With You on Board 01

87 13 1
                                    



Membuka matanya dengan perlahan, Wei An mendapati diri berada di ruangan serba putih yang menenangkan dan ada aroma samar disinfektan di udara. Setelah mengamati ruangan tempatnya terbaring, secara bertahap pikirannya kembali jernih. Jelas-jelas dia berada di sebuah bangsal. Wei An terkejut, matanya terbuka lebar, dengan spontan dan sangat cepat dia melonjak. Rasa sakit menyerang tubuhnya secara tiba-tiba menyebabkan dia hanya mampu terduduk di ranjang.



Menoleh ke luar jendela, dengan cahaya keemasan matahari menyiram hijaunya dedaunan, terlihat sangat indah pada pantulan mata Wei An.



Mengapa dia belum mati?



Seharusnya Wei An berada di dalam mobil yang meluncur ke dalam jurang bersama kedua orang tuanya ketika pulang dari rumah sepupunya, mati karena ledakan mesin mobil atau mengalami kondisi yang sangat buruk dan mengenaskan, bukan seperti ini. Menoleh ke samping, kepala ranjang itu tampak sangat asing. Layar LCD ultra-tipis menunjukkan data dirinya yang sedikit aneh. Dia memperhatikan dengan cermat dan tak bisa menghentikan rasa terkejut, tanggal di sudut kanan bawah: Thelxinoe 2145, 30 April.



Menyingkapkan selimut dengan kasar, Wei An bangkit dari tempat tidur dengan tubuh yang masih sangat sakit. Mungkinkah dia selamat dan mengalami koma? Akan tetapi, tidak mungkin dia tidak sadarkan diri selama seratus tahun lebih sedangkan kulit kakinya yang mencium lantai tampak masih kencang.



Mengabaikan kondisi tubuhnya, Wei An memaksakan diri untuk berjalan keluar. Langkah pertama dapat ditangani dengan baik, tetapi kakinya seperti kehilangan kekuatan pada langkah berikut. Terkilir ke kiri dan seluruh tubuhnya jatuh ke depan.



Waktu yang tepat, ketika tubuhnya nyaris menyentuh lantai dingin, seseorang masuk dan segera meraih tubuh Wei An dengan satu tangan dan membalut pinggangnya di tangan yang lain. "Hati-hati," ucap pemuda itu dengan tenang ketika mulai membawa tubuh Wei An ke sisi tempat tidur.



Wei An tidak repot-repot membalas perkataan pemuda itu, dia mendesis merasakan pergelangan kaki kiri yang terasa sakit. Rasa sakit yang sangat nyata, bukan mimpi seperti yang terlintas di benaknya beberapa saat lalu. Wei An menjatuhkan pandangan pada seseorang yang telah menolongnya, pemuda itu berjongkok di depan kakinya dan mulai melakukan pergerakan kecil untuk memeriksa kaki itu.



Pemuda yang terlihat sedikit garang dengan penampilan urakan khas remaja labil, Wei An dapat menebak jika usia mereka tak terpaut jauh.



Meng Qi, pemuda yang bersama Wei An, mendongakkan kepala untuk bertemu tatap dengan manik coklat bersinar di atasnya. Senyuman tipis tersungging di bibirnya mengiringi ucapan yang dimuntahkan, "Tidak ada yang serius, hanya semalam dan sakitnya hilang."



Anggukan kecil diberikan Wei An sebagai jawaban, masih merasa bingung dengan semua kejadian yang dialami. Pada matanya terefleksikan dengan nyata perasaan itu, tapi mulutnya enggan bertanya terlebih pada sosok asing, dia tidak mengenali pemuda itu juga tidak mengetahui tempat ini. Semua terasa aneh hingga rasanya dia tengah berada di dunia lain. Dalam beberapa novel yang dibaca, memang ada cerita mengenai kelahiran kembali, tapi tidak menyangka hal itu akan dialami olehnya secara nyata.



Mendapatkan pemikiran seperti itu, ketegangan dalam dirinya perlahan memudar walaupun masih menyisakan tanda tanya.



Meski air muka Wei An tampak datar dan enggan untuk mempertanyakan apa-apa, tetapi Meng Qi jelas-jelas menangkap kontemplasi di mata jernih itu. Merasakan kebingungan yang terselip pada sosok Wei An, dia pun memutuskan untuk memberi penjelasan dengan singkat. Berdiri beberapa langkah ke belakang dan memberikan atensi pada sosok Wei An. "Hei," panggilnya.



Wei An memberikan perhatiannya dengan wajah yang masih tanpa ekspresi.



"Wei An, maafkan aku. Aku tidak sengaja menabrakmu ketika belajar mengendarai mobil."



Secara bertahap air muka Wei An mengalami perubahan, ada riak di manik matanya. Reaksi itu memberikan kesalahpahaman pada Meng Qi, rasa bersalah kian membesar di lubuk hatinya. "Maafkan aku," katanya lagi. Meminta maaf untuk alasan yang tidak benar-benar dia ketahui kesalahan apa yang diperbuat.



Wei An sendiri menggelengkan kepalanya dengan pelan berusaha menormalkan ekspresi. Kali ini dia dikejutkan lagi oleh sebuah kenyataan lain, namanya tidak berubah. Wei An adalah namanya di kehidupan sebelumnya dan sekarang dia memakai nama yang sama. Mulutnya terasa gatal untuk tetap bungkam, sehingga Wei An melayangkan tanya yang mengacu pada namanya, "Dari mana kamu tau?"



Untuk beberapa saat logika Meng Qi tersendat, sedikit tidak memahami jalur pertanyaan yang terlontar padanya. Namun, pada detik berikutnya dia mampu menangkap maksud itu. Tersenyum kecil, dia mengangkat tangan kiri dan menekan jam tangan pada pergelangan tangan. Sinar biru yang lembut muncul, di arahkan pada wajah Wei An. Hanya sedetik maka layar hologram menampilkan fotonya lengkap dengan identitas dan semua artikel terkait.



Kekaguman tidak bisa ditutupi dari mimik wajah Wei An, meskipun berasal dari keluarga kaya dan dunia tempatnya tinggal sudah modern, tapi alat seperti itu sangat jarang dijumpai. Bahkan belum benar-benar diproduksi secara resmi karena masih pada tahap penelitian. Wei An mulai memikirkan tentang betapa majunya dunia ini.



Melihat reaksi pemuda di hadapannya, Meng Qi segera merogoh saku jaket dan mengeluarkan sebuah jam tangan, menyodorkan benda itu pada Wei An. "Punyamu."



Pihak lain memberikan tatapan tak terbaca. Mula-mula melirik pada benda di tangan Meng Qi, lalu beralih pada wajahnya yang mulai terasa kaku dengan senyum kikuk. "Aku tidak memeriksa apa pun. Itu terkunci oleh sidik jari," jelasnya.



Wei An mengangguk, menerima jam tangan tersebut dan memperhatikan dengan saksama. Melingkarkan di pergelangan tangannya dan mulai mempelajari cara penggunaan. Seorang wanita memasuki ruangan tersebut untuk berbincang-bincang dengan Meng Qi mengenai kondisi Wei An, tapi sosok yang tengah menjadi buah bibir itu tidak peduli dan tetap fokus pada jam tangannya.



Setelah menyelesaikan tugasnya, wanita itu keluar meninggalkan mereka berdua. Meng Qi mendekati Wei An kemudian menjelaskan tentang keadaan pemuda itu, bagaimana kondisinya juga apa saja yang harus dilakukan dan dihindari selama masa pemulihan.


"Setelah melakukan pengecekan terakhir sore nanti, kamu sudah bisa pulang," Meng Qi mengatakan sesuai dengan penjelasan wanita tadi.



Untuk ke sekian kalinya, ekspresi di wajah Wei An menampilkan kebingungan yang berujung salah paham pada diri Meng Qi. Wei An memikirkan tentang rumahnya di dunia ini dan tidak bisa untuk tidak merasa khawatir mengenai itu, sedangkan Meng Qi berpikir jika pemuda itu memikirkan mengenai caranya pulang sehingga dia menawarkan diri untuk mengantar. "Aku yang bertanggung jawab mengirimmu kembali."



Ketegangan otot-otot wajah Wei An berangsur memudar setelah mendengar itu. Namun, di detik selanjutnya dia memberikan pertanyaan, "Kamu tahu?" Mengacu pada alamat rumah Wei An.



Meng Qi tertawa agak keras hingga matanya menyipit terimpit kelopak mata, kemudian berseru, "Siapa yang tidak mengetahui tentang keluarga Wei yang super kaya itu, mesin pencarian di tanganku pasti bisa memberikan jawaban pasti tentang letaknya."



Wei An terkesiap. Memangnya seberapa kaya keluarganya? Jika mereka memang kaya, maka tidak perlu bagi Meng Qi untuk mengirimnya pulang. Tinggal melakukan panggilan suara, maka akan ada seseorang yang menjemput ke rumah sakit, tapi faktanya bahkan tidak ada yang memanggil nomornya. Wei An yakin dia sudah meninggalkan rumah lebih dari sehari jika dilihat dari keadaan, seharusnya keluarga itu merasa khawatir dan melakukan pencarian.



Mengenyahkan pemikiran negatif, Wei An berterima kasih pada Meng Qi dan mereka melakukan pembicaraan ringan untuk mengisi waktu sebelum dokter datang. Saling bertukar ID dan mengikuti akun satu sama lain pada aplikasi Moment. Untungnya, di masa lalu Wei An bukanlah sosok yang gaptek dan susah mempelajari sesuatu sehingga mudah baginya menyesuaikan diri.





To be continued ....

Note : Moment adalah aplikasi sejenis Instagram.

WITH YOU ON BOARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang