Aku mau ingetin di awal ah
Sebelum baca, langsung vote yaa!!
.
.
.
.Sebelumnya Sania sempat gelisah, dia takut jika Seno akan kembali dan merusak kehidupannya yang cukup tenang disini. Tapi nyatanya selama seminggu, semenjak terakhir mereka bertemu di Bakery miliknya, dia tidak pernah muncul kembali. Sepertinya dia sudah kembali ke Indonesia, mungkin dia sangat kecewa saat ini.
Saat Sania bertemu kembali dengan Seno, dia melihat Seno yang berbeda. Dia melihat Seno yang lebih percaya diri, dia tidak melihat bekas luka di wajah tampan itu. Seno benar - benar berubah. Saat Sania berada dipelukan Seno waktu itu.... Bagi Sania rasanya tetap sama seperti dulu. Hangat.
Sania awalnya tidak datang ke Bakerynya selama dua hari setelah bertemu Seno, dia menitipkan tokonya pada pegawainya. Tapi pada akhirnya dia datang kembali, karena dari kesaksian pegawai di tokonya Seno tidak pernah datang lagi ke toko. Dia bisa bernapas lega pada akhirnya.
Saat ini Sean sedang sekolah, entah kenapa anak itu sangat menyukai sekolah. Sampai - sampai selalu merengek kepada Sania untuk bersekolah, akhirnya Sania memasukan Sean ke Playground dekat tokonya. Itu dia lakukan agar dia bisa mengantar dan menjemput anaknya itu dengan cepat.
Saat ini toko cukup sepi, karena memang ini bukan jam istirahat kantor. Biasanya tokonya akan ramai saat jam istirahat ataupun jam pulang sekolah. Tapi dia cukup senang, di waktu seperti ini dia bisa me time. Dia memilih tempat duduk di pojok untuk berdiam diri menikmati cookies buatannya dan segelas teh, dia mulai meneruskan buku yang sempat tertunda ia baca.
BRAK
Tiba - tiba seseorang melempar beberapa foto ke atas meja yang sedang Sania tempati. Dia melihat orang yang mengganggu me timenya.
"Dia gay," Seno berucap dengan datar sambil menatap Sania.
Sania terkejut, dia kira Seno sudah pulang ke Indonesia, ternyata pemikirannya salah. Seno malah mencari tahu siapa itu Dave. Dan sekarang Sania mendapatkan foto yang membuktikan kalau Dave seorang gay.
Seno duduk di kursi depannya. "Dave-mu itu gay. Tidak mungkin kau hamil anaknya." Seno tertawa meremehkan.
"Kenapa memang kalau dia gay? Yang terpenting dia masih punya sperma untuk menghamiliku." Balas Sania telak, membuat Seno geram.
"Yang benar saja Sania, dia tidak akan mau menghamilimu. Kamu bahkan baru mengenalnya saat dirimu sudah hamil. Kamu juga tidak mengenali dia terlebih dahulu, tapi kamu kenal ibunya. Dan ibunya menyuruhmu untuk tinggal dirumahnya, sampai saat ini pun kau tetap tinggal di rumah itu, walaupun ibu dari pria itu sudah meninggal satu tahun yang lalu." Sania bingung bagaimana Seno bisa dengan mudah mengetahui kehidupannya selama di sini.
"Kalau memang bukan dia lalu kenapa? Itu hak ku untuk tidur dengan siapaun." Balas Sania emosi, Seno pun mulai tersulut emosinya.
"Memangnya sudah berapa laki - laki yang menggunakan tubuh mu selain saya?"
"Shit." Seno memejamkan matanya saat wajahnya disiram dengan segelas teh.
"KURANG AJAR! JAGA MULUT MU! TERLEBIH, AKU SUDAH TIDUR DENGAN BERAPA LAKI - LAKI PUN, ITU BUKAN URUSANMU. BAJINGAN!" Sania pergi meninggalkan Seno, dia masuk ke dalam ruangan kerjanya.
Seno mengambil tissu yang ada di meja, dia mulai membersihkan wajahnya. Sekarang semua bajunya basah dengan susu, pegawai toko yang sedang berada disana pun terus memperhatikan Seno. Mereka bertanya - tanya, siapa laki - laki yang telah membuat Bos baik hatinya bisa semarah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imperfect Man - (The End)
Romance18+ Sania memang terkejut saat melihat wajah itu. Tapi Sania lebih terkejut saat melihat mata itu memancarkan kesedihan yang sangat dalam. Sania tahu bahwa dia melakukan kesalahan saat itu. Sania telah masuk ke dalam jerat pria dewasa yang berumur...