FOLLOW DULU SEBELUM BACA YUKSS. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAAA.
STOP PLAGIARISM‼
KENA KARMA MAMPUS LO‼
Sebuah kesalahan pahaman masa kecil, hingga membuat perubahan yang sangat besar hingga beranjak dewasa. Annaya Maheswara yang kini harus melewat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SELAMAT MEMBACA.
JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE & KOMEN.
23 FEBRUARI 2021.
Seseorang sedang berada di kamar mandi. Sedang berbicara dengan seseorang lewat hp.
"Ingat, jangan pernah kamu mengungkapkan semuanya! Kalau tidak semua keluarga kamu. Akan habis di tangan saya!."
"Iya tante. Saya paham."
"Asya tungguin gue." Abhiv berlari mengejar Asya yang mulai menjauh. Adel baru saja ingin mengejar Asya dan Abhiv, tangannya di tahan oleh tangan seorang laki-laki.
"Udah biarin. Biar Abhiv yang tenangin Asya. Ikut gue aja." Guntur menarik adel pergi dari sana.
Asya masih saja tidak ingin menoleh. Abhiv terus berteriak namun Asya terus mengabaikannya. Abhiv pun berlari dengan kencang.
Hap!
"Tertangkap juga. Lo kecil tapi larinya kayak kelinci." Ucap habis sedikit ngos-ngosan.
"Siapa yang nyuruh lo ngejar gue, kak?"Asya berdecak. Selalu saja kakak kelas satunya ini gak pernah lepas dari Asya.
"Gak ada. Ikut gue." Belum sempat Asya membalas perkataan Abhiv. Abhiv langsung menarik Asya pergi dari sana menuju ke belakang sekolah. Disana terdapar taman yang indah dan luas. Abhiv pun mengajak Asya ke berdiam di bawah pohon besar tersebut.
"Wah! Jago bener lo kak cari tempat." Mata Asya berbinar kala melihat taman yang begitu indah. Jujur saja ia baru tau ada taman seindah ini!
"Makanya lo nya jangan hibernasi di kelas sama kantin doang." Ejek Abhiv.
"Males." Ucap Asya ketus. Abhiv pun hanya menggelenggkan kepala nya saja. Hening sejenak.
"Sya lo udah punya pacar?"
┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅
Kini gue sama Kak Revan ada di tempat parkiran sekolah. Sontak gue mengerutkan dahi. Kenapa Kak Revan ngajak gue ke sini?
"Ngapain?" Gue tanya ke Kak Revan. Revan yang tau maksud dari itupun langsung mengerti.
"Masuk." Kak Revan membukakakan pintu mobil dan menyuruh gue masuk. Gue masih bingung ini masih jam sekolah? Dan mau kemana di jam sekolah gini?
"Ck. Mau bolos gak?" Kak Revan langsung membuka suara.
"Emang boleh?" Ucap gue menyakinkan lagi.
"Gue Waketos disini. Jadi gak usah takut." Kak Revan berucap dengan nada sombongnya.
"Ew sombong banget bapak waketos." Gue langsung masuk ke mobil. Kesempatan kayak gini tak boleh di sia-siakan.
"Keknya enak nih tiap hari bolos apalagi sama waketos xixixi" batin gue.
Kak Revan pun masuk ke dalam mobil juga. Kemudian menjalankan ke sebuah danau yang indah. Gue sama Kak Revan pun turun dari mobil kemudian menuju tempat duduk yang ada di deket danau tersebut.
"Wah, Kak Revan pinter cari tempat." Mata gue berbinar melihat takjub danau tersebut.
"Lo suka?" Kak Revan menoleh ke gue. Gue pun ikut menoleh. Kami sama-sama terdiam dan menatap satu sama lain. Gue pun tersadar.
"An, lo masih sayang sama Argiondra?" Gue langsung tertegun.
"Kalo di bilang sayang ya pasti. Dia itu pahlawan gue. Tapi... mungkin gak berarti buat sekarang." Gue pun menghela nafas.
Kak Revan menoleh ke gue. Sontak gue pun menoleh ke Kak Revan. Kak Revan memegang kedua tangan gue dan menatap gue dalam.
"Gue bakal menjadi pahlawan lo sekarang."
"
KAK GUNTUR PRADIPTA!!" Seseorang berteriak ke arah motor tersebut.
"Haha, iya ayo naik." Guntur tertawa kemudian memangil orang tersebut lagi. Tapii lagi-lagi guntur menjalankan motornya dengan iseng.
"BODO AH!! GUE MAU NELPON ABANG GUE AJA!!"
"Ehh, jangan Del. Bercanda doang kok. Yaudah sini²" Guntur menghentikan motornya dan turun dari motor menghentikan Adel yang ingin menelpon abangnya tersebut. Sementara adel sudah memasang wajah yang di tekuk.
"Kerjain Kak Guntur enak nih."
"Aduh kak, perut gue sakit hikss." Adel pura-pura menjerit kesakitan. Sedangkan Guntur sudah panik.
"Ehh Adel, lo gak papa?? Kita pulang sekarang ayo!" Guntur panik, Adel terus menjerit kesakitan.
"Akh sakit kak hiksss."
Adel pun terdiam seketika. Guntur dan Adel saling tatap satu sama lain. Dan seketika ituu Adel pun tertawa.
"Hahaha mampuss kak. Wajah lo lucu." Adel tertawa terbahak-bahak, memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. Guntur pun yang tadinya diam langsung sadar, ternyata ia dikerjain oleh Adel.