Chapter 2-Satu Kelas

2K 401 20
                                    

—Kampus I, Universitas Pemuda Indonesia, Mrican, Yogyakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kampus I, Universitas Pemuda Indonesia, Mrican, Yogyakarta.



Veronica melipat tangannya di depan dada, memperhatikan mahasiswa lain yang berlalu lalang di sekitarnya. Mencari-cari apakah ada teman yang juga masuk di kelas yang sama dengannya.

Bagi Veronica kondisi paling menyebalkan adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Termasuk keharusannya menyesuaikan diri dengan teman-teman kelasnya yang baru setiap kali naik semester. Bukannya bermaksud memilih-milih teman, Veronica hanya tidak tahu caranya membuka percakapan dengan orang baru. Bisa dibilang dia agak sulit berbaur.

Tidak heran sikapnya yang seperti ini sering membuat orang lain merasa dirinya sombong. Padahal kalau sudah mengenalnya dekat, pasti mereka akan terkejut dengan karakter Veronica yang jauh sekali dari kata sombong. Dia hanya sedikit pemalu untuk menunjukkan kepribadiannya pada orang asing.

Dulu saat masuk SMA Veronica sama sekali tidak memiliki teman dekat karena sahabat baiknya masuk di sekolah yang berbeda dengannya. Sampai akhirnya datanglah Johnatan. Sejak kehadiran Johnatan di dalam hidupnya, jujur saja Veronica tidak pernah memusingkan bagaimana cara berbaur dengan teman-temannya yang lain. Karena cowok itu selalu bisa membawanya masuk ke dalam circle pertemanan tanpa harus merasa canggung.

"Sendirian?"

Suara bariton itu membuat Veronica seketika menoleh kaget. Kedua matanya terbelalak lebar melihat Jaeffry tanpa basa-basi duduk di sampingnya. Seperti biasa, kedatangan Jaeffry selalu berhasil mencuri perhatian orang-orang di sekitarnya. Banyak mahasiswi diam-diam melirik ke arah Jaeffry, mengagumi ketampanannya.

Veronica tidak bisa menyalahkan tingkah mahasiswi itu karena dirinya juga sedang kualahan menahan diri agar tidak menatap Jaeffry lama-lama. Meski sudah berteman sejak masih menjadi mahasiswa baru, Veronica belum terbiasa dengan daya tarik seorang Jaeffry Savero.

Hari ini Jaeffry mengenakan kemeja hitam dengan pola garis putih, dipadu celana jeans hitam dan sepatu Vans berwarna senada dengan kemejanya. Kancing kemeja teratasnya dibiarkan terbuka memperlihatkan kaus putih yang menjadi dalamannya. Rambutnya disisir seadanya. Terlihat sedikit berantakan, namun justru menambah kadar ketampanannya.

Belum lagi parfum maskulin yang menguar dari tubuhnya. Benar-benar meresahkan hati.

Cowok itulah yang berhasil menjebak Veronica dalam cinta sepihak selama hampir dua tahun. Berawal dari sebatas mengagumi, lama kelamaan Veronica jadi lebih memperhatikan setiap hal kecil dalam diri Jaeffry. Veronica ingin selalu ada di sisi Jaeffry. Ada sesuatu dalam diri Jaeffry yang tidak dapat Veronica abaikan. Di antara semua teman cowoknya, Jaeffry menduduki tempat yang lebih istimewa.

Masalahnya, tidak semua keinginan bisa terealisasikan. Jangankan menemani, Jaeffry terlalu menutup diri. Belakangan Veronica menyadari, Jaeffry bukannya tertutup. Cowok itu hanya tidak pernah mengizinkan siapa pun masuk ke dalam hatinya.

TEMAN TAPI NGAREPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang