Halloooooo guys!
So happy to come back!
Kalian tunggu aku ga sih? Wkwkwk
Aku ke geeran bgt ya hmm 👉👈
But seriously, aku nunggu banget kalian baca, vote dan comment lohhh!!
Aku juga nunggu buat kalian follow aku hehehe
Maap ya aku banyak permintaan:(
Dah lah... Enjoy guys bacanya❤
.
.
.
.
.
.
."Om lepas." Sania berusaha melepaskan pelukan Seno. Tapi malah ditahan oleh Seno.
Suara pintu dan panggilan dari luar mengagetkan Sania. Dia mendorong dengan cepat pelukan Seno dan langsung kabur ke dalam kamar mandi untuk bersembunyi. Seno yang melihat itu keheranan dengan sikap Sania, seperti maling yang ketahuan mencuri pikirnya.
"Kenapa William?" Tanya Seno saat membuka pintunya.
"Ini aku lupa, Om bram nitip berkas buat Daddy." Sambil menyodorkan sebuah berkas kepada Seno. Setelahnya William langsung pergi dari kamar Seno dan kembali ke ruang keluarga.
"Dia sudah pergi." Kata Seno menghampiri Sania yang sedang bersembunyi di dalam kamar mandi. Sania langsung menghela napas saat mendengarnya.
"Yaudah aku langsung ke bawah ya Om." Belum sempat Sania keluar dari kamar mandi, tangannya sudah lebih dulu dicekal oleh Seno.
"Disini saja dulu."
"Nanti Willy cariin aku, Om." Kata Sania sabar. Sania sempat kesal tadinya dengan sikap Seno yang kekanakan. Apalagi Seno terlihat tidak peduli dengan alasannya.
"Kalau gitu, Om mau ikut aku ke bawah?"
"Saya nggak bisa." Kata Seno lirih.
"Kenapa?"
"Kamu tahu alasaannya Sania," Sania hanya menghela napas kembali.
"Saat ini hanya ada aku, Willy dan Mbok Inah aja dirumah, Om." Seno menatapnya.
"Saya tetap ga bisa, Sania."
"Semua orang punya kekurangan dan kelebihan masing - masing Om. Semua orang disini menerima Om, mungkin yang masih perlu ditanyakan, apakah Om Seno sudah menerima diri Om sendiri?"
Perkataan Sania berhasil menampar Seno dari kenyataan, perlahan dia melepaskan cekalan tangannya dari gadis itu. Tak lama Sania keluar dari kamar Seno dan menuju ruang keluarga.
____
"Lo kemana aja si San, lama banget. Gua liat di kamar mandi bawah nggak ada lo. Lo pake kamar mandi mana?" Kata William kesal."Kamar mandi tetangga lo." Hal itu membuat William menyemburkan tawanya.
"Tapi seriusan lo ke tetangga gua?"
"Enggak lah bego. Udah tau gua di kamar mandi atas." William membalasnya dengan ber-oh.
Setelah itu mereka melanjutkan aktivitas mereka. Sania terus memikirkan perkataannya pada Seno. Ia takut perkataannya menyakiti Seno, sebab saat kalimat terakhir yang dia lontarkan, laki - laki tersebut tidak menjawab dan ekspresinya tidak bisa diartikan.
Hari telah memasuki jam makan siang, Sania membantu Mbok Inah menyiapkan makan siang di meja makan sedangkan William hanya duduk dengan santai menunggu makanan siap. Saat Sania telah duduk dan ingin menikmati makan siangnya, dentingan sendok yang jatuh mengagetkannya.
"Kenapa mbok?" Tanya Sania yang melihat ternyata Mbok Inah pelakunya. Matanya terlihat terkejut melihat arah bekang Sania. William yang juga duduk disebrangnya pun tampak terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imperfect Man - (The End)
Romance18+ Sania memang terkejut saat melihat wajah itu. Tapi Sania lebih terkejut saat melihat mata itu memancarkan kesedihan yang sangat dalam. Sania tahu bahwa dia melakukan kesalahan saat itu. Sania telah masuk ke dalam jerat pria dewasa yang berumur...