Chapter 4-Rundingan

1.5K 372 38
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Fan, cemilan yang tadi kita beli lo taruh mana?" Tanya Jisabian.

"Di tas gue," Fani mengedikkan dagu ke arah sofa. "Ambil sendiri, gih. Pindahin sekalian ke stoples."

Jisabian sudah siap berjalan menghampiri ransel Fani di sofa, namun langkahnya terhenti. Mendadak ragu. "Eh, gue beneran enggak papa buka tas lo?"

Kening Nabilla berkerut. "Kenapa memangnya kalau lo buka tasnya?"

"Enggak ada apa-apanya di dalem, kan?" Jisabian mengusap tengkuk lehernya salah tingkah. "Biasanya cewek suka bawa barang-barang privasi yang enggak boleh dilihat cowok."

"Oh," Fani menggeleng. "Enggak ada kok."

Veronica—yang semula sedang membantu Markus membuat garis-garis tabel untuk buku bendahara— mendengus geli. "Gemes banget sih, Jis."

"Makasih," sambung Chandra.

"Jis bukan Chan. Huruf je sama ce jauh," tukas Rendi.

"Kalau lo lebih ke amit-amit, Chan." Ledek Jeno.

"Dih, sirik aja lo pada " Chandra menyeringai, "But it's okay, you hujat me? I tetep shining, shimmering, splendid."

Lucas terkekeh. "Cara ngomong lo kayak tukang cukur rambut langganan gue, Bang Asep."

Johnatan—yang notabene berdarah bule—langsung menoleh saat mendengar Chandra tiba-tiba jadi sok Inggris. "Kerasukan Annabelle dia?"

"Lebih ke mabuk matkul Bahasa Inggris Hukum, Bang." Jelas Najendra dengan tangan sibuk memindahkan snack ke dalam stoples bersama Jisabian dan Leo.

"Bu Maria?" Tebak Veronica.

Leo mengangguk. "Gue padahal lumayan jago Bahasa Inggris. Tapi, matkul Bahasa Inggris Hukum beda level. Banyak banget kata-kata yang belum pernah gue tahu selama ini."

Chandra mengangguk. "Bayangin aja besok ujian gue harus gimana. Pake Bahasa Indonesia aja kalau mau ngarang indah gue masih kesusahan. Lah, ini pake bahasa asing. Bisa-bisa gue nulis lirik lagu di kertas ujian."

Ucapan Chandra mengundang gelak tawa.

"Oh, lirik lagu yang ini? I chi nisan nya~" sahut Yudha.

"Itu lagu China, bodoh!" Johnatan mendorong lengan Yudha hingga tubuhnya oleng menyentuh lantai.

"Hah? Bukannya Jepang?" Juan menaikkan sebelah alis bingung.

"Iya, itu lagu Jepang. Tolol!" Yudha balas mendorong Johnatan. Tapi, karena kalah kekuatan yang terjadi malah dia yang terdorong ke samping.

Veronica menghela napas berat melihat tingkah Yudha dan Johnatan. Perhatiannya jadi beralih pada keempat cowok yang sejak tadi terlihat sedang membicarakan hal serius. Keempat orang itu adalah Theo, Dominic, Tama, dan Winston. Sepertinya mereka sedang berdiskusi tentang topik MPH mereka.

TEMAN TAPI NGAREPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang