1 | BWS

4K 345 46
                                    

“Kalian harus mencari bendera sebanyak-banyaknya. Yang laki-laki berwarna biru dan perempuan berwarna merah. Siapa yang dapat paling banyak dialah pemenangnya. Paham semua?” jelas Pak Dadan yang sepertinya untuk 100 kalinya. Sampai-sampai beberapa siswa ada yang hampir tertidur karena lamanya interuksi yang diberikan oleh Pak Dadan.

“PAHAM BANGET PAK! KALAU BAPAK JELASIN LAGI MALAH NGGAK PAHAM. JADI INI KAPAN BERANGKATNYA YA PAK?” seru Bobby mengutarakan isi hati semua orang.

“Baik-baik! Pastikan peralatan kalian sudah lengkap dan harus sudah kembali kesini paling lambat jam lima tepat. Lebih dari itu kalian gagal. Jangan mencar dan tetap bersama kelompok mas—”

“JADI KAPAN PAK?” Bobby berseru lagi.

“Bobby mulut kamu saya lakban lama-lama.” kesal Pak Dadan sebelum melanjutkan lagi, “Dimulai dari .... sekarang!”

Semua murid langsung bergegas masuk ke dalam hutan. Mereka memulai memasuki hutan pukul 1 tepat, jadi sekitar 3 sampai 4 jam mereka harus sudah kembali ke perkemahan. Tenang, jalanannya sudah ditandai jadi dipastikan tidak akan ada yang tersesat.

“Ini kalo menang dapet apa sih? Gue nggak mau ya kalo susah-susah nyari tapi cuma dapet buku sama pensil.” oceh Jennie disela-sela pencariannya mencari bendera.

“Bukan lo doang, gue aja ogah.” sahut Lisa sambil mengobrak-abrik dedaunan yang gugur, siapa tahu ada bendera yang terkubur di dalamnya.

“Yeay dapet!” seru Rose sambil mengangkat bendera yang ia dapat dari balik semak-semak. Namun, ketiga sahabatnya malah menatapnya kesal.

“Itu buat cowok Rose sayang. Bendera kita tuh merah!” Jisoo berujar kesal.

“Eh emang iya?”

“Enggak!” seru mereka bertiga minus Rose.

Rose merengut lalu meletakkan benderanya kembali ke tempat semula.

“Balik aja yuk, ngantuk gue tuh.” celetuk Lisa. Sontak ketiga orang disampingnya menoleh.

“Ini nih bunda akibat keseringan nyemil masako.” ujar Jisoo sebelum melanjutkan lagi, “Tapi boleh juga ide lo.”

“Monyet!” umpat Lisa.

Mereka berempat mendekat satu sama lain dan sedikit bersembunyi di balik semak-semak, takut ada kelompok lain yang melihat.

“Tapi kita jangan puter balik. Tau sendiri Pak Dadan sama antek-anteknya duduk anteng di pos depan.” ujar Jisoo. Ketiganya mengangguk setuju.

“Terus lewat mana?” ujar Rose.

“Ekhem ekhem.” Lisa tiba-tiba membusungkan dadanya. Lantas semuanya tersentak heran.

“Paan sih?” Jennie berujar sinis, enek melihat muka Lisa yang pede kebangetan.

“Gue tau jalan pintas.”

Bravo!” Rose bertepuk tangan, bangga. Sedangkan Jennie dan Jisoo biasa saja.

“Elah, lo berdua tepuk tangan kek!”

“Kalo kita tepuk tangan yang ada semuanya pada kesini dan pada ikut tepuk tangan, bego!” jawab Jisoo.

Lisa cengengesan. Benar juga, pikirnya.

“Yaudah cepet jalan, mumpung sepi sekarang.” ujar Jennie.

Mereka berempat kemudian jalan kearah yang berlawanan dengan Lisa di depan menunjukkan jalan. Sebenarnya Lisa tidak tahu jalan pintas, yang dia tau adalah taman bunga kecil di tengah hutan. Lisa melihat penampakannya di Instagram yang membuat dia ingin mengunjunginya dan sedikit mengambil foto disana.

𝐁𝐫𝐞𝐚𝐭𝐢𝐜𝐞 𝐖𝐢𝐭𝐜𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang