Chapter 9-Move On 1.1

1.1K 330 45
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Veronica menatap pantulan dirinya di cermin. Sedikit malu melihat perubahan penampilan hasil tindakan nekatnya pagi ini.

Hari ini Veronica hanya ada kelas pagi. Niatnya dia ingin menghabiskan waktunya tidur-tiduran saja hingga sambil menonton film. Memanjakan tubuhnya yang akhir-akhir ini disibukkan oleh tugas kuliah. Meski sore nanti dia harus kembali ke kampus karena teman-temannya sepakat mengadakan pertemuan perdana untuk menyambut anggota baru Organisasi PERMAMSA di kantin belakang.

Lalu tiba-tiba ide gila terbesit di pikirannya. Veronica ingin merubah penampilan sebagai wujud langkah awalnya move on. Mungkin karena terlalu sering menonton film, otak Veronica sudah teracuni oleh keyakinan bahwa tindakan paling awal untuk merelakan masa lalu adalah dengan merubah penampilan.

Verinica ingin memulai perubahan itu dari rambutnya. Tanpa pikir panjang siang ini dia langsung bergegas pergi mengunjungi salon langganannya yang terletak sangat dekat dengan kos. Selama hidupnya Veronica tidak pernah merubah model potongan rambutnya.

Rambut hitamnya selalu dipotong sepinggang dengan model oval. Veronica juga tidak pernah mewarnai rambutnya. Tidak heran jika teman-temannya sering memberinya julukan duta shampoo karena rambutnya yang panjang, hitam, shinning, shimmering, dan splendid.

Tapi, hari ini semuanya berubah total. Nekat, Veronica memotong rambutnya sepanjang dada. Tidak sampai situ saja, Veronica juga mewarnai rambutnya. Karena masih tidak percaya diri dengan warna-warna terang, akhirnya dia memilih warna dark brown. Veronica tidak pernah tahu ternyata warna itu sangat cocok untuk kulitnya yang kuning langsat.

Menurut Mbak Naura, penampilannya sekarang terlihat lebih dewasa. Aura kecantikan Veronica juga lebih terpancar. Veronica tidak tahu apakah Mbak Naura berkata seperti itu agar dia percaya diri atau karena memang jujur apa adanya. Yang jelas, Veronica cukup senang dengan penampilan barunya. Rambut pendek terasa ringan di kepalanya. Lebih mudah diatur juga. Dia jadi sedikit menyesal tidak memotongnya dari dulu.

Twing! Twing!

Suara notifikasi ponselnya membuat Veronica mengalihkan tatapannya. Veronica segera menghampiri ponselnya yang berada di atas kasur. Membaca satu pesan yang muncul di layar.

—————

John2: Beneran enggak mau dijemput? Gue lagi di Burjo. Kalau mau entar habis makanan gue habis langsung otw kos lo.

—————

Veronica menggelengkan kepala. "Baik banget, sih? Heran gue."

Dengan lincah Veronica mengetik balasan untuk Johnatan. Meminta cowok itu untuk tidak menjemputnya karena mulai hari ini Veronica ingin hidup mandiri. Sejak tadi pagi dia berjalan kaki ke kampusnya. Yah, selama ini Veronica lebih sering nebeng teman-temannya setiap kali berangkat ke kampus. Keuntungan punya banyak teman laki-laki mereka sangat royal sekali.

TEMAN TAPI NGAREPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang