Chapter 3

2.3K 170 20
                                    

Karena terlalu asik dengan ponselnya untuk mencari sex toys tersebut, Ten tidak sadar jika sudah ada Yuta yang duduk disampingnya.

Yuta mengernyitkan dahinya heran sambil mengintip ponsel Ten.

"Untuk apa kau mencari barang itu?"

"ASTAGA YUTA! Kau membuatku terkejut bodoh!" Omel Ten.

"Untuk apa?" Ulang Yuta.

Ten menyembunyikan ponselnya, "Bukan urusanmu"

"Tidak ada yang perlu kau sembunyikan dariku. Cepat katakan dengan jujur" Paksa Yuta.

Ten berdecak kesal, "Ingin ku beli untuk diriku sendiri. Sudahlah, jangan banyak tanya"

"Kenapa?"

Ten menatap Yuta datar, dan detik berikutnya ia memelas.

"Aku sudah gila Yutaaa" Rengek Ten.

"Kau memang gila"

"Aaaaa tidak Yutaaa"

Ten membenamkan wajahnya menggunakan bantal sofa, dan kakinya ia hentak-hentakkan ke lantai.

"Kau ingin cerita?"

"Tapi janji, kau tidak akan mentertawakan ataupun menjauhiku" Ucap Ten lalu mengacungkan kelingkingnya kearah Yuta.

Yuta berdehem menanggapi ucapan Ten dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Ten.

"Jadi?"

Ten menghela napas pelan, "Kau tau tetanggaku yang pelayan restoran itu?"

"Ya, tadi aku bertemu dengannya di depan. Ternyata ia mengingatku dengan baik"

"Yutaaa, aku selalu horny saat melihatnya- ah bukan. Saat melihat leher jenjangnya. Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada diriku"

"Ternyata kau berotak mesum" Ledek Yuta lalu terkekeh.

"Sialan"

"Mesum adalah hal yang wajar.. hm bagiku" Ucap Yuta lalu terkekeh.

"Ku yakin ini beda. Lehernya sangat menggoda. AH SIAL! Jangan membahasnya, aku terus membayangkan dan kembali terangsang"

"Kau yang membahasnya bodoh" Cibir Yuta, dan dibalas pukulan dikepalanya oleh Ten.

"Gangguan" Gumam Yuta.

"Apa kau bilang?!"

Yuta mendengus kesal, "Kau ini galak sekali"

"Tapi, kenapa aku sangat tertarik dengan lehernya? Putih, jenjang, dan... nnghh"

Tanpa sadar Ten menggigit bibir bawahnya dan mendesah saat membayangkan leher Jaehyun.

· ┈┈┈┈┈┈ · ꕥ · ┈┈┈┈┈┈ ·

Saat kejadian tadi siang, Ten yang terangsang langsung menuntaskannya di kamar mandi. Sedangkan Yuta menggeleng heran karena perilaku Ten kali ini.

Setelah makan siang, mereka berdua pergi ke kantor karena Ten akan mewawancarai calon karyawan baru.

Kini hari sudah gelap, jam menunjukkan pukul 8 malam. Ten baru saja tiba di rumahnya.

Ia pergi mandi dengan air hangat untuk menghilangkan rasa penatnya.

"Tidak sia-sia aku sendiri yang mewawancarai. Pria tampan tidak boleh dilewatkan"

Ponsel Ten berdering saat bertepatan dengan ia keluar dari kamar mandi, tertera nama Yuta di layar. Ia pun segera menjawab panggilan tersebut.

"Ada apa?"

"Nam Joohyuk akan mulai bekerja besok"

"Siapa Joohyuk?"

Yuta berdecih di sebrang sana, "Karyawan baru, bodoh. Kau baru saja melakukan wawancara dengannya"

"Tidak sopan! Aku ini atasanmu Nakamoto!" Omel Ten.

"Maafkan aku Tuan Lee" Ledek Yuta.

"AH! PRIA TAMPAN TADI" Teriak Ten saat mengingat orang yang baru ia wawancara siang tadi.

"Astaga tuan, anda membuat siput di telingaku bangun"

Ten terkekeh pelan, "Ia tampan. Apakah sudah memiliki kekasih atau belum?"

"Mau ku carikan info tentangnya?-- hei sebentar. Kau tertarik dengannya?"

"Tampan dan pintar. Siapa yang tidak tertarik dengannya?"

"Lalu bagaimana Jaehyun tetanggamu itu?"

Ten terdiam sejenak lalu berdehem, "Apa maksudmu?"

"Jangan berpura-pura tidak tau"

"Hm. Sebenarnya aku penasaran dengannya. Cari semua info tentang Jaehyun"

"Baiklah, semua info akan ku berikan padamu secepat mungkin"

Panggilan suara dimatikan secara sepihak oleh Ten.

Ia membaringkan dirinya diatas ranjang. Matanya menatap kosong langit-langit kamar.

Ia sudah memakai piyama dan bersiap untuk tidur. Tapi ada saja yang mengganggi pikirannya.

"Namanya.. Jaehyun. Lehernya sangat menggoda, aku ingin menyentuh dan menciumnya"

Ten mengambil gulingnya kemudian ia peluk.

"Leher jenjang dengan urat-uratnya yang terlihat karena kulit yang putih.. sungguh aku ingin-- nnghh tidak. Aku tidak habis pikir dengan diriku sendiri"

Ten mengelus penisnya yang masih terbalut celana. Kemudian ia memeluk gulingnya dengan erat dan menggesekkan penisnya dengan guling.

Penis Ten sudah menegang sempurna. Ia terus menggesekkan penisnya yang masih terbalut piyama dengan gulingnya hingga cairan precum keluar.

"Nnghhh"

Kemudian Ten melucuti pakaiannya sendiri dengan cepat dan tak sabaran. Menyisir rambutnya kebelakang dengan tangan, lalu duduk diatas gulingnya.

Ia mulai bergerak maju mundur, jarinya memilin dan mencubit kecil putingnya sambik terus mendesah.

"Aahh"

Ten mencapai klimaksnya. Merasa belum puas, ia merubah posisi menjadi berbaring. Ia membuka kakinya lebar-lebar dan memasukkan jarinya kedalam lubang anal yang sudah basah

Ia mulai mengocoknya dengan kencang sambil memilin putingnya.

Nafas Ten tidak beraturan saat kini ia mengocok penisnya dengan tidak sabaran untuk mencapai klimaks.

"Nghh aahh"

Akhirnya Ten mencapai klimaksnya yang kedua. Ia pun menarik selimutnya lalu memejamkan mata.

Ten tidur tanpa berniat untuk membersihkan cairannya terlebih dahulu.

🌼🌼🌼

TBC

🌼🌼🌼

Masih tahan baca Ten yang masturbasi mulu? Wkwk.

Skip aja kalo ga suka.

Book ini isinya anu mulu setiap chapter☻☻☻

Sugar Mommy | JaetenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang