Chapter 6-Tak Kunjung Berlayar

1.4K 344 62
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Minggu depan masing-masing dari kalian harus sudah menentukan judul, latar belakang, dan rumusan masalah," tegas Pak Kasto langsung membuat suasana kelas seketika ramai.

Pak Kasto melanjutkan ucapannya, "Bagi mahasiswa yang belum menyiapkan itu semua, minggu depan lebih baik tidak usah masuk kelas saya. Karena saya tidak mau menunggu-nunggu murid yang tidak bisa diajak bekerja sama. Paham?"

"Paham Pak.." jawab mereka serentak. Walau terdengar jelas ada nada tidak ikhlas di sana.

Sesaat setelah Pak Kasto membubarkan kelas, semua mahasiswa langsung mengantri di depan pintu, tidak sabar ingin keluar kelas. Karena diharuskan absen dengan alat finger print mereka jadi terlihat seperti orang yang sedang demo. Desak-desakan dan gelisah.

Beberapa mahasiswa yang malas berdesak-desakan memilih duduk di tempatnya. Menunggu hingga sepi. Termasuk Veronica, Juan, dan Jaeffry yang duduk di barisan kursi tengah.

"Oh, gini rasanya jadi angkatan tua? Kepala gue belum apa-apa udah mau meledak!" Gerutu Juan.

"Pantes banyak yang nikah muda sebelum lulus kuliah," Veronica menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. "Apa gue nikah muda aja, ya?"

Juan menoleh, melihat Veronica dengan seringaian jahil. "Gue rasa Johnatan udah cukup siap jadi ayah dari anak-anak lo."

Veronica memutar bola matanya malas. "Lo kalau mau jadi mak comblang mending cari pasangan lain, deh."

"Kenapa memangnya?" Juan tersenyum tanpa dosa. "Dari dulu gue memang penumpang kapal Johnver. Lo lupa?"

Mendengar itu, Veronica hanya bisa menghela napas sabar. Juan benar-benar salah satu alasan kenapa teman-temannya jadi suka menjodohkan dirinya dan Johnatan. Awalnya Juan dengan iseng memberi julukan pada Veronica dan Johnatan sebagai bunda dan ayah angkatnya di Yogyakarta.

Cowok ini bahkan selalu mengaku sebagai penumpang kapal Johnver alias kapal pasangan Johnatan dan Veronica. Lalu entah bagaimana tiba-tiba Yudha ikut-ikutan mengompori suasana. Mengatakan bahwa Johnatan memiliki perasaan padanya.

Lelucon dari mana itu?

Veronica tidak pernah menanggapi godaan dari teman-temannya. Dulu, Veronica sering merasa dongkol. Tapi sekarang saking terbiasanya dia memilih untuk tidak peduli. Anggap saja teman-temannya hanya sedang iseng.

"Enggak capek, Ju? Udah dua tahun tapi kapal yang lo tumpangin enggak jalan-jalan juga," Veronica memasukkan bukunya ke dalam ransel. "Mendingan lo pindah kapal yang udah pasti berlayar. Tuh, kapalnya Dominic–Nabilla udah jalan jauh."

TEMAN TAPI NGAREPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang