Menghilangnya Zaly dan Zoury sudah terdengar oleh seluruh murid akademi dan hal ini tentu saja membuat beberapa opini untuk mereka. Bahkan beberapa guru pun ikut mencari keberadaan dua murid akademi serigala itu. Pencarian hanya dilakukan di sekitaran akademi karena tidak mungkin dua murid itu keluar dari sana mengingat akademi memiliki perlindungan yang tidak akan ditembus siapapun kecuali mendapatkan restu dari semua guru dan kepala sekolah.
Ketiga saudara Asklepios itu sedang berkumpul dipimpin oleh kakak tertua, Zayn.
"Aku tidak mau hal ini terdengar oleh ayah dan ibu," ujar Zayn.
Sane mengangguk. "Kita sudah berjanji menjaga Zalyne."
"Apa kalian memikirkan hal yang sama?" tanya Zayen.
"Paman jahat," ujar Sane dan Dane bersamaan.
"Kita akan ke kastilnya," putus Zayn.
"Kau yakin? Aku tidak mengetahui di mana kastil kegelapan berada," ujar Dane karena memang sudah sedari kecil Dane tidak pernah meninggalkan akademi ini.
"Ayah pernah membawaku ke daerah netral dan aku merasakan jika kastil kegelapan tidak jauh dari daerah netral itu," ujar Sane.
"Baiklah, pagi-pagi sekali kita akan ke sana."
Dane dan Sane mengangguk mendengar keputusan Zayn.
"Apa perlu membawa Peeter? Mengingat Peeter adalah half demon."
"Bukankah dia vampir?"
Zayn menggeleng. "Aku bisa merasakan aura demon dalam tubuhnya. Baiklah kita akan membawa Peeter."
***
Zaly melenguh kala merasakan pergelangan tangannya sakit.
Matanya mengerjap menyeimbangkan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.
Hal pertama yang gadis itu lihat ialah sebuah ruangan yang terdapat beberapa percikan darah yang mulai mengering. Bau busuk dan amis di ruangan ini membuat Zaly memuntahkan isi perutnya.
Apa ini tempat para Zygothes? Jika benar maka tamatlah riwayat Zaly.
"To-tolong," ujar Zaly lemah, ia tidak tau bagaimana ia bisa berada di sini, terikat dengan keadaan lemas seperti ini. Entah sudah berapa hari ia terikat, Zaly tidak tau yang jelas ia merasakan ada darah kering yang mengalir dari pergelangan tangannya.
"To-long, lepaskan aku," ujar Zaly lagi. Napas Zaly memburu kala mengingat pertemuan terakhirnya dengan iblis itu dan ia juga meyakini bahwa keberadaannya di sini adalah ulah iblis dari neraka itu.
"Iblis bajingan," geramnya terdengar lemah, kebenciannya pada lelaki itu terus bertambah.
Siluet tubuh seseorang tiba-tiba terlihat dari sudut mata Zaly, rambut pirang keputihan miliknya sedikit menutupi wajahnya sehingga ia kesusahan melihat orang itu.
"S-siapa kau?" tanya Zaly lemah. Sungguh ia sangat tidak bertenaga saat ini, tenggorokannya benar-benar kering, perutnya terasa melilit.
Dalam sekejap orang itu sudah berada di hadapan Zaly. Gadis itu cukup tinggi hanya saja orang di hadapannya ini juga sangatlah tinggi melebihi tubuhnya.
Orang itu mengangkat dagu Zaly, seketika itu mata mereka beradu.
Zaly menggeram mengetahui siapa di hadapannya ini. "Lepaskan tangan menjijikanmu itu dari wajahku!" ujar Zaly, meskipun lemah ia berusaha untuk kuat di hadapan makhluk paling dibencinya ini.
Xavier menyelipkan rambut Zaly yang menghalangi matanya memandang wajah cantik gadisnya ini.
Zaly menoleh ke samping guna melarikan wajahnya dari sentuhan Xavier. Kemudian ia tersenyum miring. "Kau mengurungku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGELF
FantasyIa adalah keturunan dari Queen of the Earth yang terakhir dan tentu saja ia juga memiliki kemampuan istimewa seperti ibunya, anak perempuan satu-satunya dari 4 bersaudara. Lalu memiliki mate, Xavier--Raja klan vampir--. Dibesarkan di akademi, lalu...