"Already feel better?"Suara yang terdengar begitu pelan nyaris seperti bisikan itu mengetuk perhatian Minkyu.
Dia memutar posisi tidurnya, dan pandangannya langsung tertuju ke arah sosok lelaki tinggi dengan parsel buah di tangannya.
Pandangannya sedikit kabur karena baru saja bangun. Ditambah sinar matahari yang menyorot tepat ke arah wajah si pemilik suara, Minkyu jadi gabisa mengenalinya.
"Gua ajak omong lo, bego." Pemilik suara tadi menendang kasur Minkyu, membuatnya sedikit terguncang dan reflek berdiri.
Untung saja Minkyu sudah dipindah ke kamar rawat inap sehingga kekacauan ini tidak mengganggu orang lain.
Hanya saja, fakta bahwa si pemilik suara ini tidak ia sangka akan berkunjung, sungguh mengganggu nya.
"Ga seneng apa lo, gua jenguk?" Senyum Bae Jinyoung, dengan niat mengejek.
Minkyu reflek menegakkan duduknya. Menatap gugup ke bawah, menjauhi tatap ke arah Jinyoung.
"Pertanyaan gua masih sama. Lo udah ngerasa baikan belum?" Tanya Jinyoung; mengulang.
Minkyu mengangguk pelan. Walau faktanya beberapa luka di badannya masih belum hilang.
Kembali ke Jinyoung, dia menaruh parsel buah yang ia bawa ke meja sebelah kasur. Lalu dengan cepat berujar, "Sekitar senin atau bisa dibilang lusa, lo udah boleh pulang."
Minkyu sontak mengangkat kepalanya. Yang terjadi sebelum ini bahkan belum hilang dari kepalanya. Bagaimana bisa ia kembali sebegitu cepatnya?
Maksudku, di pukuli sampai sekarat, ditinggal kesakitan sendirian, dan mental dihancurkan oleh orang yang kiranya bisa dipercaya---
Apa dia sungguh mengira Minkyu bisa melupakannya begitu saja?
"K-kalo gitu , i'll take some day off. Yang terjadi di hari itu bener bener mess me up. Gua harap kak Jinyoung paham dan engga maksa gua untuk ke seko-"
Jinyoung membungkam mulut Minkyu, membuat kalimatnya terputus di tengah tengah.
"Gabisa. Theres so much things happens , dan kalo ga segera di urus, bakal kacau. Use your mind dong tolol." Amuk Jinyoung, dengan tatap seramnya.
Kali ini Minkyu ga diem, dia ngelepas tangan Jinyoung sembari berujar keras. "What again? Lo pada cuma manfaatin gua dan Nako to run this serikat siswa thingy kan?! im not even intrested in them anymore! I never was!! Gua cuma mau gua dan Nako aman, ga disangkut pautin ke masalah kalian. Isn't it too much to ask?"
Kalimat yang terdengar terburu buru , nafas yang terengah di akhir, da sorot mata serius-- beneran nunjukin how desperate Minkyu ga pengen nyelesain masalah ini lagi.
Namun bukannya menjukan empati, Jinyoung malah nampar keras wajah Jinyoung yang bahkan belum sembuh betul.
Mata Minkyu membelalak kaget. Nafasnya tersekat; ketakutan.
Jinyoung mengangkat dagu Minkyu, sembari menyodorkan map kertas yang lumayan tebal.
"Gua gabutuh pernyataan dramatis lo. Lihat itu, dan bakal gua jelasin cara ngatasin masalah ini dengan cepat." Seru Jinyoung, sembari melepas tangannya dari arah Minkyu.
Menanggapi penasarannya akan isi map itu, Minkyu lantas ngebuka hati hati isi map tersebut.
Ga seperti yang Minkyu sangka,
Isi dari map ini bener bener kaya jalur pintas buat masalahnya sekarang."Sebar berita ini di mading sekolah. Lebih cepat lebih baik. Gua mau pas dia pulang, semuanya selesai." Tambah Jinyoung, sembari mengulum senyum; merasa senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOONLIGHT MELODY┊ 00-01 Line
Fanfiction🃏| tentang Nako , dan rahasia serikat siswa