BAB 22

5.4K 822 61
                                    

Setiap pagi Keyla akan melihat kedatangan Arnelita di dapurnya, melihat kehadiran Arnelita membuat Keyla malas untuk sarapan di rumah. Sengaja dia pagi-pagi sekali sudah minta di jemput Anita dan pergi sarapan berdua, tidak di perdulikannya protes Igas atas tindakannya itu. Melihat mertuanya saja dia sudah malas, di tambah sarapan bareng, rasa-rasanya dia tidak sanggup untuk menelan makanannya. Pindah rumah memanglah pindah rumah, tapi setiap hari mertuanya itu akan datang melihat anak laki-lakinya. Kalau biasanya yang seperti itu adalah orang tua perempuan tapi dalam kasus Keyla terbalik, suaminya lah yang di kunjungi oleh ibunya setiap hari.

"Mbak mau sarapan apa?" Anita menyetir mobil dengan hati-hati. Itu sudah menjadi SOP nya dari Igas saat membawa Keyla mobilnya tidak boleh melebihi kecepatan 50, bawa nenek-nenek aja gak sampe di atur-atur begini. Bos nya itu banyak aturan kalau sudah menyangkut istrinya. Sebelum pergi kemana-mana dia harus lapor terlebih dahulu.

"Sarapan bubur ayam aja enak kali ya" Keyla asik membalas pesan dari grub wa keluarganya, mereka beramai-ramai ingin meminta traktiran Aira yang berulang tahun kemarin, tentu saja gadis itu menolak dengan seribu cara. Aira malas sekali bertemu dengan om dan tantenya karena mereka semua pasti akan menjodohkannya, hanya karena usianya sudah hampir berkepala tiga. Sementara Aira sendiri masih sibuk dengan karirnya.

Keyla tersenyum sendiri melihat sticker yang di kirimkan Aira, tampak sudah putus asa tidak sanggup berkata-kata maka stickerlah jalan keluarnya.

"Mbak udah sampe" Anita memarkirkan mobilnya di depan ruko yang menjual bubur ayam. Bubur ayam ini cukup terkenal karena banyaknya toping dalam semangkuk buburnya. Saat mereka berdua hendak turun, handphone Anita berbunyi "Pak Bos" ucapnya, menandakan kalau yang menelepon adalah Igas. Keyla tidak perduli, dia tetap melangkahkan kakinnya keluar mobil dan menuju meja untuk memesan bubur ayamnya.

"Iya Pak, kita makan bubur ayam di ruko dekat kantor"

Sambil berjalan Anita terus mendengarkan pesan-pesan alias perintah Igas

"Baik Pak, mengerti"

Dan setelahnya telpon di tutup, barulah Anita menghela nafas lega. Melihat Anita seperti itu Keyla hanya tertawa.

"Setiap kali menerima pesan dari bos, kamu langsung cemberut" ejek Keyla

"Mbak, gak lebih menderita dari aku. Aku menerima perintah bos saat jam kerja, sedangkan mbak 24 jam dalam pengawasannya. Pesen bos, nanti siang dia mau makan siang di kantor dan menunya juga sudah di pilihkan sama bos, jadi gak ada hunting makan siang lagi" di kalimat terakhirnya Anita nampak senang. Karena sudah beberapa hari ini dari sarapan pagi sampai makan siang, nyonya bos ini selalu mengajak dia makan di luar.

Sekarang giliran Keyla yang cemberut, kalau makan siang di kantor selera makannya bisa hilang. Apalagi makan dengan di temani Igas yang menyebalkan.

Keyla memesan bubur ayam tanpa toping ati ayam, sedangkan Anita semua toping di pakainya.

"Mbak maaf sebelumnya saya nanya masalah pribadi" sedekat apa pun Anita dengan Keyla bagaimanapun Keyla adalah bos dan istri dari bos nya, jadi untuk membicarakan masalah pribadi dia harus meminta izin dulu. Rasa penasarannya dari dulu hari ini harus di tanyakannya.

"Ya gak apa-apa, tanya aja" Keyla menghentikan makannya dan bersiap menerima pertanyaan Anita

"Mbak aku penasaran banget, Pak Igas selama ini kita tahunya seorang bujangan dengan calon istri yang sudah di siapkan sama ibunya tapi tiba-tiba mbak datang dan langsung jadi istrinya" Anita sampai mengangkat sebelah alisnya karena rasa penasarannya, di tatapnya dengan serius wajah Keyla.

"Aku gak datang tiba-tiba, aku udah jadi istrinya sejak aku berusia 19 tahun" jawaban Keyla membuat Anita melotot kaget.

"Jadi Pak Igas selama ini sudah menikah?"

RepairedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang