9

410 47 3
                                    


.
.
.

Taeyong, Ten, dan Jungwoo saling terdiam satu dengan yang lain, kecuali Taeyong. Mereka semua sibuk dengan dunia masing-masing, jika Ten sedang mengeluarkan peluru dari lengan Taeyong, maka Taeyong sedang sibuk berbicara dengan seorang di telpon, Sedangkan Jungwoo sibuk memperhatikan Ten.

"Aku sangat penasaran dengan history kehidupanmu Ten" ucap Jungwoo, akhirnya bersuara.

"Apa yang ingin kau ketahui Kim?" tanya Ten.

"Aku yakin kau bukan dari kalangan biasa, melihat semua yang kau lakukan setelah bergabung bersama kami, kau memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas. Benarkah dugaanku?"

Ten memperhatikan jenis peluru apa yang telah meninggalkan jejak dilengan Taeyong.
"Kau tahu bukan, bagaimana pola hidup putra mahkota, karena itulah aku bisa segalanya" jawab Ten.

"Benarkah? Berarti betul kau adalah seorang putra mahkota?" tanya Jungwoo lagi.

"Tidak. Tidak sama sekali, tapi aku hidup dan dibesarkan seperti itu" jawab Ten lagi.

"Apa yang melatarimu menjadi seperti sekarang ini?" ok katakanlah Jungwoo itu sangat kepo.

"Maaf Kim, seperti kata Doyoung, sejarahku biarlah hanya aku yang tahu" ucap Ten, sedetik menatap Jungwoo.
"Sebaiknya kau pergi saja ke clubmu, ada hal pribadi yang harus aku bicarakan berdua dengan Taeyong" lanjutnya.

Selesai dengan Taeyong, Ten keluar dari ruangan itu menuju ruangannya.

"Taeyong jujur padaku, kau menyukai Ten bukan?" tanya Jungwoo. *sudah kubilang dia itu sangat kepo.

"Semua orang akan menyukainya Kim, tak terkecuali kau. Jadi kuharap kau tidak bertanya lagi" jawab Taeyong.

"Tapi kau sudah menempatkannya disini Taeyong"

"Aku tau, dan jangan mengkhawatirkan dia atau memperingatinya lagi. Ten akan salah mengartikannya nanti"

"Menurutku dia memang sudah salah mengartikannya"

"Karena itulah, biarkan apa yang ingin dia lakukan. Terutama denganku"

"Kenapa Taeyong, kenapa harus Ten yang menjadi Aphrodite itu?"

"Karena memang Tenlah orangnya Kim" jawab Taeyong, menjadi akhir pembicaraan mereka.

Taeyong pun meninggalkan Jungwoo, menaiki tangga menuju kamarnya. Karena dia yakin Ten sekarang sudah menunggunya disana.

.
.
.
.

Ten kembali berkutat dengan laptopnya, dan menyelesaikan tugasnya di Simon, tapi pikirannya tak bisa fokus disana karena kejadian beberapa waktu lalu.

Bohong kalau dia tidak tahu Mingyu sedang berusaha membongkar kelemahan Taeyong, dan sialnya dirinyalah yang menjadi kelemahan bossnya itu.

"Masih ingin minum?" tanya Taeyong yang sudah berada di dalam kamarnya.

"Jika kau mengizinkan" jawab Ten.

"Sulit bukan menghindariku?" ucap Taeyong dan meletakkan sebotol Wine dimeja Ten.

"Yeah, kau sudah tahu jawabannya" jawab Ten seraya mengambil dua gelas untuknya dan Taeyong.

"Mingyu memiliki cara yang licik untuk mendapatkan apa yang dia mau, kau juga sudah liat, dia mengirim pengantar pesan berupa seorang jalang. Inilah yang ingin aku sampaikan padamu Ten" jelas Taeyong, menuangkan minuman yang dibawanya tadi.

"Aku tidak peduli bagaimana cara kerjanya, aku merasa risih saja jika berada diposisi" ucap Ten mengambil minuman yang Taeyong tawarkan, dan meminumnya sekali teguk.

Complicated Love [Taeten]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang