15 | BWS

849 184 28
                                    

Suasana di hutan semakin mencekam. Hawa dingin mulai membuat badan Jisoo sedikit bergetar. Beruntung hari ini bulan purnama, jadi Jisoo masih sedikit bisa melihat sekitar, walau remang-remang. Jisoo sudah tidak bisa mencari jalan keluar lagi. Dia terlalu lelah setelah berlarian kesana-kemari berjam-jam lamanya. Dan sekarang dia mungkin akan pasrah dengan air mata yang mengalir dipipinya. Ia juga terus-menerus menggigit bibir, ketakutan.

“Halo? Ada orang?”

“Tolong!”

“Tolong!”

“Tolong!”

Jisoo menyerukan kata itu terus-menerus. Walaupun tidak ada jawaban sama sekali.

“Siapapun please tolongin gue. Kalo cowo gue jadiin pacar, tapi cowonya jangan kaya Bobby ya, lemes banget soalnya itu bocah. Terus kalo cewe gue jadiin babu. Canda tau, gue jadiin apa ya, gue jadiin rengginang gimana?” ujar Jisoo keras-keras. Entahlah mental Jisoo terbuat dari apa. Dalam keadaan seperti ini masih saja bergurau. Mungkin orang akan berpikiran seperti itu, padahal sebenarnya Jisoo seperti itu untuk mengurangi rasa takutnya.

Auuuuuuuuuuuu!

“MAMA HUAA!” Jisoo menangis histeris saat mendengar serigala mengaung. Sudah bukan jam kerja harimau lagi ini mah, tapi serigala. Jisoo jadi semakin takut saat mengingat malam ini bulan purnama. Menurut teori yang ia pelajari saat dulu menonton GGS sinetron favoritnya, serigala akan mencari mangsa pada jam-jam sekarang ini.

“Tolong!” seru jisoo lagi. Dan seperti biasa, tidak ada jawaban. Hanya terdengar suaranya yang memantul kembali.

Auuuuuuuuuuuu!

“MAMA!” Jisoo menjerit, dia semakin mengeratkan pelukan ke kakinya. Jangan tanya dia takut atau tidak, karena kalian mungkin akan pingsan jika sekarang berada di posisinya.

Jisoo bahkan menutup mata saking takutnya. Mungkin akan lebih baik jika dia tertidur hingga esok pagi. Tapi sayangnya dia tidak bisa tidur saking takutnya. Bisa saja serigala akan memakannya saat ia tertidur kan?

Auuuuuuuu!

Entah kenapa, lama-kelamaan aungan serigala itu semakin dekat dengan Jisoo.

Auuuu!

Jisoo menggigit bibirnya keras, sampai sedikit mengeluarkan darah. Dia rasa hidupnya mungkin akan selesai saat melihat satu serigala berwarna putih berdiri sekitar 200 meter darinya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat, berusaha menahan isakan tangis agar tidak terdengar oleh serigala itu. Perlahan dia memundurkan badan dan berlari secepat yang ia bisa. Setidaknya dia akan berusaha untuk hidup. Jisoo masih harus keluar dari dunia ini dengan ketiga temannya.

Auuuu!

Sial, serigala itu mengejar Jisoo sekarang.

“Tolong!” seru Jisoo sambil terus berlari sekuat yang ia bisa.

Bruk!

“AH!” Jisoo tersandung akar pohon yang keluar di permukaan. Hal itu membuat tangan kanannya kembali sakit dan salah satu kakinya keseleo. Jisoo menangis, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Dia berusaha bangkit, namun terlalu sulit. Jisoo terduduk kesal menahan sakit. Ditambah serigala itu yang kini memandangnya dengan kelaparan seolah Jisoo adalah makan malam spesial.

Auuuu!

“Blake!”

Jisoo mendengar orang berseru barusan. Dia tersenyum ditengah tangisnya, merasa ada secercah harapan.

“Tolong!” seru Jisoo.

“Blake apa yang kamu lakukan disini? Ayo pulang!”

Tidak terlalu jelas, tapi Jisoo bisa melihat ada orang berperawakan tinggi menghampiri serigala itu. Bentar, serigala?!

Jisoo berusaha bangkit dan berjalan ke arah orang itu dengan susah payah.

Auuuu!

Sedikit terkejut, tapi Jisoo terus berjalan mendekat.

“Blake, sudah cukup bermainnya. Ayo pulang. Blake!”

Entah suasananya yang terlalu gelap atau apa namun kenapa Jisoo tidak bisa melihat apa-apa? Semuanya mendadak kabur. Ia mengerjap-erjapkan matanya dan tetap saja pandangannya tidak berubah dan malah semakin kabur saja.

Dia tidak ingin menyerah, dia terus melangkah dengan sisa tenaga yang ia punya. Sampai akhirnya ia rasa sudah berada tepat di depan orang itu dan serigala tadi.

“Tolong ....” ucap Jisoo pelan sebelum akhirnya tumbang. Beruntung orang itu cepat menangkap Jisoo, kalau tidak Jisoo akan jatuh ke tanah.

“Blake, siapa orang ini?” tanya orang itu pada Blake, serigala yang mengejar Jisoo tadi.

breatice witch school

Niatnya ingin menenangkan diri tapi jadinya malah tidak tenang saat mengetahui sesuatu yang barusan Sehun dengar. Masalahnya sekarang sudah larut, jika Jisoo tersesat di hutan atau terjebak di suatu tempat tidak aman, kan? Sehun menggeleng-gelengkan kepala, kenapa dia jadi mengkhawatirkan Jisoo? Toh, mereka punya hubungan yang baik pun tidak.

Sehun rasa dia tidak perlu memikirkan hal itu, karena pasti Miss Chyntia sedang berusaha mencari Jisoo sekarang. Tapi entah kenapa untuk menutup mata sekejap pun dia tidak bisa. Tidak, dia tidak peduli. Mungkin hanya kasihan saja jika esoknya Jisoo ditemukan sudah mati. Atau memang benar-benar peduli?

Tidak ingin berlama-lama, Sehun segera berdiri dan mengangkat tangannya untuk mengeluarkan sapu terbangnya. Tapi sebentar, kenapa sapu terbangnya tidak keluar? Sehun sudah mencobanya berkali-kali, namun tetap saja tidak bisa. Ada apa?

“Jangan berusaha mencarinya sekarang, Sehun.” Miss Chyntia tiba-tiba muncul dari belakang Sehun.

Sehun menoleh kebelakang, sekarang dia mengerti kenapa sapu terbangnya tidak bisa keluar dari tangannya.

“Ibunda sudah tau tentang ini?”

Miss Chyntia menggeleng. “Saya harap Jisoo bisa ditemukan malam ini agar semua orang tidak tau tentang hal ini.”

“Lalu kenapa saya tidak boleh mencarinya?”

“Menurut para benda di asrama, Jisoo terakhir kali terlihat di taman. Saya rasa hanya ada satu kemungkinan, yaitu dia pergi ke hutan dan berakhir tersesat di dalamnya. Kau tau sendiri di dalam hutan sana sangat tidak aman.” ujar Miss Chyntia panjang lebar.

Sehun terkekeh kesal. “Tau tidak aman lalu kenapa melarang saya untuk mencarinya?”

“Karena jika kau ikut tersesat, keadaannya akan semakin runyam. Lagipula saya sudah mengirim pengawal untuk mencari keberadaannya.”

“Saya sudah sering kesana dibandingkan para pengawal. Kalau dipikir-pikir mungkin para pengawal itu yang akan tersesat?” ucap Sehun yang membuat Miss Chyntia terdiam.

Sehun mencoba mengeluarkan sapu terbangnya lagi, namun masih ditahan Miss Chyntia. Dia memandang Miss Chyntia lalu berkata, “Miss. Keadaan juga akan runyam jika tiba-tiba yang ditemukan hanya mayatnya saja.”

Miss Chyntia menatap Sehun, dia rasa ada yang berbeda dengan Sehun sekarang. “Tidak biasanya kau mengkhawatirkan seseorang? Dan apa saya tidak salah dengar? Kau bicara banyak tadi. Wah seharusnya—”

“Miss.” Sehun memandang datar Miss Chyntia.

Miss Chyntia menghela napas, susah memang pangeran satu ini. Dia menjetikkan jarinya, membiarkan Sehun mencari Jisoo.

“Jaga dirimu. Saya juga tidak ingin mendengar jika besok ada dua mayat yang ditemukan.”

Sehun tersenyum tipis, kemudian mengangguk mengiyakan. Dia menaiki sapu terbangnya dan melesat pergi mencari keberadaan Jisoo, seseorang yang entah bagaimana bisa membuat pangeran satu itu khawatir.

breatice witch school

hi.

hampir aja aku lupa up. btw ada yang tau majikan blake siapa? coba tebak!!

stay safe and stay healthy semuanya!

𝐁𝐫𝐞𝐚𝐭𝐢𝐜𝐞 𝐖𝐢𝐭𝐜𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang