9

64 9 0
                                    

Setelah selesai terapi, callista menghampiri eric yang nunggu di ruang tunggu.

"Jadi... Gimana?" Tanya eric.

"Apanya?"

"Yaa kenapa ini harus di rahasiain?" Tanya eric yang ngebuat callista menundukan kepalanya.

"Gue malu dan gue udah ngerepotin bang jacob terus jadi gue inisiatif sendiri" balas callista sambil menunduk.

"Kalo lo mau kesini lagi minta anter ke gue aja ya? Jangan sendiri" kata eric yang di anggukin callista.

"Sekarang mau pulang atau mau kemana dulu?"

"Ke supermarket dulu boleh?"

"Yaudah yok" ajak eric sambil menarik callista keluar.

----

Sampai di supermarket callista membeli banyak cemilan untuk di simpan di kamarnya kalo dia lagi males keluar kamar.

"Ga kebanyakan?" Tanya eric yang ngeliat isi keranjang udah mulai penuh.

"Kurang?" Kata callista sambil lanjut memasukan banyak cemilan lagi.

"Caa ga akan beli cemilan? Di rumah lo ga ada cemilan sama sekali"

"Gamau tar gue gendut, mending makan yang sehat aja"

Eric tiba - tiba inget kalo callista yang dulu ga suka beli cemilan atau ga suka makanan yang ngebuat callista gendut.

"Ta taa gue inget, bukannya lo ga suka cemilan?" Tanya eric hati - hati.

"Ya lo bayangin aja gue yang udah sekecil ini masih takut gendut?" Jawab callista, dan ternyata benar, callista menjadi lebih kurusan sekarang.

"Udah ya? Jangan kebanyakan, nanti ga abis sayang" kata eric yang dianggukin callista.

Saat callista dan eric melewati rak bahan - bahan pembuatan kue, callista terdiam sambil melihat bahan - bahan kue itu.

"L-lo mau buat kue?" Tanya eric, tapi callista masih diam bisa dilihat dirinya terlihat kebingungan.

"Ayok buat kue gue ingin coba buatan lo, oh ya mami juga kangen lo sama kue buatan lo" kata eric yang membuat callista menatapnya.

"Gue kangen mami"

Lalu callista menghela napas dan lanjut jalan menuju kasir.

"Ga jadi buat kue?"

"Nope" kata callista singkat yang di anggukin eric.

-----

Saat sampe di rumah callista tidak melihat keberadaan abangnya disana, jadi callista langsung memutuskan menaruh cemilannya di kamar dan menghampiri eric yang lagi bersantai sambil menonton tv.

Callista merasa panas dan memutuskan untuk membuka hoodienya yang dia pakai lalu menampakan tangannya yang banyak sayat - sayatan, bisa di tebak callista lupa sama bekas sayatan yang belum sama sekali terkena obat itu.

Eric menotis tangannya callista menringis ngeri dan langsung ke dapur buat ambil kotak p3k.

"Sini tangan lo" kata eric yang ngebuat callista berpikir, lalu dirinya tersadar dan langsung menyembunyikan tangannya di belakang.

"T-tangan apa?"

"Tangan lo sini tangannya"

Dengan ragu - ragu callista menunjukan tangannya dan langsung di obati eric.

"Jaga kupu - kupu lo taa, jangan gini lagi ya? Bahaya" kata eric, tapi callista terdiam sambil menatap tangannya yang lagi dipasangin handsaplas sama eric.

"Dah beres" eric tersenyum melihat tangan callista yang sudah di obati olehnya.

"Iya waktu itu juga gue udah-"

Tiba - tiba jacob dateng bersama kevin dan hyunjae, mereka melihat eric yang habis mengobati tangan callista, lalu mereka salfok pada tangannya callista yang menggunakan banyak handsaplas.

Callista yang tersadar langsung menepis tangan eric dan langsung berlari ke kamarnya.

"Tadi abis dari mana?" Tanya jacob yang duduk di sebelah eric.

"Ke ps- supermarket maksud gw tadi ke super market" kata eric yang hampir keceplosan.

"What the hell apa yang gue liat tadi?" Tanya kevin ga percaya.

Bukan ga percaya karena eric akrab dengan callista tapi ga percaya kalo callista berani melakukan itu di tangannya.

"Apa?" Tanya hyunjae, jacob, eric bingung.

"Tangannya... Dia berani ngelakuin itu? Serius?? Tapi itu kan bahaya banget, cob lo udah tau?" Tanya kevin ke jacob.

"G-gue lupa soal itu" jawab jacob ngerasa bersalah.

"What the hell?? Apa yang gue liat hey? Kalian serius? Jangan bucin di depan gue!! Ini peringatan terakhir buat kalian"

"Ric! Gue tanya dari tadi lo ga denger?" Eric tersadar dan langsung menatap kevin.

"Tanya apa?"

TBC

Change - Eric Sohn✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang