Chapter 7-Dunianya 1.2

1.1K 338 34
                                    



Srrrt... srrrt...

Suara gemerisik daun yang tertiup angin terdengar mendominasi. Suasana yang sebelumnya ramai mendadak berubah hening sejak kedatangan Jaeffry. Bukan karena cowok itu, melainkan karena orang yang datang bersamanya.

Canggung.

Hanya satu kata itulah yang dapat menggambarkan suasana saat ini. Padahal anggota Organisasi PERMAMSA lebih banyak didominasi oleh orang-orang yang sangat suka bicara.

Oknum yang paling terlihat perubahan sikapnya adalah Chandra dan Nabilla. Biasanya kedua anak itu selalu terlibat perdebatan. Tidak pernah ada kata damai. Namun yang terjadi sekarang samgat bertolak belakang. Nabilla terlihat patuh duduk di samping Dominic, sedangkan Chandra mendadak sangat jaim. Chandra duduk manis di antara Juan dan Lucas, tidak tengil seperti biasanya.

Theo sempat menatap Jaeffry cukup lama, seolah memberinya kode untuk mencairkan suasana. Bagaimanapun Jaeffry bertanggung jawab penuh dalam hal ini karena dia tanpa memberi kabar tiba-tiba datang dengan membawa orang baru.

"Ehm.." Jaeffry membasahi sekilas bibirnya. "Jadi gue..ehm.."

"Hem..ham..hem.. aja lo kayak penjual seblak." Hera berdecak tak sabar.

Jisabian menaikkan kedua alis. Perlahan menyikut lengan Najendra dan Rendi. "Memangnya ada penjual seblak yang bunyinya hem.. ham.. hem?"

Najendra dan Rendi langsung memberikan tatapan tajam, memaksa Jisabian untuk membungkam mulutnya, jangan sampai memancing keributan.

Jaeffry berdeham sejenak. "Jadi waktu rapat kemarin kita rencananya mau bikin konser amal, kan? Hari itu gue ada bilang punya kenalan yang mungkin bisa jadi guest star acara kita."

Karena tidak ada reaksi apa pun dari teman-temannya, Jaeffry melanjutkan. "Nah, hari ini gue bawa calon guest star-nya buat ketemu kalian."

Mendengar itu suasana yang semula sunyi mendadak kembali heboh. Di antara mereka semua yang paling terlihat girang adalah Jeno, Leo, Najendra, dan Jisabian. Sebenarnya Chandra juga. Nampak dari mimik wajahnya yang langsung sumringah, juga bibirnya yang terbuka siap berkomentar. Namun, cepat-cepat dia menutup mulutnya. Berlagak tenang di saat teman-temannya yang lain heboh.

"Hah? Kak Hera Amborsia bakalan jadi guest star acara kita?" Jeno membelalakkan matanya. "Beneran?"

"Vocalis band Cool Kids Never Sleep?" Najendra menggeleng tak percaya.

Rendi menutup mulutnya dengan tangan. "Gila, gue enggak sabar mau pamer."

"Loh?" Jaeffry mengerjap bingung. "Kalian udah tahu Band-nya Hera? Kok bisa—aduh!" Jaeffry meringis saat Hera menyikut pinggangnya cukup keras.

"Dibilang band gue lumayan terkenal," Hera melirik sinis Jaeffry. Sedetik kemudian ekspresinya berubah ramah. "Lo bertiga namanya siapa?"

Jeno menegakkan punggungnya. "Jeno."

"Najendra."

"Rendi."

"Karena kalian bertiga kenal gue, nanti gue kasih tanda tangan gratis sama foto juga kalau mau?" Tawar Hera.

"MAU KAK MAU!" Teriak Chandra tiba-tiba membuat teman-temannya serempak termundur kaget. Bahkan Hera sempat membelalakkan matanya yang sipit, kaget melihat tingkah Chandra.

TEMAN TAPI NGAREPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang