"Wait what? Seriously, Hyunjin?!" Pekik Nakyung sembari menarik keras kerah Hyunjin.Persetan dengan wajah mengerikan Hyunjin, situasi ini mengesalkan.
Diantara sela itu, Nako segera bergegas; pergi meninggalkan kedua orang itu.
Tepat saat kaki dan badannya berhasil keluar dari ruang gelap mobil itu, pemandangan yang menyapanya ialah Sanha sedang menghalangi Ryujin dan Minju, serta Bomin sedang berdiri tegap seolah menunggu Nako.
Nako pun langsung ngikutin instruksi Hyunjin, dia berlari kecil ke arah Bomin, sembari bersembunyi di belakang lengan cowok itu.
Di sisi lain, Hyunjin dan Nakyung sedang beradu tatap dengan seram. Yang satu terlihat sedang berusaha meredam emosi, yang satu lagi terlihat sedang hendak mengeluarkan umpatan.
Hyunjin menghela nafas kasar. Kemudian dengan cepat menghempas kasar tangan gadis itu.
"Kalo gua serius kenapa? Mau apa lo?" Balas Hyunjin mengintimidasi.
Nakyung mendecih pelan, "Padahal cewek itu cuma ngacauin rencana lo, dan lihat ini! Lo ngebelain dia?"
"ㅡgua gatau lo itu bego apa gimana, tapi lo kira, dengan deketin orang yang diincer Bomin bakal bikin Bomin mau nerima keberadaan lo di serikat?" Tambah Nakyung, sembari tertawa sinis.
"Ya engga lah bodoh! Ini dia alasan lo ga dianggep tau ga , dasar sampah!"
Tawa yang keluar dari mulut Nakyung benar benar kelewat mengesalkan di telinga Hyunjin.
Ternyata rumor mengenai Nakyung benar. Gadis itu selalu tau kalimat yang pas untuk membuat lawan bicaranya ingin menamparnya keras keras.
Bodo amat dengan tata krama, Hyunjin benar benar menampar keras Nakyung tepat di pipinya.
Tamparan berasal dari salah satu tangan paling kuat di sekolah tentu sangat menyakitkan. Lihat saja, pipi Nakyung memerah panas serta terasa bengkak.
Pandangannya seolah berputar, diikuti badannya yang ikut bergetar hebat, sepertinya satu tamparan Hyunjin dapat membuat Nakyung bungkam.
Nakyung tidak bisa menatap Hyunjin, karena jujur, dia kaget bahwa laki laki yang seringkali ia rendahkan itu bisa memperlakukannya seperti ini.
Kini giliran Hyunjin menarik kerah Nakyung , "Kalo omongan lo tadi itu ditujuin karena kasian sama gua, mending lo ngaca. Ortu lo ngemis kesana kemari, dan lo gegayaan gini atas dasar apa? Gapunya muka apa?"
"Kalo lo macem macem lagi, gua gabakal diem soal kasus pencurian keluarga lo saat delapan tahun lalu." Jelas Hyunjin, sembari melepas kasar genggamnya.
Nakyung terus menggelengkan kepalanya, ketakutan setengah mati.
Hyunjin yang terlihat puas dengan reaksi Nakyung akhirnya memilih untuk meninggalkan mobilnya,
Namun dengan sigap Nakyung menarik ujung baju cowok itu, sambil memohon dengan sangat. "Jin.. lo gabisa kaya gini. Tolong.. jangan kaya gitu Jin.."
As expected, Hyunjin menepis tangan kecil itu, bahkan meludahi cewek itu tanpa keraguan.
Hati Nakyung rasanya hancur berkeping keping.
Semua penyesalan, rasa malu, rasa takut, benar benar bersatu padu.
Aah, rasanyaㅡ Hyunjin baru saja membuka gembok ingatan kelam itu.
_____
Lantai mengkilap, serta jendela yang masih berbekas airㅡ Benar benar ciri khas rumah yang baru saja dibersihkan.
Wangi semerbak bunga, serta pencahayaan yang gemerlap, seolah membuka aura membahagiakan di dalam rumah.
Keindahan hari ini ga berhenti disitu aja. Bagaimana langit sore menembuskan cahaya nya melalui jendela, dan alunan musik sayup dari kotak musik, seperti membisikkan isyarat bahwa akan ada hal besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT MELODY┊ 00-01 Line
Fanfiction🃏| tentang Nako , dan rahasia serikat siswa