14

303 38 3
                                    


.
.
.
.
.

"Ten" Taeyong menarik kekasihnya itu krdalam dekapannya, saat dia baru saja akan mengambil senjatanya.

"Ada apa?" tanya Ten.

"Aku mengkhawatirkanmu" jawab Taeyong, tapi yang jelas bukan itu yang dia rasakan.

Ten bisa merasakan pelukan Taeyong mengerat, detak jantungnya juga tidak normal, dia seperti seseorang yang hendak menusukmu tapi tidak mampu untuk melakukannya.

"Apa terjadi sesuatu padaku, sehingga kau khawatir? Taeyong, khawatirkan saja dengan apa yang akan terjadi nanti" ujar Ten, melepaskan dekapan Taeyong.

"Maaf karna aku membawamu kedalam bahaya" ujar Taeyong, memasangkan coat panjang Ten.

"Kau berkata seolah bukan itu yang kau inginkan padaku" balas Ten.

'Ya... Karna aku hanya ingin hidup normal denganmu, Ten' batin Taeyong.

"Kau benar" jawab Taeyong.

"Kalau begitu selesaikan Taeyong" ujar Ten, meraih ponselnya dan meninggalkan Taeyong sendirian.

Tadinya Taeyong ingin mengucapkan Terima Kasih, karna Ten telah menggambar dirinya pada secarik kertas.

Dia bahkan memiliki bakat melukis yang tidak Taeyong ketahui. Tapi semua itu sirna, karna dibalik kertas itu juga terdapat gambar yang sama. Bedanya, yang satu terlihat polos, bahkan Taeyong yakin gambar ini akan mengalahkan pose telanjang Jaehyun yang ada di kantornya.
Taeyong sendiri sangat memuji tubuhnya yang tanpa sehelai benangpun, yang di gambar Ten.

Dan satu tetes air matanya jatuh saat membalikkan kertas itu, gambar yang sama. Namun Ten menggambar wajah Taeyong memakai topeng.

'Apa aku akan berakhir" batin Taeyong.

Hatinya tertohok saat membaca tulisan tepat di atas samping kiri gambar itu.

'Cintailah aku dengan apapun caramu, karna dengan itu kau akan mati hanya dengan memandangku'

Taeyong meremas kertas itu. "Huh... Baiklah Ten, akan aku selesaikan seperti maumu" ujarnya kemudian.

.
.
.
.

Black Aye, markas ini begitu luas dan memiliki jalur disana sini. Bagi Jungwoo, salah satu keinginannya adalah memasuki tempat ini dan sekarang itu telah terjadi.

"Aku tidak menyangka akan semenabjukan ini, semua jauh dari kata bahaya" ujarnya, memerhatikan setiap sisi markas yang terpampang di layar TV raksasa yang ada di ruang utama.

"Bahkan aku mencium bau bunga kesukaanku, Rose" lanjutnya.

Ten yang sedang memperhatikan suatu lukisan, mengalihkan pandangannya pada Jungwoo yang sedang bergelanyut di lengan kekasihnya Lucas.

'Jelas sudah mengapa aku sangat membencimu, Jungwoo. Baumu itu persis sama dengan...' batin Ten.

"Ten kau tidak mendengarku?" Taeyong memandangi Ten yang tampak melamun, karna tidak mendapat jawabban akhirnya Taeyong memutuskan menghampirinya.

"Kau ada masalah Ten?" tanya Taeyong.

"Bahkan masalahku bertambah setiap harinya. Ada apa kau memanggilku?" ujar Ten.

"Kita akan keruangan arsip, dan lakukan tugasmu" jawab Taeyong. Ten melirik ke arah Krystal yang sejak keberangkatannya ke Jepang, wanita itu selalu menatapnya tajam, tidak suka.

"Apa aku harus ikut? Maksudku tugasku hanya memecahkan sandi pintu, dan itu sudah terbuka. Aku, Karina dan Hyunjin akan disini mengawasi kalian"

"Mengawasi atau melarikan diri"

Complicated Love [Taeten]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang