra dan Ranya.

"Maaf gegara kami. Kalian harus berantem." Rangga kini membuka suaranya.

"Gak papa. Maaf kesan pertama kalian gak enak disini." Argiondra merasa tidak enak oleh Syela dan Rangga.

"Apa kabar kalian?" Ranya yang sedari diam kini membuka suaranya.

"Kita baik kok. Yaudah kita permisi dulu ya." Syela dan Rangga pun pergi dari lapangan tersebut. Dan Argiondra, Ranya pun pergi menuju kelas Ranya.

┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

Kini seorang gadis sedang menangis di rooftop.

"Hikss jahat hikss. Lo jahat, lo bukan Argiondra gue lagi. Jahat hikss. Kenapa? Kenapa harus gue?! Kenapa hikss?!" Gue nangis menumpahkan semuanya disini. Dan tiba-tiba saja ada yang menarik dan membalikan badan gue dan memeluk tubuh gue dengan erat.

"Nangis aja, keluarin semuanya. Gue ada disini." Kak Revan menenangkan gue yang masih terisak.

"Hikss.... Kak Revan. Gue capek.... Gue... gue gak tau... harus gimana hikss." Gue nangis di dekapannya Kak Revan. Kak Revan pun melepaskan pelukannya, Kak Revan menangkup wajah gue.

"Udah? Jangan nangis lo jelek tau kalo nangis." Tangis gue sedikit reda. Dan Kak Revan malah bercanda.

"Ishhh, kok.... malah bercanda." Ucap gue masih sesengukan. Kak Revan lihat gue malah senyum.

"Gemess banget sih, hidung lo merah, muka lo merah. Lucuu." Revan tersenyum geli dan mencubit pipi gue dengan gemas.

"Aww sakit ih, Kak Revan." Gue terpekik, Kak Revan malah tertawa. Sedikit-sedikit gue mulai ceria lagi dan melupakan kejadian tadi.

Sedari tadi ada seseorang yang melihat adengan mereka. Kedua tangan tersebut mengepal seketika melihat mereka berdua. Dan orang tersebut pun pergi meninggalkan rooftop dan dua sejoli yang lagi menikmati dunia nya.

┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

BERSAMBUNG ....


JANGAN LUPA VOTE & KOMEN.

SEMOGA SUKA YAA DENGAN CERITANYA. SEE YOU SAMPAI CHAPTER SELANJUTNYA🤗🤗

ANNAYA||ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang