21 | BWS

771 141 30
                                    

Pelajaran Madam Edenia benar-benar memusingkan. Syaratnya cuma fokus saja, tapi nyatanya fokusnya merambat kemana-mana. Jisoo sudah tidak sanggup. Bermenit-menit dia memandangi Sehun, berharap ada pikiran yang bisa ia tangkap, namun ternyata tidak ada. Alias Jisoo tidak bisa membaca pikirannya. Yang ada kepalanya ingin meledak karena terlalu berpikir keras. Mending kalau pasangan dia Bona, kan bisa tuh Bona ngasih tau apa yang sedang dipikirkannya. Lah ini? Oke, Jisoo akan mengarang jawaban saja.

Stop!”

Semua orang berhenti menatap pasangannya dan beralih menatap Madam Edenia.

“Dimulai dari Wendy, apa yang kau baca dari pikiran Axel?”

“Dia ingin bermain dengan Bedhol Madam.” jawab Wendy dengan senyuman khas orang pintar.

“Betul Axel?” Axel mengangguk.

“Selanjutnya, Sana.”

“Bona sedang memikirkan tanamannya Madam.” jawab Sana.

Madam Edenia menatap Bona, memastikan hal itu benar atau tidak. Bona mengangguk, “Benar Madam.”

Madam Edenia menanyai setiap orang satu persatu sampai sekarang tiba giliran Jisoo.

Jisoo menengguk ludah susah payah saat Madam Edenia dan anak lainnya menunggu jawabannya. “Dia ingin kentut Madam.”

Semua orang di dalam langsung tertawa keras, berbanding dengan Sehun yang sangat malu dicampur kesal. Bisa-bisanya Jisoo mengarang sesuatu yang sangat memalukan seperti itu.

“Bagaimana Sehun?” Madam Edenia menatap Sehun, memastikan.

“Salah. Justru dia yang ingin kentut.”

Semua orang bersorak meledek dan Jisoo meringis malu. Memang dia yang salah sudah bermain-main dengan Sehun, si penyihir tidak punya hati.

“Diam!” Madam Edenia memandang tajam semua orang yang bersorak. Kemudian berkata, “Jisoo ikut saya.”

Jisoo keluar dari kelas bersama Madam Edenia. Ditengah perjalanan Madam Edenia menatap serius wajah Jisoo. “Jisoo tolong belajar lagi. Kau sudah ketinggalan semua mata pelajaran ditambah sering tidak masuk kelas. Jika bulan depan kau masih seperti ini, akan saya rundingkan kepada Ratu Adresa untuk memulangkanmu.”

Jisoo melotot. “Madam kok?!”

“Sudah peraturan sekolah Jisoo. Jika kau tidak ada perkembangan dalam sebulan lagi, dengan terpaksa kami akan memulangkanmu.” ujar Madam Edenia sebelum akhirnya pergi meninggalkannya.

“Jika kau tidak ada perkembangan dalam sebulan lagi, dengan terpaksa kami akan memulangkanmu. Memulangkan kemana? Ke akhirat? Rumah gue aja nggak ada disini!” ujar Jisoo kesal sembari menghentak-hentakkan kakinya menuju kantin utama. Padahal sekarang bukan jam istirahat.

“Mau membolos?”

Jisoo tersentak kebelakang saat tiba-tiba mendengar suara mengejutkan dari depan. Ini Sehun titisan siluman atau apa kok bisa-bisanya sudah ada di depannya sekarang?

Namun Jisoo tetap berjalan tanpa menghiraukan kehadiran Sehun. Entah Jisoo yang kegeeran atau tidak. Tapi, akhir-akhir ini kok dia merasa kalau Sehun berusaha mendekatinya ya?

“Kamu tuli?”

Jisoo berhenti. Dia berbalik menghadap Sehun dengan kesal. “Iya aku mau bolos, puas?!”

“Sendiri?”

“Sama setan! Ya kamu buta?! Jelas-jelas sendiri!”

“Kemana?”

𝐁𝐫𝐞𝐚𝐭𝐢𝐜𝐞 𝐖𝐢𝐭𝐜𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang