4

795 80 8
                                    


.
.
.
.

Semua masih terkejut dengan perlakuan Taeyong pada Ten barusan, Bambam datang kembali ke ruang tamu setelah mendengar tuan mudanya menyebut nama adiknya dengan nada tinggi yang di penuhi emosi.

"Tamu tak di undang memasuki rumah kita, Tuan Taeyong" ucap Bambam, Jungwoo yang hendak memasuki kamar membalikan badannya saat mendengar penuturan Bambam.

"Berhenti di tempatmu Jungwoo, dan biarkan Ten menjalankan tugas pertamanya sebagai anggota baru kita" ucap Taeyong pada hyungnya itu.

Jungwoo mendecih tak suka akan perintah adiknya itu, lalu menatap tajam Ten yang langsung mengerti akan intruksi Taeyong.

"Ku pikir dia akan menempati markasmu, Taeyong"

"Ya, tapi tidak dalam waktu dekat ini. Apakah kau tak melihat betapa berbakatnya dia? kau bahkan kalah telak olehnya"

"Jangan membandingkan aku dengannya Taeyong, aku bahkan tak yakin dia bisa memegang pistol"


Dorr



Timah panas dari senapan milik Bambam menembus beton ruangan itu, Ten dengan cepat mengambil ahli senapan itu dari tangan Bambam dan membidik foto Jungwoo tepat di jidatnya.

Bunyi senapan yang beriringan fengan jatuhnya foto Jungwoo menggemah di seluruh penjuru ruangan, Jungwoo ternganga begitu juga Bambam.

Jungwoo sendiri butuh 10 tahun untuk bisa menguasai senapan itu, bahkan ini adalah kejutan untuk Doyoung bahwa Ten yang misterius itu penuh kejutan.

"Lain kali jangan asal mulut berbisamu jika menilai seseorang, jujur awalnya aku mengagumimu karna Doyoung begitu memujamu. Tapi saat kenyataan yang berbicara, kau NOL. Kau itu seperti tong kosong berbunyi nyaring" ucap Ten santai.

"Sialan, siapa kau berani menghinaku hah!!" ucap Jungwoo dengan emosi yang telah sampai di ubun-ubin.

"Bukankah sudah jelas dengan apa yang baru saja kau liat? atau keahlian menganalisismu hilang karna kehadiranku? Hah kutebak, kalau bukan karna mulut berbisa dan keahlian beladirimu. Kau akan berakhir seperti saudaraku, aku benar?" ucap Ten terkekek sinis.

Ten melirik Doyoung sejenak.
Taeyong yang masih setia berdiri memegang buket bunga untuk ucapan selamat datang bagi Ten menertawakan saudaranya yang wajah sudah merah padam karna malu? mungkin.

"Bagaimana Jungwoo, apakah kau percaya dengan apa yang ku katakan? tidak ada yang mustahil bagiku" ucap Taeyong.

"Kenapa juga keberuntungan selalu ada di pihakmu Taeyong, sebagai adik seharusnya kau membelaku"

"Bukankah kau sendiri yang menolak bantuanku? bahkan kau berkata bisa melakukan segalanya sendiri" jawab Taeyong.

"Ayolah Taeyong, kau pikir aku ini Tuhan?" ucap Jungwoo, bergelanyut manja di lengan Taeyong.

Ten membenci ketika kedua bersaudara ini beradu argumen, di tambah lagi si rambut pink selalu melakukan skinship.

Kedua bersaudara itu saling pandang melihat keterdiaman Ten yang memandang mereka berdua. Taeyong bersorak hembira saat mengetahui jika Ten tangah cemburu padanya, sedangkan Jungwoo tak mengerti dengan arti tatapan Ten pada mereka.
Taeyongpun memberikan bunga yang dia pegang kepada Ten, Ten langsung menerima dan menghirup aroma dari buanga kesukaannya ini.

"Apakah hyungmu adalah boss dari pria blasteran itu?" tanya Ten. Taeyong hanya menganggukan kepalanya.

"Btw... Doyoung adalah saudaraku" ucap Ten, Doyoungblangsung membungkukan badannya pada Taeyong.

Complicated Love [Taeten]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang