Rere buru buru menatap ke arah Refan yang sedikit mengerinyit disebabkan oleh suara yang nyaris tidak pelan sama sekali.
'Otak goblok berputar berputar, jangan sampe Refan nolongin Vina ibab.'
Dengan otak pas pasan akhir nya Rere menemukan satu cara.
Selagi Refan berfokus pada gang kecil di samping nya, Rere mengeluarkan bedak tabur yang biasa dia gunakan dan memakai nya di bibir serta wajah nya.
Rere perlahan memegangi perut nya, lalu menyentuh ujung seragam Refan.
"Aduhhh!" Rere meringis. Wajah kecil nya menunjukan keluhan.
"Lo kenapa?"
Refan melihat wajah Rere tampak pucat, bibir yang semula merah kini berwarna pucat.
"Gak papa. Refan tolongin aja perempuan itu, dia kayak nya lebih membutuhkan daripada aku. Kamu bisa tolongin dia aku bisa tunggu disini."
'Refan calon pacar plisss lu milih gue anjing jangan perempuan sialan itu.'
"Lo beneran gak papa gue tinggal sebentar?" Tanya Refan dengan alis bertautan menatap Rere.
"Gak papa."
'Demi alex gue gak rela gak ridho. Gue gak di posisi gak papa tapi gue kenapa napa anjir!'
Refan mengangguk lalu perlahan melangkah ke arah gang kecil tempat suara itu berasal.
Tiba tiba rasa ingin menjambak rambut Refan meningkat pesat dalam hati Rere.
'Nih cowok gak peka atau pura pura gak peka sih! Kalo gini gak ada pilihan lain selain pake cara itu.'
Rere dengan cemas menggigit bibir hinggah mengeluarkan sedikit darah.
Tiba tiba tubuh Rere ambruk saat Refan ingin mengambil langkah lagi.
Refan sontak menoleh melihat Rere yang tak berdaya disana.
Segera dia berbalik mengangkat tubuh Rere dan membawa nya pergi. Seketika Refan melupakan suara permintaan tolong itu.
Rere yang pura pura pingsan bersorak dalam hati nya.
'Bye...bye..Vina ibab.'
****
Rere di larikan di rumah sakit. Dokter yang menangani Rere tiba tiba mengeluarkan ekspersi samar. Dia segera meninggalkan bangsal Rere tanpa berkata apapun
Perempuan yang di katakan sakit itu tiba tiba membuka mata nya dengan jernih.
"Dokter tau gak ya kalo gue pura pura sakit?"
Rere menghembuskan nafas dengan gelisah, kalau sampai dia ketawan pura pura pingsan entah apa reaksi yang di keluarkan Refan pada nya.
Ketika Rere sedang asik merenung tiba tiba Refan bergegas masuk.
"Ada yang sakit lagi?" Tanya nya dengan nada terburu buru, membuat Rere sedikit mengerinyit.
Apa yang salah?
"Gak ada yang sakit lagi, Refan gak usah khawatir sekarang Rere baik baik aja ko." Rere tersenyum, wajah pucat nya membuat nya tampak lebih menyedihkan.
Seketika hati Refan tergerak sedikit melihat senyuman polos.
"Emang kata dokter apa Refan?"
"Lo mengidap kanker perut stadium akhir, Di perkirakan umur lo gak akan lama lagi."
WHAT THE FUCK
mulut Rere otomatis terbuka. Dia tidak menyangka berpura pura sakit menyebabkan diri nya sakit sungguhan.
'Ini dinamakan Karma jalur offline di bayar tunai.' '
****
"Refan mau makan apa biar aku beliin?" Kata Rere
Refan menghela nafas menatap ke arah wanita yang berbaring di tengah bangsal.
Biarpun dia sadar akan penyakit nya tapi seperti nya perempuan itu tidak akan menyerah untuk peduli dengan nya.
Hati nya agak tergelitik melihat wajah seperti monyet terus menerus menanyakan apa yang dia butuhkan.
"Harus nya gue yang nanya lo butuh apa."
Rere tertegun sejenak sebelum membuka mulut kecil nya, "Tapi Rere gak butuh apa apa."
"Sama."
Kedua nya diam, keadaan seketika sunyi. Rere membenci suasana ini.
Tiba tiba pintu ruangan terbuka. Terlihat wanita berpakaian modis berjalan ke arah bangsal dengan langkah tergesa gesa.
"Sayang, dimana yang sakit lagi?"
Rere memandang wanita di depan nya. Jadi dia sekarang adalah ibu nya.
"Gak papa ma, aku baik baik aja sekarang."
"Gimana kamu baik baik aja, jelas jelas kamu...bentar lagi..."
Wanita itu tidak bisa menahan tangis. Anak nya tercinta akan segera pergi.
"Mama gak usah sedih, yang penting sekarang aku masih disini." Rere mencoba menenangkan tangisan wanita itu.
Perlahan lahan Bunga berhenti menangis, dia menatap wajah Rere lalu tiba tiba fokus nya jatuh pada Refan yang menatap kedua nya dengan kaku.
"Ini siapa?"
Rere menatap ke arah Refan dengan pandangan tersipu. Dia menunduk malu malu.
Bunga yang menyaksikan tingkah anak nya menyeringi nakal. Tidak terasa anak nya sudah besar dan sudah mulai jatuh cinta.
"Kenalin ma, ini nama nya Refan."
Bunga tersenyum memandang Refan. Refan kikuk sejenak sebelum akhir nya dia mencium punggung tangan bunga.
"Halo tante nama saya Refan." Refan memperkenalkan diri nya.
"Gak usah panggil tante sebut mama aja gak papa ko," ucap Bunga tersenyum.
"Iya m-mama." Suara Refan agak asing karna sudah lama dia tidak mengucapkan kata itu.
Rere yang menyaksikan pemandangan itu tidak bisa menahan senyum.
Duh adem nya liat calon sama nyokap akur. Kalo begini cara nya, terobos lah anying!
****
Diketik 744 kata
Publik : 22 febuari 2021
Vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
pacar penjahat ku
Teen FictionBtw ini cerita blm di revisi kalo ada kesalahan tanda baca, kalimat typo, atau penempatan kata yg tidak tepat, mohon di maklumin. ****** cerita ini tentang Rere, jomblo yang meninggal dunia dan di hidupkan kembali di dunia novel sebagai pengubah ta...