BAB 10

7.2K 1.1K 111
                                    

Dari posisi duduk karena Keyla yang banyak berontak karena gerakan bibir Igas yang menuntut serta gerakan tangannya yang berusaha untuk menjamahinya. Keyla menjadi terguling di atas sofa dan posisi ini lebih banyak menguntungkan Igas karena lelaki itu lebih leluasa untuk menjamahinya. Keyla mencubit pinggang Igas dengan kuat dan berhasil membuat Igas menghentikan ciumannya untuk melotot marah padanya.

"Kamu mesum, tua otak mesum" marah Keyla

Igas tersenyum, tangannya yang berada di balik baju Keyla meremas sesuatu yang membuat Keyla teriak kaget. Igas tertawa terbahak.

"Kamu bener-bener mesum, minggir. Atau aku teriak biar semua karyawan kamu masuk dan ngeliat kamu ngelakuin pelecehan ini ke aku" ancamnya

Igas mengangguk mendengarkan "Teriak dan kita lihat siapa yang lebih malu, saya suami kamu tidak ada yang salah mencumbui istrinya yang salah hanya lokasinya di lingkungan kerja. Ngomong-ngomong soal lingkungan kerja, ini tempat kerjamu buka saya"

"Minggir" Keyla berusaha membebaskan diri dari kungkungan Igas dan Igas masih enggan untuk melepaskannya.

" Keyla" Igas memanggil namanya dengan lembut dan penuh penekanan "Kemana Keyla gadis polos dan tidak banyak bicara yang dulu, yang ada sekarang adalah gadis pembangkang dengan mulut yang tajam"

Keyla berhenti meronta, gadis itu balik memandang Igas

"Kemana Igas yang dulu lembut dan penuh perhatian, yang ada sekarang hanyalah lelaki tua yang mesum dan penuh birahi"

Bukannya marah, Igas malah tertawa. Ini tawa keduanya yang di lihat Keyla, hilang sudah sosok Igas yang tegas kaku dan penuh wibawa beberapa menit lalu.

"Mesum eh" Igas mengucapkannya dengan senyum nakal dan berikutnya yag di lakukanya mampu membuat Keyla menggeliat karena Igas mencumbui lehernya, tangan Keyla tidak bisa lagi begerak untuk menghentikan Igas karena di tangkap lelaki itu terlebih dahulu, yang bisa di lakukan Keyla adalah berusaha untuk menjauh.

Setelah puas bermain-main di leher Keyla, Igas mengangkat wajahnya memandangi leher dan bahu Keyla yang sedikit terbuka dan penuh dengan tanda kissmark buatannya.

"Birahi?" ucap Igas seolah olah memikirkan sesuatu dan kemudian dengan senyum nakalnya Igas menekankan bagian bawah tubuhnya pada Keyla. Mata Keyla membulat sempurna merasakan sesuatu yang menekannya di bawah sana, rona merah menjalar dari leher ke pipinya.

"Seusiaku untuk birahi dengan istri, sangat wajar"

"Berhenti ngelakuin pelecehan seperti ini" ucap Keyla penuh peringatan

"Pelecehan?" Igas mengangkat sebelah alisnya "Bagaimana kalau kita menamainya hukuman. Hukuman untuk istri yang pergi dari rumah tanpa izin suami" Karena amarahnya Igas mengendurkan penjagaan kungkungannya dengan Keyla, gadis itu memanfaatkan kesempatan untuk membebaskan diri dan buru-buru berdiri merapikan pakaian dan rambutnya yang berantakan serta berusaha mengatur pernafasannya.

"Aku tidak perlu izin karena kamu tahu kalau hari itu aku berangkat ke Bandung. Tapi kamu gak ada di rumah dan memilih untuk mengantar mak. . . mama kamu dan mantan tunangan kamu" hampir saja di tengah amarahnya Keyla mengatai mertuanya di depan anaknya.

"Aku tidak pernah meminta izin untuk pergi kemanapun" imbuhnya

Igas yang sudah duduk dan merapikan pakaiannya, menggelengkan kepala "Mulai hari ini dan seterusnya setiap kali kamu pergi kamu harus izin, tanpa persetuhuanku kamu gak boleh pergi"

"Aku gak perlu izinmu"

Lagi-lagi Igas menggeleng, tidak akan pernah bisa di atasi perempuan yang mengomel dalam marahnya.

RepairedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang