5 | BWS

1.4K 232 28
                                    

Jisoo bergerak-gerik canggung di tempatnya. Dia tidak terbiasa dengan situasi yang seperti ini. Sepi dan tak ada satu pun orang yang berbicara. Padahal tidak ada orang yang mengajar di depan. Tapi semua orang tetap diam dan fokus dengan buku di mejanya. Yah terkecuali teman sebangku Jisoo sih. Siapa tadi namanya? Ah iya Bona, dia malah tidur molor tanpa beban.

Jisoo benar-benar bingung, mau tanya seseorang tapi mukanya seram-seram. Takut dianya, kalau mbok tiba-tiba disihir jadi belalang.

“Manusia disini memang gila belajar semua. Kecuali aku sih.”

Jisoo sedikit terlonjak saat tiba-tiba Bona bicara dan mengangkat kepalanya.

“Siapa nama kamu?”

“Gu—maksudnya aku Jisoo.”

Bona mengangguk-angguk. “Jangan takut gitu. Aku nggak akan nyihir kamu jadi belalang.”

Jisoo melotot. Kok?!

Bona terkekeh. “Kamu kaget mulu perasaan.”

“Lo—kamu kok bisa tau apa yang aku pikirin?” Jisoo geli sendiri pake aku-kamu an begini.

“Mudah bagi aku untuk baca pikiran seseorang. Oh iya, nama aku Bona. Dari Klan Gazzetta. Kamu dari Klan Brianna bukan?”

Jisoo mengangguk. “Kok tau?”

“Kan tadi kamu perkenalan di depan.”

Jisoo meringis malu, iya juga.

“Dan ya, sebelum kamu perkenalan aku—eh enggak kami semua juga udah tau.”

“Kok?”

“Klan Brianna salah satu Klan teratas yang di hormati semua orang. Jadi, saat ada kabar jika ada Klan Brianna yang akan sekolah di sini semua orang langsung gempar.”

Jisoo sedikit terkejut. Klan Brianna seterkenal ini emang?

“Ah iya. Sekamar sama aku mau?”

“Hm?”

“Asrama Aceir Class tidurnya sendiri-sendiri. Nggak kaya Ander yang 2 orang dan Alteir yang 4 orang.”

Jisoo yang IQ nya rendah itu mengerjap-erjap tak paham. Acer Acer apaan anjir? Batinnya.

“Lah terus kenapa lo—kamu malah mau tidur sama aku?”

Bona lagi-lagi terkekeh. “Aku nggak suka tidur sendirian. Jadi ya sebagai alasan nanti aku bilang aja kamu nggak bisa tidur sendiri. Pasti mereka bakalan ngizinin. Terkecuali kalau aku yang bilang gitu, mereka nggak akan peduli.”

“Tapi aku—”

“Nggak boleh nolak!”

"Pemaksaan banget ya."

Bona tertawa sebentar sebelum kembali berbicara, “Sebentar lagi kelas akan selesai. Hari ini para Mather sedang ada rapat di Kastil.”

"Terus?”

“Kamu mau jalan-jalan dulu atau mau langsung ke asrama?”

“Asrama.”

Bona mengangguk-angguk. “Kamu orangnya nggak suka jalan-jalan ternyata.”

Tidak lama kemudian bel berbunyi nyaring dan langsung membuat orang-orang di kelas dengan cepat membereskan buku-buku dan berjalan keluar. Ada juga yang langsung terbang dengan sapu terbangnya tanpa menunggu sampai di luar terlebih dahulu.

“Kamu mau aku boncengin?” tanya Bona sembari memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Jisoo menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. “Kita bisa jalan aja? Asramanya nggak jauh, kan?”

𝐁𝐫𝐞𝐚𝐭𝐢𝐜𝐞 𝐖𝐢𝐭𝐜𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang