Suara denting jam yang terus berulang seolah memecah tidur Nako. Matanya reflek terbuka, diikuti tangannya yang mengusap wajahnya untuk menyesuaikan cahaya di ruangan.
Dia pun terbangun dari posisi tidurnya menjadi duduk. Hanya mendapati kalau dia sedang di kamar rumah sakit, sendirian.
Nako menoleh ke jam di dinding. Sekarang jam 7, kurang lebih 1 jam lagi sebelum exhibition dimulai.
Matanya tertuju ke gaun yang ia kenakan, dan ya, kondisinya sudah lusuh dan kotor akibat kejadian sebelumnya.
Ah-- kejadian sebelumnya.
Nako merasa pusing, susah mencerna masalah yang baru aja dia terima. Kak Hyunjin itu, ternyata sama aja kaya yang lainnya.Dia memang terlihat tulus dan baik ketika bersama Nako. Tapi siapa sangka kalau itu semua lagi lagi cuma untuk mencelakainya?
Bertepatan dengan sadarnya Nako, handphone Nako yang entah bagaimana ada di samping kasurnya itu berdering. Lalu tanpa buang waktu dia mengangkat nya.
"Nako? Apa udah sadar?"
Suaranya yang familier-- oh! Ini kak Bomin.
"Ah, iya kak. Kakak dimana?" Jawab Nako.
Bomin terdengar terkekeh pelan, "Di depan pintu Ko. Aku mau masuk tapi gabisa buka pintu. Ada banyak barang yang kubawa."
Mendengar itu Nako jelas kaget, "oh iyakah? Kalau gitu sebentar kak."
Nako pun berdiri, dan dengan hati hari berjalan menuju pintu yang kemudian ia buka.
Yang pertama kali ia lihat adalah Bomin, sedang kesulitan membawa satu kardus dengan 1 gantung baju yang Nako yakin adalah gaun.
"Permisi Koo, kakak mau lewat dulu yaaa." Ledek Bomin, karena Nako terus menatap isi kardus tersebut.
Beriringan dengan itu, wajah Nako memerah. Seolah baru aja ketahuan sibuk melihat diam diam. Dia bergerak menyamping, memberi jalan untuk Bomin.
Selagi memindahkan sebagian barang barang ke kursi dekat kasur, Bomin menoleh sembari berujar, "Ini Minju bawain gaun sama sepatu ganti buat kamu ko. Kalau kamu tetep mau ikut exhibiton, kakak temenin kok."
Mata Nako membulat lebar, ga menyangka dengan kalimat Bomin barusan. "Jadi.. kak Bomin bakal gantiin kak Hyunjin?"
Bomin awalnya ga memberi respon apa apa. Hanya dirinya yang sedang sibuk mengambil gaun dan sepatu yang ia maksud sebelumnya.
Dia berjalan mendekat ke arah Nako, lalu sambil tersenyum kembali berujar. "Kalau Nako masih sakit pun, gapapa kakak gantiin aja. Tapi kalo Nako maunya kakak temenin, ya gapapa kok,"
Mata Nako kembali berbinar. Senang dengan tanggapan dari Bomin. Jujur dia memang sangat menanti pengalaman bertukar pendapat dengan siswa asing, karena yah, terlihat seru aja kan.
Namun setelah tindakan Hyunjin sebelum nya, dia sempet ngerasa kalau ini semua gabakal kewujud. But look, Bomin bawain dia baju, sepatu, dan bahkan siap gantiin posisi Hyunjin-- apa ada hal yang bisa lebih baik dari ini?
"Kalo gitu aku keluar dulu, kamu ganti baju dulu , terus temui aku di lobby. Kutunggu disana." Ujar Bomin, sembari mengusap pelan rambut Nako.
Setelah lelaki berbadan tinggi itu meninggalkan Nako sendiri, barulah Nako segera bersiap; mengenakan gaun yang dimaksud.
Gaun putih yang panjang, dengan nada warna ungu lembut dibawah, benar benar terlihat cantik dengan suasana malam hari.