17 - hospital moment

3.8K 659 22
                                    

"Jangan mati dulu, sayang perusahaannya."


Rose pergi ke kantor dengan memakai gelang dan cincin yang baru ia dapat dari entah siapa orangnya. Rose juga masih mencari orang itu, harganya tidak main-main, ia tidak enak jika harus seperti ini.

Ia memandangi gedung pencakar langit didepannya ini.

"Fyuh, satu tahun lagi baru bisa resign." Ia memasukki kantornya.

Berpapasan dengan Jaehyun di kantor adalah hal yang biasa baginya, tapi kali ini langkah kaki Rose terhenti saat Jaehyun berdiri sendirian didepan lift. Biasanya Jaehyun pasti didampingi orang lain.

Rose berdiri dibelakang Jaehyun, tidak ada orang lain karena kantor masih terlihat sepi pagi ini.

Jaehyun masuk dahuluan saat pintu lift terbuka, ia tersentak dan langsung menahan pintu lift saat Rose juga akan menaikki lift.

Wajah Jaehyun pucat sekali, seperti mayat hidup.

Awalnya Rose kira itu alas bedak yang satu tingkat lebih putih daripada tone warna kulit Jaehyun, tapi itu tidak mungkin. Ia menepis pikirannya. Mungkin saja Jaehyun hanya menahan perutnya yang sakit.

Tidak ada suara didalam sana, Jaehyun hanya menunduk. Sedangkan Rose hanya menatap kosong kedepan, hanya ada suara nafas mereka.

Pandangan disekitar Jaehyun tiba-tiba berubah menjadi buram, dan hitam. Tubuhnya jatuh kebelakang, ia tidak peduli tubuhnya akan mengenai apa dan apa yang akan terjadi. Yang pasti saat ini dirinya sudah tidak sanggup berdiri lagi.

Rose terkejut dan cepat-cepat menangkap Jaehyun, tubuhnya sangat berat, tapi Rose menahannya. Daripada kepala Jaehyun yang terbentur lantai lift.

"Loh, Pak? Pak?" panik Rose.

Tidak ada jawaban apapun, akhirnya Rose mencoba membaringkan Jaehyun. Lantai tujuan mereka masih jauh, ia meletakkan kepala Jaehyun di pahanya sembari menyangganya dengan tangannya.

"Pak? Pak?" Rose menepuk-nepuk pipi Jaehyun.
"Aduh, gimana nih!"

Rose melepas tasnya dan menjadikkan tasnya sebagai bantal kepala Jaehyun. Ia kemudian menekan tombol kuning di lift dan meminta pertolongan.

a story by icegrassjelly

"Tadi mukanya memang pucet, trus tiba-tiba tumbang ke belakang." Rose menjelaskan kronologi nya ke dokter di rumah sakit ini.

Jaehyun dilarikan kerumah sakit setelah mendapat pertolongan, Rose tadinya ingin lepas tangan, tapi ia tidak tega. Melihat kondisi Jaehyun yang seperti itu tanpa dampingan siapapun, akhirnya mau tidak mau ia masuk ke mobil ambulans sebagai wali.

"Kita tunggu beberapa jam kondisi nya setelah di infus ya, saya permisi." ucap dokter itu.

Rose kembali duduk disamping kasur. "Pak, kok bisa. Kenapa harus gue, tapi untung ada gue. Kalo nggak udah berdarah tuh kepala." gumamnya tidak sadar.

Rose bangkit dari duduknya untuk mencari udara segar.

"Jangan."
"Disini aja."
"Temenin gue."
"Gue nggak punya orang lain."

Jaehyun menahan pergelangan tangan Rose dengan matanya yang masih tertutup itu. Gumamannya terdengar sangat tulus dari hati.

Rose menghela nafas kasar dan kembali duduk, sesekali ia melirik jam ditangannya. Semua pekerjaannya hari ini dialihkan kepada Jeno, Jungwoo memberi izin.

[✔] amusement park ; jaeroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang