BAB 3

7.1K 1K 63
                                    

Jalannya untuk menghampiri Adrian terhenti ketika dirasanya rok yang dipakainya basah dan di lihatnya ada anak kecil yang sedang menangis sambil menatap wajahnya dengan ketakutan. Keyla tersenyum dan duduk mensejajarkan diri dengan tinggi anak laki-laki itu.

"Cupp cupp, jangan nangis ya. Ga apa apa tante gak marah. Anak cowok gak boleh nangis."

Di elusnya dengan penuh rasa sayang kepala anak itu agar dia berhenti menangis. "Nanti baju tante kering kok" tangannya dengan lembut menghapus air mata yang masih saja terus membasahi pipi anak laki-laki itu.

"Mmaaaaf" anak itu mengucapkannya dengan terbata di sela isak tangisnya

"Iya sayang, ga apa apa"

Suara langkah kaki cepat menghampirinya "Rio, kenapa sayang?" Perempuan muda seumuran Keyla datang dan langsung meraup anak itu ke dalam pelukannya.

"Baju tante basah ma, karna Rio" anak itu kembali menangis di pelukan mamanya.

"Ga apa sayang, tante ga apa-apa. Kamu jangan nangis lagi ya"

Keyla bertukar senyum dengan mama  dari anak bernama Rio dan mengelus kepala Rio untuk menenangkannya.

"Keyla?" Lelaki yang sejak tadi berdiri dan mengamati mereka memanggil namanya dengan nada memastikan.
Senyum tulus Keyla berubah menjadi senyum canggung

"Dokter Dion" sapanya.

"Dion?" Perempuan yang menggendong anak laki-laki itu tampak kebingungan, sementara Dion hanya tersenyum tanpa memberi penjelasan.

Keyla tidak peduli apa yang mereka berdua debatkan nanti, baginya janji dia dengan Adrian lebih penting.

"Jangan nangis lagi sayang ya, tante ga apa-apa" di usapnya kepala anak itu sebelum dia berpamitan pada kedua orang tua anak itu.

"Pa, kok perempuan tadi manggil kamu Dion, nama kamu kan Danerio" istrinya jelas heran kenapa tiba-tiba ada perempuan cantik yang memanggil suaminya dengan nama yang berbeda.

Dion tersenyum "semua orang manggil Dani, tetapi cuma Keyla yang manggil nama aku Dion, dari dulu dan tidak pernah aku membenarkan bahwa namaku Danerio, biarlah hanya dia"

Wajah istrinya langsung cemberut, dengan masih mengelus punggung anaknya istrinya menatapnya galak "itu mantan pacar kamu ya, kamu masih nginget dia ya" tuduhnya

"Sembarangan kamu ma!" Dion tidak terima.

"Gak ngaku lagi" istrinya berjalan cepet meninggalkannya dengan menggendong anaknya.

Dion tidak tinggal diam, dia juga berjalan cepat untuk menyusul anak dan istrinya "Jangan ngambek ma, dia itu istrinya Igas"

Langkah kaki istrinya terhenti "Igas yang itu" istrinya memastikan dia tidak salah orang.

Dion mengangguk, membenarkan.

"Kapan dia menikah? Bukannya dia memang mau hidup membujang, umurnya sudah 38 tahun dan semua orang tahu kalau dia membatalkan pernikahan dengan tunangannya.  Sekarang papa bilang itu istrinya, dia baru menikah minggu kemarin?"

"Bukan ma. Ceritanya panjang. Tapi yang jelas itu istrinya Igas. Ayo kita pulang, papa mau nelpon Igas"

Cepat-cepat Dion membawa anak dan istrinya pulang kerumah dan memberi kabar ini kepada Igas.

* * *

"Rok kamu kenapa Key?"

Hal pertama yang di tanyakan Ardian begitu melihat rok Keyla yang basah.

"Oh ini, ketumpahan air minum. Tadi ada anak-anak gak sengaja nabrak aku" dengan santainya Keyla duduk di hadapan Ardian tanpa mengeluhkan rok dan penampilannya.

RepairedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang