Love in different form

LIDF🦋

LOVE IN DEFFERENT FORM🦋🌹

PERINGATAN :
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN DAN TIDAK PATUT DI TIRU.

BANYAK ADEGAN DEWASA NAMUN TIDAK DI JELASKAN SECARA DETAIL. JADI TOLONG YANG KOMEN. "kok banyak adegan itunya sih kak."

Iya sayang, kan sudah di kasih peringatan. Ini cerita khusus orang dewasa ya. Jadi kamu bisa skip atau cari cerita yang lain okeyy.

Cerita ini emang dewasa tapi penyampain naskah nya tidak terlalu vulgar.

HAPPY READING🦋

•
•
•
•

Pendek____

Apa kalian pernah mengenal cinta?sebuah perasaan yang saling mengikat dua orang melalui proses tersendiri, ada yang mengalami perasaan cinta sesudah menikah. Ada yang juga mencintai dalam diam dan ada rasa saling suka sebelum menikah. Satu lagi Kadang cinta kita bertepuk sebelah tangan bukan?

Kalian yang mana?

_______

Cinta itu tidak bisa di nanti nanti
Ambil dia dengan berani atau lepaskan dia dengan ikhlas

Prinsip itu lah yang di terapkan pada diri seorang  Jeon Lee Jungkook. menurut dirinya berpacaran adalah sebuah omong kosong, dirinya sangat benci dengan kata berpacaran, berpacaran lama kadang tidak menjamin keseriusan.

Jadilah lelaki pemberani yang berani melangkah maju demi masa depan. kata kata itu yang selalu ia katakan pada dirinya sendiri.

"Kondisikan wajahmu jangan sampai para pelayan mual karena melihat wajahmu."

"Baiklah" Jawabnya lirih, ia menahan rasa sakit di dadanya. Entah kenapa Lalice sekarang kehilangan sikap keras kepalanya semenjak kejadian tadi malam.

Jungkook melirik Lalice malas, ia sudah tahu wanita itu akan menangis, tetapi cara itulah yang di gunakan oleh Jungkook kepada Lalice, dirinya tidak ingin melihat Lalice yang selalu menangis "Cengeng." Gertak Jungkook menatap sang istri tajam.

"Maaf."

"Kau bawa kopermu naik tangga, jangan sesekali naik lift. Paham!?"

Dengan anggukan kecil Lalice menjawab, jika di tanya apakah dirinya setuju. Tentu saja dirinya akan menjawab TIDAK, bagaimana bisa ia membawa koper sembari naik sampai ke lantai empat.

Tidak memperdulikan wanitanya, Jungkook berlalu pergi meninggalkan Lalice yang terdiam menahan tangis.

Dengan langkah pelan Lalice berjalan menunduk sambil menyeret kopernya, beberapa pelayan menatap Lalice iba. Mereka ingin menawarkan agar Lalice menaiki lift khusus para pelayan tapi mereka juga merasa takut kalau kehilangan pekerjaannya.