Terimakasuh untuk kalian yang sudah memberikan vote dan comment!
it means a lot for me!
Love u guys
.
.
.
.
.Hari ini Sania akan menghabiskan waktunya bersama Davina. Mereka pergi kesalah satu pusat perbelanjaan. Sania sangat menikmati hal tersebut. Sania sangat jarang menghabiskan waktu untuk berbelanja seperti ini, dia lebih mengutamakan uangnya untuk ditabung.
"Lo mau beli apa lagi si Dav?" Kata Sania yang mulai lelah mengikuti Davina berkeliling. Bayangkan saja ini sudah sore hari dan mereka masih berkeliling di dalam mall ini.
"Sorry San gua kalap. Kayanya gua udah deh. Lo ada yang mau dicari lagi nggak? Baju lagi gitu?" Kata Davina sambil tertawa tak berdosa.
"Enggak, udah cukup. Tapi gua mau ke toko buku dulu" Kata Sania yang melihat barang belanjaan yang dibelinya. Sania sangat suka sekali membaca buku, terutama novel romance.
"Yaudah ayo kita ke toko buku." Mereka pun pergi ke toko buku. Tempat favorit Sania.
Sedangkan di tempat yang berbeda seseorang sedang risau menunggu kabar dari gadis yang mengisi pikirannya belakangan ini. Dia bahkan sudah mengirimkan pesan dan menelpone gadis itu berkali - kali, tapi tidak ada balasan.
"Kemana kamu Sania?" Kata Seno pada dirinya sendiri.
Hari sudah malam, saat itu lah Sania menyelesaikan kegiatan shoppingnya dengan Davina. Setelah sampai di kosannya, dia membersihkan tubuhnya dan langsung melihat telepone genggam yang sedari tadi diabaikannya. Betapa terkejutnya dia, saat melihat ada tiga puluh pesan dan lima belas panggilan tidak terjawab. Tentu itu dari satu orang, Seno.
Dia memang tidak memberitahu Seno kemana dia pergi hari ini, karena dia masih ragu. Apakah itu penting untuk Seno atau tidak? Niat awalnya dia ingin menghubungi Seno, tapi dia takut mengganggu waktu tidur Seno. Mengingat ini sudah tengah malam.
◻◻◻
Wangi cookies yang keluar dari panggangan di kamar kos Sania memenuhi ruangan tersebut. Sania akan membawa cookies ini untuk Seno, mungkin sebagai permintaan maaf untuk yang kemarin. Sania memberikan beberapa cookies juga pada kamar - kamar kos lainnya. Sania memang dekat dengan pemilik kamar lainnya karena sering membagikan cookies buatannya.
Saat sampai di rumah Seno, gadis itu langsung pergi ke lantai dua untuk langsung ke kamar milik Seno. Dia mengetuk pintunya beberapa kali. Seno pun membukakan pintu tersebut dan menutupnya kembali saat Sania sudah masuk. Seno diam tidak berbicara sepatah katapun. Seno langsung kembali duduk di sofa sambil memainkan laptopnya. Sania yang melihat itu sedikit bingung, dia langsung duduk disamping Seno.
"Om." Seno tidak menjawab panggilan Sania.
"Sania bawa cookies buat Om, tadi pagi Sania buat cookiesnya. Ini masih fresh from the oven loh, cobain deh," Lanjutnya. Sambil menyodorkan cookies tersebut.Seno tetap diam, bahkan dia tidak melirik Sania sedikitpun.
Eh ada apa sama Om duda yang hot ini? marah? Kata Sania di benaknya.
"Om. Ada aku loh lagi ngomong, masa nggak dijawab sih?" Kata Sania sebal. Seno hanya meliriknya sebentar, setelah itu di mengalihkan perhatiannya hanya pada laptop.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imperfect Man - (The End)
Romansa18+ Sania memang terkejut saat melihat wajah itu. Tapi Sania lebih terkejut saat melihat mata itu memancarkan kesedihan yang sangat dalam. Sania tahu bahwa dia melakukan kesalahan saat itu. Sania telah masuk ke dalam jerat pria dewasa yang berumur...