Bab 3 : Tara's Bad Feeling.

129 24 6
                                    



***

Hari ini merupakan ujian kenaikan tingkat Zyddane, Zaly sudah mewanti-wanti akan melihat saudara kembarnya dalam mengikuti ujian.

"Kau tau Tara? Dane kami sangat lucu dengan pipi berisinya, benar-benar seperti roti kukus isi daging!" ujar Zaly, ia terkikik membayangkan Dane mengikuti ujian keseimbangan tubuh sedangkan kembarannya itu memiliki tubuh yang gempal.

Ujian ini bermanfaat jika seandainya ada sebuah pertempuran yang mengharuskan berdiri di ujung kayu maupun benda lainnya yang mustahil dijadikan sebagai tempat berpijak.

Selain itu, keseimbangan tubuh yang dilakukan sejak dini dipercaya dapat melatih konsentrasi, apalagi bagi penerus Alpha atau pemimpin lainnya.

"Ah aku jadi ingin makan roti kukus," ujar Zaly. "Apa kau mau?" tawarnya.

Tara menggeleng. "Tofu darah kerbau lebih enak daripada roti kukus," ujarnya. "Apa kau mau?" Kini Tara yang berbalik menawarkan.

"Ew, aku tidak makan darah," ujar Zaly.

"Aku juga tidak makan roti kukus," balas Tara.

Zaly mencebik. "Tara, apa kau marah padaku?"

"Marah? Kenapa aku harus marah padamu?" tanya balik Tara.

"Kau tidak pernah bercanda denganku, wajahmu itu selalu cemberut, matamu selalu lurus, tidak pernah melengkung. Aku jadi takut kau marah padaku," ujar Zaly. Ia menundukkan kepalanya, bahunya merosot, helaan napas terdengar dari bibir kecil itu.

Tiba-tiba terdengar suara tawa dari Tara. "Apa aku begitu menyeramkan?" tanyanya.

"Shutt!"

Seseorang di samping mereka menyuruh agar tidak membuat keributan karena penguji sudah memasuki aula kenaikan tingkat.

"Tidak, kau lucu, hanya saja aku takut kau marah padaku," bisik Zaly.

"Aku tidak marah padamu, Zaly, aku tidak tau kenapa wajahku seperti ini," ujar Tara yang sama berbisik seperti Zaly.

"Aku tau, mungkin karena ibumu meminum darah bebek, oleh karena itu wajahmu selalu cemberut." Kini giliran Zaly terkikik kecil.

"Tidak ada hubungannya!" ujar Tara.

"Tara, lihatlah penguji itu, kenapa dia selalu memperhatikan kita?" Zaly menunjuk ke salah satu penguji di sana.

Tara mencari penguji yang dimaksud Zaly, di sana ia menemukan penguji wanita dengan gaun merah melekat di tubuh putihnya tak lupa pula sebuah jubah bulu rubah terpasang di bahunya.

"Aku tidak tau," ujar Tara. "Sepertinya dia vampir sepertiku," katanya lagi.

"Mengapa vampir bisa menjadi penguji?" tanya Zaly bingung.

Tara mengendikkan bahunya, ia pun tidak tau kenapa.

Tara kembali memperhatikan penguji yang terus memperhatikan mereka, ah tidak, lebih tepatnya memperhatikan Zaly.

"Zaly, aku rasa dia memperhatikanmu," bisik Tara.

"Benarkah? Tara bagaimana ini? Aku menjadi sangat malu jika diperhatikan seperti ini," ujar Zaly.

Tara memutar bola matanya. "Aku suka dengan tingkat kepercayaan dirimu," ujarnya.

Zaly terkekeh geli, kembali ia melihat penguji tadi dan benar, mata mereka saling beradu.

Gadis kecil itu berjengkit ketika merasakan sesuatu aneh padanya.

"Kenapa?" tanya Tara.

"A-aku merasa ada ledakan kecil di tubuhku," ujar Zaly.

DANGELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang