Sean sekarang berada di rumah sakit dia merasa sangat senang memiliki adik baru dia menjadi punya teman dirumah nantinya Sean sangat menyayangi adiknya dia duduk menemani Sehun menggendong adiknya
"Daddy Hechan nanti main sama sena kan kalau udah gede"Sean menatap ayah nya
"Tentu sayang Hechan kan adik Sean" Sehun mengosok kepala Sean pelan
"Daddy Sean mau ketemu mommy"Sean berdiri lalu pergi begitu saja
Sean memasuki ruang dimana rose tidak sadarkan diri dimana dirinya memakai oksigen dengan impus ditangan serta alat pendetak hati yang terpasang di samping rose hanya bunyi alat itu saja yang terdengar
Sean duduk di kursi samping dekat ranjang rose Yang sekarang tertidur dengan pulas bagai seorang putri di usia Sean yang sudah hampir beranjak tujuh tahun ini dia sudah mengerti tentang kematian karena rose selalu memberi tahu Sean
"Mommy kok gak bangun apa mommy gak mau lihat adek"Sean memegang tangan rose
"Kok mommy gak jawab Sean"anak itu menghapus air matanya
"Mommy tadi di sekolah Sean dapet nilai bagus"namun masih tidak ada jawaban dari sang ibu
"Mommy bangun Sean kan rindu mommy hiksss"dia sudah tak dapat membendung air matanya
Pintu kamar rawat rose terbuka ternyata Sehun yang masuk setelah dia menitipkan Hechan sebentar pada Rena dan ajumma ima Sehun ingin menemui rose dan juga Sean ternyata dugaan Sehun benar
"Sean jagoan Daddy kenapa nangis Hem"Sehun menahan air matanya
"Hikss Daddy mommy kok gak bangun bangun"Sean memeluk Sehun erat
"Mommy nya lagi bobo kan capek habis lahirin adek Hechan"Sehun mengusap air matanya
"Hikss mommy bakal bangun kan Daddy"Sean memegang tangan rose
"Iya sayang sekarang Sean temui mbak Rena ya pulang ganti baju terus nanti Daddy jemput ya"Sehun mencium Sean
"Iya Daddy"Sean segera berlari menghampiri Rena
Sekarang hanya ada dirinya dan rose didalam ruangan ini hening sepi tak ada suara hanya ada suara detak jantung rose di alat itu dunia Sehun seakan hancur saat ini namun dia merasa bahagia anaknya lahir dengan selamat dan istrinya sekarang koma di rumah sakit
Sehun menatap sendu rose memegang erat tangan istri yang sangat ia cintai bahkan yang selalu mendukung nya dan menemani dirinya disaat susah maupin bahagia yang merwat anaknya dengan kasih sayang
"Chagi bangunlah apa kau tak kasian pada aku Sean dan juga Hechan"Sehun menggenggam tangan rose
"Bukankah kau ingin melihat anak kita Hem"air mata Sehun menetes tanpa izin
"Dia sangat mirip dengan kakaknya Sean dan juga diriku tampan hidung nya mirip denganmu"namun masih tak ada jawaban dari sang istri
"Bangunlah demi aku dan juga anak anak kita ku mohon"Sehun terus meneteskan air matanya
"Bangunlah chagi ku mohon"Sehun mengecup kening rose sambil menangis
Namun masih tak ada jawaban dari rose Sehun merasa sangat hancur saat ini namun dia harus merawat Sean dan juga Hechan dia harus kuat demi rose Sehun berdoa agar rose segera sadar dan keluarga mereka akan utuh kembali seperti dulu
Akhirnya Sehun harus kembali keruang bayi dan membiarkan rose sendiri namun setelahnya rose di temani oleh ajuma Ima sedangkan Sehun harus pulang mengambil pakaian dan menjemput Sean dan Rena sedangkan Hechan sekarang berada di ruang bayi bersama dengan suster
Sesekali ajumma Ima kedalam ruangan bayi untuk melihat Hechan dan memberikan asi rose yang di pompa tadi kepada Hechan yang memang masih sangat perlu asi sang ibu