Sudah dua hari rose belum juga sadarkan diri, tidak ada perubahan sama sekali rose masih belum sadarkan diri.Semua orang selalu berdoa untuknya namun Tuhan belum menjawab semuanya rose masih terbaring disana dengan bantuan alat alat kehidupan tersebut.
"Rose eomma disini,apa kau tidak merindukan eomma?"Irene menatap sendu sang anak matanya terlihat bengkak akibat menangis
"Chagia,putri kita pasti akan baik baik saja percayalah"Suho memegang pundak Irene dengan lembut
"Tidak!apa kau lihat?putriku terbaring lemah disini,aku harus apa untuk putri kecil ku." Irene memegang tangan rose dengan penuh cinta
"Kau tahu?putriku adalah wanita yang kuat aku yakin dia pasti bisa,dia akan bangun demi semua orang yang menyayangi nya"Suho mengelus kepala rose yang tidak sadarkan diri tersebut
"Apa kau tahu?putriku tidak boleh merasakan ini semua aku tidak bisa melihatnya terluka,sejak kecil aku merawatnya dengan cinta.Aku menjaganya agar dia tidak sakit,tapi sekarang lihatlah dia terbaring disini."Irene menunduk air matanya terus berjatuhan Suho tidak tega melihat istrinya
"Sudahlah ayo kita pergi mungkin Sehun ingin melihat rose Hem"Suho memeluk tubuh Irene membawanya pergi dari sana
Sehun masuk dengan tatapan sendunya,dirinya benar benar kacau.Hatinya tersayat melihat orang yang paling dia cintai berada di sini dengan banyak alat yang membantunya tetap hidup, wanita yang begitu berarti baginya terbaring lemah tak berdaya.
"Hai chagi,apa kau tidak lelah?kau sudah tertidur selama dua hari ini.Kau tidak ingin bangun?anak anak sangat merindukan dirimu termasuk aku, sadarlah ku mohon demi diriku dan cinta kita." Sehun mencium pelan kening rose dengan perlahan
"Ayo aku mohon, bukankah kau bilang kita akan berlibur bersama keluarga besar?dan juga sahabat mu ayo bangun"Sehun terus memandangi rose yang terlihat sangat pucat
Pintu terbuka menampakkan Jennie disana,Sehun yang melihat itupun berdiri dan menyuruh Jennie untuk masuk.Sehun menyuruh Jennie berdua dengan rose,mungkin Jennie butuh waktu untuk bertemu sahabat nya yang terlihat pucat tak berdaya dengan banyak alat bantu disana.
Hatinya terasa perih ketika melihat sahabatnya terbaring tak berdaya,kulit rose yang pucat semakin terlihat pucat.Jennie duduk di samping rose dengan mata yang berkaca-kaca menatap orang yang selama ini sudah berjasa dalam hidupnya saat dia dalam keadaan susah rose selalu ada untuknya
"Hai rose,lihat aku membawa mawar untukmu? Bukankah ini bunga kesukaan dirimu?.Kau bilang mawar adalah dominasi dari dirimu kan"Jennie menahan isaknya melihat rose seperti ini
"Cepatlah sadar ya,kau tahu kau adalah sahabat terbaik yang selalu mengerti diriku.Jangan tinggalkan aku sendiri,bukankah kau bilang kau ingin melihat anakku ini"Jennie megelus perutnya yang buncit karena sedang mengandung
"Jennie apa rose belum ada perubahan"tiba tiba Jiso dan Lisa datang dari depan
"Tidak ada hikss"Jennie memeluk Jiso erat mungkin ini hormon dari bayi juga membuat Jennie lebih cengeng sekarang
"Unnie sudahlah aku yakin rose akan baik baik saja,dia akan sadar untuk kita"Lisa ikut berpelukan dengan kedua unnienya
"Kita berdoa pada Tuhan saja ya"Jiso memeluk kedua orang yang sudah di anggap nya sebagai adik memberikan kekuatan pada mereka