page 36

48 5 18
                                    

       Langit semakin menggelap. Dan sms dari Sanha belum juga dibalas. Tentu saja, dia cemas. Apa ada yang terjadi?

       Saat lelaki jangkung itu hendak masuk ke dalam, dia justru bertabrakan dengan kameramen yang begitu banyak. Like— sangat banyak.

     Mereka menabrak Sanha dari belakang dan menyerobot masuk kedalam seperti ada berita penting.

     Namun apa Sanha akan diam di tempat dan tenggelam dalam kerumunan ini? Tidak.

      Sanha langsung ikut berlari masuk kedalam, berbaur dengan para kameramen ini. Memang sedikit sulit, namub karena massa yang begitu ramai, penjaga keamanan disini pun kewalahan sampai sampai Sanha dan beberapa kameramen ini berhasil lolos dan masuk.

       Yang ia lihat di ruang dalam justru adalah pemandangan yang ia harap salah untuk dilihat.

      Ruangan dipenuhi dengan wartawan yang jauuuh lebih banyak. Dan melihat bagaimana Bomin yang tinggi menjulang itu ada di tengah lautan manusia itu—  ini pasti ada kaitannya sama Nako.

       Sanha lagi lagi menyerobot masuk sampai ke inti kerumunan, mendapati Nako dengan dilindungi bodyguard Bomin. Gadis mungil yang jelas sekali terlihat syok itu seperti diarahkan keluar ruang walau suasana benar benar ricuh akan pertanyaan pertanyaan yang bisa meledakkan pendengaran.

      Melihat dia tidak mungkin menembus bodyguard itu, Sanha beralih ke arah Bomin, yang terlihat seperti sedang bergerak berlawanan arah.

     Sanha menarik kasar pundak Bomin, "Jelasin ini ada apa!"

     Muka Bomin yang semula terlihat begitu cemas mendadak tersenyum lembut. Dengan kekehan pelan dia balik mendorong kasar pundak Sanha.

      "Chill. Rencana berjalan sesuai. Gua udah pertimbangin kekacauan ini, makanya diem diem udah bawa bodyguard itu ahaha." Tawa Bomin; aneh.

       Sanha menggeleng geleng kepalanya. "Rencana apa Bomin? Kita disini hanya sedang menjauhi tkp Hyunjin! Sekaligus kesini kan untuk membantu meraih kepercayaan Nako.. dan ini hasilnya? Bagaimana Choi Bomin bisa sebodoh ini?!"

       Orang yang diteriaki ini tertawa semakin keras. "Sadar posisi lo Sanha. Kita disini fungsinya jaga anak itu. Apapun caranya."
   
     "Sekarang kita harus kabur. Wartawan akan meliput ini, bahaya jika percakapan kita terdengar."

      Bomin pun berlari menjauh, mendahului Sanha. Tapi ya walau begitu , diikutin juga sih.

     Keduanya diam diam melewati pintu belakang, menghindari kerumunan.

    Mobil Sanha di parkir di parkiran depan, jadi kemungkinan besar, saat Nako tiba di parkiran, mereka juga sudah.

      Sekelibat cahaya flash kamera terpantul di jendela. Yang mereka yakini pasti menjadi pentunjuk dari letak Nako saat ini.

       Kaki itu melangkah semakin cepat, beriringan dengan air keringat yang bercucur entah sejak kapan.

        Gaada yang masuk dalam pikir Sanha. Seolah, ini terasa aneh namun Bomin terlihat begitu yakin.

        Tidak bisa bohong, semua yang temannya rencanakan itu– tidak pernah sedetik pun salah. Namun mengingat rencana rencana Bomin yang mulai aneh, apa mengikutinya adalah  pilihan tepat?

        Maksudku, Menghabisi Hyunjin sampai tak sadarkan diri, membersihkan TKP dan bahkan memalsukan sebagian bukti, juga membagikan berkas berkas serikat kepada Jinyoung..

        Bukankah cara itu beresiko bahkan kepada dirinya sendiri?

        Sanha menatap punggung Bomin dari belakang. Pikirannya beradu, seolah ingin meminta penjelasan, walau mustahil sih.

MOONLIGHT MELODY┊ 00-01 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang