WYOB 10

20 5 0
                                    


Tak lama setelah menghubungi dan memaksa Meng Qi melakukan sesuai permintaannya, Wei An disambut dengan beberapa koper berisi pakaian di ruang tamu. Tiga orang pria dewasa berdiri di sisi koper tersebut. Salah satu dari mereka tampak menggunakan pakaian berkelas, dua orang lainnya berdiri di samping agak belakang. Mereka berbincang-bincang kecil, lebih terlihat seperti atasan dan bawahannya.

Berjalan dengan canggung, tapi wajahnya berseri, Wei An mendekati orang-orang itu.

Yang berpakaian mahal lebih dulu menyapa, “Halo, Tuan Yan An!”

“Eh!” mendengar panggilan itu membuat Wei An diliputi bingung dan bahagia. Apa Yan Huai sudah menyukainya?

Belum lama dia terhanyut dalam kubangan kebahagiaan, suara tawa yang nyaring menggema di seluruh ruangan.

Pria yang sama tertawa terbahak hingga mata gelapnya menyipit. Postur tubuhnya tidak lebih tinggi dari Yan Huai, tapi tetap saja Wei An jauh di bawah. Jadi, ketika laki-laki itu berada tepat di hadapannya, ia harus mendongak. “Aku hanya bercanda,” ucap orang itu setelah menghentikan paksa tawanya.

Xiao Hao, nama pria itu, adalah anak dari adik ibu Yan Huai. Sehingga mereka memiliki hubungan kekeluargaan, lagi pula Xiao Hao merupakan satu-satunya keluarga yang dekat dengan Yan Huai. Dapat diandalkan dan bisa dipercaya, tidak seperti kebanyakan keluarga lainnya yang hanya menginginkan keuntungan di pihak mereka. Karena sifatnya yang bertolak belakang dengan Yan Huai, dia dijadikan tangan kanan dan sering bertugas menggantikan Yan Huai dalam beberapa kepentingan.

“Aku tahu.” Wajah Wei An berubah jelek. Bibir mencebik dan tatapan mata malas. Melangkah maju mendekati tumpukan barang, menunjuknya. “Ini barang-barang untukku, ‘kan?” dia bertanya pada sembarang orang.

Dari arah belakang, Xiao Hao kembali menyahut, “Tidak salah, tapi tidak benar. Sebagian milikmu dan lainnya pesanan khusus untuk Yan Huai.”

Meskipun memiliki hubungan darah dengan Yan Huai dan dibesarkan bersama, tapi temperamen keduanya jauh berbeda. Xiao Hao adalah sosok yang periang dan banyak bicara, lebih suka suasana ramai, mudah berbaur dengan banyak orang. Sangat berbanding terbalik dengan Yan Huai. Mereka seperti energi yin dan yang.

Yan Huai menuruni tangga dan berjalan ke arah ruang tamu dengan tenang. Pakaiannya sudah berganti, terlihat segar dan sangat tampan. Pada sorot matanya hanya ada Wei An yang sibuk memisahkan barang-barang, Xiao Hao berdiri tak jauh dari remaja tersebut, tapi Yan Huai sama sekali tidak menggubris kehadirannya. Lalu, Xiao Hao terbatuk kecil untuk membuat keberadaannya terdeteksi.

“Aku di sini, tapi kamu bahkan tidak menyadarinya. Terlalu fokus pada adik kecil ini,” protes Xiao Hao sembari menepuk pundak Wei An. Membuatnya mengalihkan perhatian pada Yan Huai.

“Yan Huai, bukankah ini terlalu banyak?” Wei An mengajukan pertanyaan. Menunjuk pada tumpukan koper yang sudah dipisahkan oleh dua orang pengawal Xiao Hao.

Menggelengkan kepala pelan, nyaris tak terlihat, Yan Huai berkata, “Buka ransel ruang angkasamu!”

Wei An mengangguk, menekan tombol di belakang permata kalungnya. Dua garis vertikal setinggi satu meter muncul di depan Wei An, berdempetan seperti huruf sebelas. Ketika dia memisahkan kedua garis tersebut, ruangan seluas dua puluh meter kembali membuatnya tercengang.

Yan Huai memerintahkan dua pengawal untuk memasukkan barang-barang Wei An ke dalam ransel ruang angkasa dan menyusun sesuai kegunaannya. Barang yang kemungkinan akan dipakai selama dalam pesawat ruang angkasa ditaruh terakhir, supaya mudah diambil jika diperlukan.

Barang-barang Yan Huai pun dimasukkan ke dalam ransel ruang angkasa miliknya. Berbeda dengan Wei An yang berisi pakaian dan keperluan primer serta sekunder lainnya, Yan Huai justru membawa beberapa senjata yang ditempatkan di kotak hitam. Untuk jaga-jaga jika ada sesuatu yang buruk terjadi.

WITH YOU ON BOARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang