Prolog

437 58 47
                                    

"Mate."

"Hei, Paman! Namaku Zalyne, ZA LY NE!" Gadis kecil itu memandang jengkel orang dewasa di hadapannya ini. Apa-apaan! Dia memiliki nama yang bagus dari ayah dan ibunya, dan tidak menyukai nama yang disematkan paman jelek itu padanya.

***

"Paman, berhentilah mengikutiku! Aku ingin belajar!" Gadis yang kini sudah remaja itu mendengus kesal karena orang ini selalu menggangunya sedari ia kecil.

"Aku hanya mengawasimu," ujarnya.

"Aku tidak suka! Aku akan benar-benar menyentil telingamu jika kau terus saja mengikutiku!" ancam Zaly.

Xavier tertawa dingin. "Lakukanlah sekarang, sayang."

Sebuah buku melayang, tetapi bukan Xavier jika tidak bisa menangkisnya.

"Pergilah, Paman! Guardian sekolah akan menangkap mu lalu menjadikanmu bahan bakar obor nanti!" ancam Zaly lagi.

Kembali Xavier tertawa hingga seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Zaly! Aku mendengar suara laki-laki di dalam, buka pintunya!"

Zaly menatap garang Xavier. "Aku akan membunuhmu, Paman!" geramnya.

"Tidak ada orang, Tara. Kau bisa mengeceknya," ujar Zaly ketika ia membuka pintu untuk temannya itu.

Tara langsung mengeceknya. "Syukurlah, aku hanya mengingatkanmu jika kelas dansa akan dimulai. Persiapkan gaun dan topengmu, sampai bertemu di kelas dansa, Zaly!"

Gadis itu langsung menutup pintu kamarnya kesal. Kelas dansa adalah hal yang paling melelahkan untuknya.

Ia mencari keberadaan makhluk tadi, ah ternyata sudah pergi. Syukurlah.

***

"Berhenti berbicara! Darahmu semakin keluar, bodoh!"

"Berhentilah menangis. Jika aku pergi—"

"Kau tidak akan pergi, aku akan berusaha untuk mengobatimu."

"Jika aku pergi, jangan biarkan laki-laki dari klan manapun mendekatimu." Pria itu masih melanjutkan ucapannya.

"Bodoh!"

"Aku sudah membuahimu berkali-kali, aku yakin mereka akan tumbuh lalu menjagamu ketika aku pergi nanti."

Tangis wanita itu semakin pecah. "Diamlah, iblis! Kau tidak berhasil, kita harus melakukannya lagi. Bertahanlah agar kau bisa membuahi ku lagi dan lagi."

"Bagus, Little girl. Katakanlah lagi, aku senang mendengarnya."

Reaksi perak itu semakin kuat sehingga ia memuntahkan darah terakhirnya sebelum menutup matanya.

"XAVIER!"

***

HI GUYS. SAYA KEMBALI DENGAN CERITA BARU ...

CERITA LAMA KAN BELUM KELAR, MASA BIKIN CERITA BARU SIH?!

YA MANA SAYA TAU, SAYA KAN IKAN. HEHE.

Jadi, guys sebenarnya saya tuh lebih suka baca dan nulis genre fantasi. Tapi entah kenapa kok saya nulisnya bukan fantasi ya?? hihi.

Nulis fantasi tuh kayak halunya bener2 menjiwai gitu, halunya tuh terserah kita. Jadi ya suka2 kita wkwk

Intinya semoga kalian menyukai cerita ini.

Jangan lupa support saya ya dengan memberikan bintang dan komentar yg membangun hehe.

Jika ada saran, boleh kok ungkapin, karena dengan begitu kita bisa sama2 belajar.

See you, and don't forget untuk tap bintang dan komentar ...

.

.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI!!!

Love @ptrmyllln

DANGELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang