Bab 4 : Little Accident & New Friend

134 22 7
                                    

"Apa--"

"Panggil aku Queen, Queen Alexa," ujar Alexa.

Zaly hanya menatap Alexa dengan netra hijaunya tak mengerti.

"Cepat panggil aku Queen Alexa." Alexa memicingkan matanya.

"Ibuku adalah Queen yang sebenarnya, aku tidak akan memberikan gelar ibuku untuk orang lain," ujar Zaly.

Dengan mata berkilat, Alexa menepiskan jubah merahnya sehingga membuat Zaly terpental. Gadis kecil yang malang karena wanita dewasa ini.

Zaly merintih kala punggung kecilnya terhantam oleh tembok akademi. Demi apapun, Zaly hanya gadis kecil yang belum genap berusia 10 tahun.

"Akh, sakit sekali," rintihnya. "Ke-kenapa kau menyerang anak kecil? Apa kau tidak malu dengan tubuhmu yang tinggi itu?" tanya Zaly yang menahan rasa sakitnya. Ia ingin menangis, tapi ia malu untuk itu.

Mendengar ucapan Zaly membuat Alexa mengepalkan tangannya, anak kecil ini.

Secepat mungkin Alexa mengubah raut wajahnya. Ia menatap Zaly, senyumnya berubah menjadi amarah ketika ia melihat Zaly berubah menjadi gadis dewasa yang amat sangat cantik lalu bergandengan tangan dengan orang yang dicintainya, Xavier.

Alexa mendekat, kuku runcingnya mencuat layaknya cakar elang yang siap merobek apapun yang ada di hadapannya.

"Takdirmu memang sudah ditetapkan Moon Goddess tetapi elenyapkanmu adalah urusanku, akan lebih baik kau tidak mengetahui siapa mate-mu!" Alexa tertawa menyeramkan, wanita itu berubah wujud menjadi makhluk yang mengerikan yang mana kaki dan tangannya seperti burung purba, gigi tajamnya meneteskan air liur menambah kesan menyeramkan yang melekat padanya.

Zaly ketakutan, tidak pernah ia melihat makhluk yang sangat menyeramkan seperti ini. Bulir keringat membasahi rambut silver miliknya. Jika ini paman jelek yang sering mengganggunya maka Zaly akan berani untuk menyentil telinganya tetapi saat ini di hadapannya ialah monster yang sangat menyeramkan.

"Iblis," lirih gadis  kecil itu. Wajah Zaly benar-benar pucat kala kuku runcing itu mulai menggores pipi putihnya. Air matanya pun menetes, meskipun Zaly bukanlah gadis kecil yang manja tetap saja ia akan menangis jika dihadapkan dengan situasi seperti ini.

Rrrrraaaaaahhhggggggg!!!

"AAAA!" Zaly berteriak kala monster itu mengaum di hadapannya. Air mata yang menetes ke lantai sudah berwarna merah karena darah dari goresan yang tercipta­­­.

"Hiks! PAMAN—Arghh!!!"

Shraakkk

Cipratan darah langsung menempel pada tembok-tembok yang berada di sana, sosok monster besar itu kini berubah menjadi dua.

"Pa-paman Jelek, tt—tolong aku ...."

***

Wajah yang selalu datar tidak pernah sedikitpun senyum terukir di wajah yang tertutupi oleh jambang itu. Sedari kecil ia ditempa agar menjadi ksatria oleh ayahnya, sayang sekali sang ayah telah pergi karena perbuatan istrinya sendiri. Demon wanita itu menyerahkan nyawa sang ayah yang bergelar duke untuk kecantikan abadinya. Jika sang penyelamat tidak datang maka ia akan bernasib sama seperti ayahnya. Xavier, demon itu yang menyelamatkan hidupnya dan merubahnya menjadi salah satu guardian Xavier dengan melakukan perjanjian darah dengan sang emperor.

Mata Kristof terbuka, radarnya mendeteksi adanya kekacauan yang terjadi. Mengambil jubahnya ia langsung melesat menemui sang emperor.

"Aku yang akan menyelesaikannya," ujar Xavier.

DANGELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang