25

43.4K 1.8K 72
                                    


"I can help you, if you ask honey..."

.
.

Sania benar - benar terkejut saat melihat orang yang ada dihadapannya, dia merutuki kebodohannya yang tidak mengunci pintu terlebih dahulu. Orang itu menutup pintu kamar dan mendekatinya.

"O-om mau apa?" Tanya Sania gugup saat orang yang difantasikan berada di depan dan menuju ke arahnya.

"Bukannya Om sudah naik pesawat?" Tanya Sania saat pertanyaan pertamanya tidak dijawab oleh Seno.

"Belum, penerbangan saya ditunda sampai nanti malam." Jawab Seno saat duduk ditempat tidur Sania. Dia menahan mati - matian hasratnya saat ini, juniornya bahkan sudah terbangun saat dia mendengar Sania mendesahkan namanya.

"Kalu begitu... Se-sedang apa disini?" Sania makin gugup saat Seno mulai mengelus rambutnya.

"Mendengarkan seorang wanita mendesahkan nama saya," Sania langsung melotot dan wajahnya memerah menahan malu.

"Hahahaha... Saya bercanda, tadinya saya kesini untuk memberikan sesuatu kepada Sean. Tapi dia tidak ada dirumah." Jawab Seno sambil tersenyum tulus ke arah Sania.

"Ka-kalau begitu Om bisa tunggu diluar." Sania mengeratkan selimutnya.

"Kamu tidak menginginkan saya?" Tanya Seno sambil mendekatkan wajahnya ke arah Sania. Dia ingin coba mencium wanitanya lagi, tapi saat wajah mereka tinggal beberapa senti Sania mengalihkan wajahnya. 

"Kamu seharusnya jujur dengan perasaan kamu," Seno menghela nafasnya kasar. "Sorry... Seharusnya saya tidak memaksa kamu." Lagi - lagi tatapan kekecewaan yang Sania lihat.

"Kalau begitu saya titip mainan Sean di ruang tamu. Saya pergi." Sania hanya diam. Apa yang seharusnya dia lakukan?

_____


Seno yang keluar dari kamar Sania hanya bisa tersenyum masam. Dia kira saat mengetahui Sania menjadikannya sebagai objek fantasi, Sania menginginkannya kembali seperti dulu. Tapi dia salah.

Sepertinya dia harus memulai semua dari awal tanpa Sania. Dia harus bisa melupakan Sania, dia tidak ingin Sania tersiksa jika dia memaksakan kehendak agar Sania kembali padanya. Dia tidak ingin cinta yang seperti itu.

Saat Seno terus berjalan, dari belakang ada yang menahan pergelangannya, memaksa dirinya berbalik. Orang itu langsung membingkai wajah Seno dengan tangan mungilnya, lalu berjinjit dan tanpa menunggu lama dia langsung melumat bibir milik Seno.

Seno yang mendapat serangan mendadak seperti itu hanya diam dan beberapa kali mengerjapkan matanya. Sedangkan Sania terus melumat bibir Seno.

"Jangan tinggalin aku... I need you," Katanya disela ciumannya bersama Seno.

Seno yang tersadarpun langsung ikut melumat bibir Sania, mengeksplor lidah ke dalam mulut Sania. Saling berbelit dan bertukar saliva. Seno menggendong Sania, dengan sigap Sania melingkarkan kakinya di pinggang Seno dan tangannya meremas rambut milik Seno.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Imperfect Man  -  (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang