Rere tengah membuat minuman untuk teman teman nya di dapur, hanya di temani Bima di samping nya.
Bima diam diam melirik Rere beberapa kali kemudian menghela nafas.
"Lo kenapa masukin cowok sembarangan?" Tanya Bima masih berpura pura acuh.
"Gak sembarangan ko Rendy kan calon pacar gue."
"Masih calon kan belum pasti, lagian jaman sekarang jangan gampang percaya sama laki laki Re."
Rere terdiam pandangan nya beralih ke Bima.
"Terus menurut lo, Lo apa? Banci? Canda banci."
Rere mencibir.
Bima mengatupkan gigi nya erat.
Mata nya berubah warna merah menahan emosi. Selama ini dia mencoba bertindak sebagai laki laki idaman semua wanita, namun sekarang.
Bima membenturkan badan Rere ke dinding.
"Lo mau-" sebelum Rere sempat berteriak mulut nya terburu di sumpal oleh Bima.
"Lo pura pura gak tau apa emang sengaja gak tau. Gue selama ini ngejar Lo berbuat sebagai laki laki yang layak buat lo, good attitude, goodlooking tapi Lo sama sekali gak ngelirik gue malah secara terang terangan bilang cowo yang baru Lo temuin itu calon pacar lo?! Re batas kesabaran laki laki itu ada batas nya."
Rere sudah lama mengeluarkan airmata nya.
'huaaaaaa Rendy dimana Lo.....eh lupa dia gue kunci in di kamar. AKHHHH BEGO BANGET SIH LO RE!!!!!????'
'Stela Karina sumpah dia gak ada firasat apa temen nya pengen di apa apainn' Rere mendecak dalam hati.
Rere menatap ngeri ke arah Bima yang tiba tiba menyengir jahat.
****
Sementara Stela dan Karina yang ada di ruang makan.
"Stela ko firasat gue gak enak yah?" Tanya Karina sambil meraup kaki ayam goreng.
"Alah firasat firasat gaya nya kaya manusia aja, jelas insting monyet Lo terbangun Lo ngambil jatah nya Rere." Stela mencibir menunjuk kaki ayam di tangan Karina.
Karina tertegun sejenak.
detik kemudian dia menyengir mengeluarkan kembali kaki ayam yang sudah masuk ke mulut nya namun belum sempat di gigit.
"Belum 5 menit."
Karina meletakan ayam itu lagi di piring. Stela menatap jijik.
"Eh gue pengen liat muka cogan itu lagi, buka yuk pintu nya."
"Cewek kegatelan Lo."
"Masih mending kegatelan daripada budukan."
"Stress."
"Ah bodoamat gue mau buka pintu nya terus pdkt sama dia."
Stela berdecak," kata nya gak mau nikung."
"Kan itu katanya bukan nyata nya," balas Karina di selingi senyum.
"Jangan goblok."
Stela mati Matian melarang namun tangan nya perlahan mengkhianati.
tangan Stela menyerahkan kunci kamar Rere yang sebelum nya di titipkan.
"Mualaf Lo!"
"Munafik goblok." Stela mentoyor kepala Karina menggunakan centong sayur.
"Gece buka terus kalo Lo udah pdkt gantian gue."
"dasar Anak Suripto."
"Kim Suripto nama bapak gue, gue kan anak nastaran"
Karina bangkit cepat dan mengambil kunci itu.
Lalu gantian menimpuk kepala Stela dengan kunci besi itu.
"Blasteran goblok!"
***"
Cklek
Bunyi pintu kamar di buka berdengung.
"Rere gue minta maa-" Rendy terhenti menatap perempuan asing di depan nya.
"Lo siapa Rere mana?"
Karina menatap wajah Rendy, kemudian menunduk malu malu.
Jari jari putih Karina menusuk nusuk dada Rendy membuat seketika cowok itu bergidik.
"Kamu gak usah nyari Rere dulu aku mau ngomong sesuatu-"
Gubrak
Tepat saat itu Rendy mendorong tubuh Karina hingga wajah nya membentur keras ke arah pintu.
"Lo ngomong sama pintu dulu gue mau nyari Rere."
Karina mengusap jidat nya seketika dia merasakan bencolan yang besar berada di tengah tengah dahi nya.
"Huaaaaa gue jadi orang parindapan?!!!"
*****
Rere meneteskan air mata nya, dia berusaha meronta mati matian namun Bima masih tak berkutik.
Bima tersenyum jahat lalu perlahan membuka kancing atas kemeja Rere.
'TIDAKKKKKK GUE MASIH TING TING KALO LO UNBOXING SEKARANG GUE JADI TONG TONG'
Rere menatap putus asa. Air mata nya semakin deras keluar
"Nurut aja sama gue, bakal gue jamin nanti Lo seneng gak bakal nangis lagi."
Tepat ketika kancing kedua berhasil di lepas detik itu juga Rendy datang memukul dengan keras tekuk kepala Bima dengan gagang sapu.
Seketika tubuh Bima jatuh begitu saja.
"Brengsek!" Rendy meraung lalu memukul Bima berkali kali.
Seperti orang kesurupan Rendy sama sekali tidak berniat melepaskan Bima.
Stela yang mendengar pertengkaran di dapur segera berlari dan melihat Bima di pukuli habis habisan.
Stela bergidik lalu perhatian nya teralih ke arah Rere yang berantakan. Stela agak terkejut namun segera dia menyadari sesuatu.
Buru buru Stela memeluk Rere, dan membawa gadis itu menjauh.
"Stela gue takut huaaaa...." Tangis Rere pecah.
Rendy yang mendengar isakan gadis itu langsung naik pitam.
Bima yang sudah tak berdaya masih menerima pukulan bertubi tubi dari Rendy yang tak ada habis nya.
Bima merasa dia akan menemui ajal nya.
Bima siap menerima pukulan lagi namun tiba tiba Rendy berhenti.
Bima mengangkat kelopak mata nya dengan berat.
"Lo berani nyakitin gadis itu gue rasa kematian itu terlalu indah buat lo."
Rendy menyeka darah Bima yang ada di tangan nya.
Segera Rendy mengeluarkan ponsel dan menelpon asisten nya.
"Cepet kesini!" Nada suara Rendy agak tidak sabar orang di ujung telepon langsung ketakutan.
Setelah itu Rendy berbalik menatap gadis yang selama ini sudah perlahan memasuki hati nya.
Rendy berjalan dengan langkah cepat dan memeluk Rere dengan erat, membungkus semua tubuh gadis itu ke dalam pelukan nya.
Rere masih menangis dalam pelukan hangat Rendy.
"Maaf."
Tingkat kesukaan : 90%
****
Diketik 859 kata
Publik : 31 Maret 2021
Udh lama gak up maafkan..
tugas, praktek, ulangan gak ada habis nya. Cape aku tuh...dahla
next time bye
KAMU SEDANG MEMBACA
pacar penjahat ku
Teen FictionBtw ini cerita blm di revisi kalo ada kesalahan tanda baca, kalimat typo, atau penempatan kata yg tidak tepat, mohon di maklumin. ****** cerita ini tentang Rere, jomblo yang meninggal dunia dan di hidupkan kembali di dunia novel sebagai pengubah ta...