5

634 75 8
                                    

Aku update lagi buat nutupin utang kemaren yang g sempat update.

Selamat Membaca


.
.
.



Taeyong tertawa bahagia dalam hatinya melihat Ten yang merona, kecantikannya bertambha saja dalam keadaan meronanta saat ini.

"Maaf, aku harus menuntaskan ini" ucap Ten, dan berlari ke kamar mandi yang ada di kamar itu.
"Dan tolong keluar Taeyong, ini benar-benar sangat memalukan" lanjutnya dari depan pintu kamar mandi, setelahnya dia langsung masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.

Suara langkah kaki santainya namun pasti, beriringan dengan suara desahan Ten dari dalam kamar mandi. Ini sebenarnya kesempatan emas baginya, karna dia yakin Ten tak akan menolaknya jika Taeyong menawarkan diri menuntaskan hasratnya. Hanya saja Taeyong ingin menjadi baik di mata Ten, dan bukan pria brengsek yang akan mengambil kesempatan begitu saja.

Sementara Ten mencaci maki dirinya sendiri yang sangat hina, bahkan dengan tidak tau malunya mengakui hal menjijikan di masa lalunya kepada bossnya sendiri.

"Aku membencimu Tiway, hiks" ucap Ten, terisak.

.
.
.
.

Mark menarik nafasnya dalam-dalam, terbayang bagaimana murkanya pemimpin tertinggi The Rose, siapa lagi kalau bukan Lee Taeyong.
Sampai-sampai dia diperintahkan untuk menghabisi nyawa pria tua mantan pemilik club kepunyaan JungwooJungwoo, atasannya yang sebenarnya.
Ya karna dia lah pemilik club tempatnya bekerja bukan sih tuan muda Lee Taeyong, tapi mau bagaimana lagi dia tak ingin mati sia-sia hanya karna menolak perintah dari pemimpin The Rose itu.

"Dia mengira Ten adalah aku" ucap Jungwoo, saat Mark baru saja memasukan jasad tuan Kim kedalam peti mati.

"Kalian sangat tidak mirip, bagaimana bisa dia mengira Ten adalah kau boss?" tanya Mark.

"Taeyong yang mengatakannya padaku, dan aku yakin dugaannya tak pernah salah. Ten melakukan hal yang sama dengan ku, berpura-pura menjadi wanita dengan apa yang telah aku lakukan duludulu yang membuat tuan Kim ini jatuh miskin saat dulu ku mengambil Chain darinya" jelas Jungwoo.

"Apa mungkin sebelum ini tuan Kim mengintai adikmu dan Ten saat mereka pergi ke kantor sepupu mesummu itu?"

"Sepertinya begitu, aku juga melihat tuan Kim hanya berdiri disamping mobilnya tanpa berniat ikut berpesta. Dan malam itu juga Ten mendapat tantangan dari Taeyong agar dia berdandan menjadi wanita, dan kau setuju kan jika aku mirip dengan Ten jika berpenampilan seperti wanita" ucap Jungwoo.

"Dan kau benar boss, tuan Kim keliru karna datang saat Ten tengah menjadi Lee Youngqin. Karna itulah dia mengira Ten adalah dirimu, dan bukankah saat pesta otakmu tak bisa berpikir jernih karna kau mabuk? dan itu memudahkan lawan untuk melumpuhkanmu" ucap Mark.

Jungwoo mendecih tak suka dengan kebenaran dirinya itu.
"Dan semua yang sejenis dengan kita, sangat hafal dengan kelemahanmu, boss" lanjut Mark.

"Karna itulah aku bersumpah tidak akan menjadi Uwu, karna dia pembawa keuntungan sekaligus kerugian bagiku" Jungwoo terdiam sejenak, mengingat kesialan yang menimpanya dimasa lalu.
"Sudahlah, aku kana menjemput Doyoung. Kau bakar saja jasadnya dan kirim kekemarkas kebesarannya" lanjutnya memerintah, dan pergi dari sana untuk menjemput bunga kesayangannya.

.
.
.
.

Tidak ada yang berbicara antara Taeyong dan Ten selama perjalanan menuju The Rose. Ten masih sangat malu dengan kejadian di mansion Taeyong tadi, sedangkan Taeyong lebih fokus akan insiden penembakan tadi yang hampir membahayakan nyawa Ten, jika saja matanya tak menangkap pergerakan yang mencurigakan dari luar mansionnya.

Complicated Love [Taeten]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang